Aruna, platform integrasi perdagangan ikan, mendapatkan suntikan dana lanjutan seri A senilai US$30 juta. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Vertex Ventures Southeast Asia & India, diikuti oleh AC Ventures, East Ventures (Growth Fund), Indogen Capital, SMDV and SIG Venture Capital. Total dana yang dikumpulkan Aruna untuk seri A ini melonjak menjadi US$65 miliar atau hampir Rp1 Triliun.

“Putaran pendanaan tambahan ini membuktikan kepercayaan investor kepada potensi Indonesia sebagai negara maritim terbesar sekaligus membuktikan kiprah Aruna sebagai pionir di sektor ini,” kata Farid Naufal Aslam, CEO dari Aruna dalam siaran persnya (27/01/2022).

Farid mengatakan pendanaan tersebut akan digunakan untuk melakukan ekspansi ke beberapa area di Indonesia, sekaligus meningkatkan market share Aruna di pasar global. Selain itu, dana ini juga akan digunakan untuk merekrut talenta lokal dalam membangun teknologi dan infrastruktur perikanan berkelanjutan dari hulu ke Hilir. “Aruna berkomitmen untuk terus membangun dampak yang lebih luas bagi Indonesia, khususnya masyarakat pesisir,” kata dia.

Hal tersebut sejalan dengan agenda pemerintah dalam mendorong perekonomian yang inklusif serta berkelanjutan dengan mendorong implementasi teknologi di seluruh penjuru tanah air. Didirikan pada tahun 2016, Aruna telah bertumbuh sebanyak 400 kali lipat dalam 5 tahun. Chua Joo Hock, Managing Partner of Vertex Ventures Southeast Asia & India mendukung Aruna untuk mengubah kebidupan nelayan dan pembudidaya ikan di Indonesia maupun di kawasan. “Aruna telah berkembang sangat baik selama setahun terakhir dan kami senang dapat bermitra dengan Aruna,” kata dia.

Di tahun 2021, Aruna telah membangun 100 komunitas nelayan dengan lebih dari 26,000 nelayan terdaftar. Sedangkan tahun lalu, startup asal indonesia itu berhasil menjual tangkapan nelayan sebesar 44 juta kilogram ke lebih dari 8 negara.

Editor: Eva Martha Rahayu

swa.co.id