Technology Automotive

Sony Kembali Masuki Pasar Audio Mobil di Indonesia

Peluncuran produk baru audio mobil Sony Mobile ES di Jakarta. (Foto Ubaidillah/SWA)

Vakum sejak pandemi Covid-19, Sony Indonesia kembali masuk ke dalam pasar audio (pengeras suara) untuk mobil Tanah Air. Masuknya Sony ke pasar audio mobil ditandai dengan peluncuran produk sound mobil terbaru Sony Mobile ES.

Motoya Itako, Automotive Business Division Deputy General Manager of Sony Corporation mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara dengan pasar otomotif yang tinggi. Meredanya pandemi membuat pembelian mobil baru kembali menggeliat, sehingga ini waktu yang tepat bagi Sony untuk meluncurkan produk sound mobil baru.

“Industri otomotif Indonesia menjadi pasar yang paling berkembang di Asia Tenggara pasca pandemi Covid-19. Kenaikannya pada tahun 2022 mencapai 27% atau kuantitasnya mencapai 1.048,” kata Itako dalam presentasinya, Selasa (30/05/2023).

Untuk mewujudkan Mobile ES sebagai merek audio mobil nomor satu di Indonesia, Inako mengaku pihaknya akan berkolaborasi dengan dealers dan para pengguna. Nantinya, audio Sony Mobile ES akan dijual terbatas atau hanya di 15 toko. Harga Sony Mobile ES sendiri dibanderol mulai dari Rp 4,4 juta hingga Rp 19 juta.

“Ada 15 toko nanti akan kami tentukan. Penentuan ini toko berdasarkan nilai-nilai yang kami inginkan, apakah mereka bisa mewujudkannya atau tidak. Kami juga akan kerja sama dengan dealer yang kredibel dan berpengalaman,” ujarnya.

Sony Mobile ES sendiri sebelumnya telah diperkenalkan di AS dan Tokyo pada tahun 2021 lalu. Itako mengklaim respons pasar di AS atas SOny Mobile ES sangat tinggi. Bahkan menjadi produk yang sering diikutkan dalam kontes.

Dalam mendistribusikan produk, Sony Indonesia menggandeng PT Berkat Audio Perkasa Jaya. Sales Director of PT Berkat Audio Perkasa Jaya Akiong mengaku sangat antusias dan berterima kasih kepada Sony Indonesia telah mempercayakan perusahaannya untuk memasarkan Sony Mobile ES di Indonesia.

Menurut Akiong, sejak pandemi Covid-19 pihaknya sempat vakum menjual barang-barang brand luar negeri. Akiong mengaku kesulitan mendapat lisensi SNI karena negara pembuat produk menutup kedatangan warga negara asing. “Orang SNI mau lihat ke sana kan enggak bisa,jadi susah dapat SNI,”ujar Akiong dalam kesempatan yang sama.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved