Technology Trends

Supertext Bantu Komunikasi Tanpa Internet di Wilayah 3T Indonesia

Supertext Bantu Komunikasi Tanpa Internet di Wilayah 3T Indonesia
CEO Supertext, Martin Jacobson saat pertemuan dengan media di Jakarta, (22/11/2022).

Demi mendukung sarana komunikasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia, aplikasi Supertext Messenger memungkinkan penggunanya untuk berkirim pesan meski tanpa jaringan internet. Aplikasi besutan Martin Jacobson asal Swedia ini diciptakan untuk memperkecil kesenjangan digital di wilayah yang tidak terjangkau internet yang hanya mengandalkan jaringan 2G.

Teknologi hybrid Supertext dapat mengkonversi pesan dalam jaringan 4G ke jaringan 2G dalam bentuk SMS dan sebaliknya. Aplikasi Supertext dapat digunakan oleh pengguna non-smartphone untuk bisa tergabung dalam group message yang dapat mengirim dan menerima pesan melalui SMS secara gratis. Sementara bagi pengguna yang terhubung dengan jaringan internet tetap bisa memanfaatkan aplikasi obrolan ini untuk mengirim file gambar, video atau dokumen.

Menurut CEO Supertex Martin Jacobson, “Kami memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi lama yaitu 2G yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk digunakan dengan cara baru yang lebih inklusif bagi semua orang. Pengguna Supertext di Indonesia saat ini mencapai 8,3 juta orang berasal dari beragam komunitas, seperti petani, nelayan, guru, pelajar, dan semua lapisan masyarakat dapat dengan mudah berkomunikasi meski berada di daerah tanpa internet.”

Misi Supertext, lanjut Jacobson untuk mendukung komunitas di seluruh kepulauan Indonesia dengan menjembatani kesenjangan digital di antara warganya, baik yang memiliki internet maupun yang tidak.

Supertext saat ini juga telah memiliki fitur baru pada platform 3G/4G-nya yaitu ‘Bergabung dengan Komunitas’. Fitur ini mengajak pengguna Supertext untuk bergabung ke dalam berbagai minat yang ingin mereka ikuti. Adapun strategi Supertext untuk menjangkau pengguna di daerah 3T adalah menggandeng berbagai komunitas seperti universitas, komunitas petani, nelayan, dinas kesehatan, Pramuka, Muhammadiyah, dan sebagainya. “Bahkan Supertext telah digunakan untuk meningkatkan koordinasi pelayanan kesehatan dan penanggulangan malaria di Papua di bawah bimbingan UGM,” tambah Jacobson.

Dalam sebuah testimoni, ketua komunitas Pergerakan Millennial Nusantara dari komunitas muda Muhammadiyah mengatakan, “Aplikasi komunitas Supertext membantu kami menjangkau anggota kami yang tertinggal dalam hal update info dan berita di komunitas. Kami menggunakan Supertext untuk memposting pengumuman, berita, dan cerita menarik dan anggota kami dapat berkomentar dan bereaksi langsung di ruang komunitas di Supertext.”

Sebagai informasi, Martin Jacobson adalah seorang pengusaha dan angel investor yang berlatar belakang sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Co. Supertext adalah perusahaan ketiga yang Martin dirikan. Dia memegang gelar Master of Science (eng.) di Bioteknologi Molekuler serta M.Sc.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved