Technology

Solusi Mengatasi Minimnya Tenaga Ahli di Industri Keamanan Siber

Solusi Mengatasi Minimnya Tenaga Ahli di Industri Keamanan Siber
Ilustrasi foto : Istimewa

Trellix mempublikasikan kajian mengenai minimnya jumlah tenaga ahli siber yang terjadi secara global serta solusi yang dapat membantu instansi maupun perusahaan menghadapi tantangan tersebut. Penyedia solusi keamanan siber melalui deteksi dan respons yang diperluas (Extended Detection and Response=XDR) ini menemukan bahwa banyak ahli keamanan siber di seluruh dunia merasakan kekhawatiran mengenai terbatasnya dukungan terhadap pengembangan keterampilan dan kemampuan, serta kurangnya pengakuan atas peran positif yang mereka lakukan untuk masyarakat.

Trellix mempublikasikan kajian mengenai minimnya jumlah tenaga ahli siber yang terjadi secara global serta solusi yang dapat membantu instansi maupun perusahaan menghadapi tantangan tersebut. Penyedia solusi keamanan siber melalui deteksi dan respons yang diperluas (Extended Detection and Response=XDR) ini menemukan bahwa banyak ahli keamanan siber di seluruh dunia merasakan kekhawatiran mengenai terbatasnya dukungan terhadap pengembangan keterampilan dan kemampuan, serta kurangnya pengakuan atas peran positif yang mereka lakukan untuk masyarakat.

Kini, pencarian talenta keamanan siber tidak hanya menjadi prioritas di Indonesia, namun juga global. Dalam laporan yang sama, dikatakan 85% ahli keamanan siber meyakini kekurangan tenaga kerja memengaruhi kemampuan organisasi untuk mengamankan sistem dan jaringan informasi yang semakin kompleks. Perlu diketahui, sebuah penelitian terbaru oleh Trellix terhadap 500 tenaga ahli siber di Indonesia menemukan bahwa lebih dari sepertiga menghadapi 26 hingga 50 insiden keamanan siber setiap harinya.Sedangakn, 27% lainnya menangani insiden dengan jumlah dua kali lipat dari angka tersebut.

Jonathan Tan, Managing Director Asia Trellix, mengatakan krisis tenaga ahli siber telah terjadi selama bertahun-tahun. Beratnya tanggung jawab yang harus dihadapi serta pesatnya perkembangan ancaman siber membuat tenaga ahli yang ada saat ini harus bekerja lebih ekstra. “Sehingga mengakibatkan tekanan yang berlebih dan memberikan dampak negatif terhadap transformasi digital di wilayah Asia,” ujar Jonathan seperti dikutip SWA Online pada Jumat (28/10/2022)

Jonathan, pada keterangan tertulisnya ini, menyebutkan upskilling pada tenaga kerja yang sudah ada juga sangat diperlukan baik dengan kemampuan teknis dan kompetensi diri seperti kecepatan belajar maupun berkolaborasi.Selain itu, organisasi dan perusahaan juga harus mengikuti perkembangan teknologi keamanan terbaru, serta teredukasi terhadap perubahan industri yang dinamis sehingga para pemimpin bisnis dapat memberikan peluang kepada karyawan untuk mengasah keterampilan mereka.

Ancaman siber akan tetap berlanjut untuk meningkat baik dalam jumlah dan ragam kecanggihannya yang menuntut organisasi untuk terus berinovasi dan beralih memanfaatkan alat teknologi yang efektif untuk mengatasinya. XDR, sebagai platform yang memungkinkan organisasi dari semua ukuran untuk menyederhanakan sistem keamanan mereka dan juga dapat mengurangi beban kerja stafnya.

Dengan teknologi ini, perusahaan akan mampu memberikan karyawan lebih banyak ruang dan waktu untuk menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan efisien. “Industri keamanan siber menawarkan karier yang penuh makna dan tujuan yang banyak diidamkan oleh banyak talenta sekarang ini, namun ini hanya dapat menjadi mungkin jika perusahaan bersedia untuk berinvestasi dalam teknologi baru yang akan membantu menyederhanakan keamanan dan membawanya melampaui apa yang ada sekarang,” sebut Jonathan.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved