Technology Trends

The Shonet Beri Stimulus Baru Lewat Social Commerce

Platform Shonet menghadirkan koleksi produk fashion dan beauty dari brand lokal dan internasional. (dok. Shonet)

Pandemi COVID-19 berdampak pada kelangsungan seluruh industri, tak terkecuali dalam ranah fashion dan beauty. Di tengah situasi menantang bagi para pelaku industri ini, the Shonet (shopping network) sebagai perusahaan digital berbasis platform social commerce yang berdiri sejak 2017 fokus mendukung industri fashion dan beauty untuk berperan memberi stimulus yang mampu mendorong produktivitas industri melalui platform online social commerce.

CEO the Shonet Indonesia, Elisabeth Kurniawan, menjelaskan salah satu cara menggerakkan perekonomian nasional dapat melalui transaksi secara digital. Oleh karena itu, pada 18 Agustus lalu, the Shonet meluncurkan layanan share and earn bagi pengguna untuk dapat membeli serta berkesempatan mendapatkan komisi.

“Memakai sistem referral, konsumen akan mendapatkan komisi setiap kali mengajak temannya membeli produk yang ada dalam fitur Collection yang telah mereka buat. Koleksi pakaian atau produk kecantikan yang dibagikan konsumen ke teman-teman mereka adalah koleksi produk resmi dari brand – brand yang sudah bergabung menjadi mitra di the Shonet,” kata Elisabeth dalam keterangan resminya, hari ini.

The Shonet menggunakan program afiliasi untuk menggerakkan ekosistem social commerce. Bila konsumen the Shonet mengajak orang lain berbelanja di the Shonet, maka ia akan mendapat komisi secara instan. Komisi penjualan tersebut bahkan bisa langsung diuangkan. Dengan begitu, semakin banyak teman yang diajak untuk berbelanja di the Shonet, tentunya komisi yang diterima pun akan semakin banyak.

Untuk layanan pengiriman dan pembayaran, the Shonet telah bekerjasama dengan pelaku logistik terbaik di Indonesia seperti Ninja Xpress, SiCepat Ekspress, dan Paxel. Kehadiran the Shonet juga menjadi jalur bagi industri fashion dan beauty bertahan di tengah pandemi COVID-19, di mana mobilitas masyarakat menjadi terbatas.

“Telah menjadi misi kami untuk menciptakan sebuah platform yang dapat mendukung industri fashion dan beauty lokal melalui komunitas kami. Jadi di masa pandemi ini kita bersama-sama bisa meningkatkan perekonomian digital dan lewat platform kami brand yang telah bergabung penjualannya juga terus naik,” tambah Elisabeth.

Meskipun mengalami lonjakan transaksi, The Shonet tetap menerapkan kurasi yang ketat kepada brand yang mau bergabung. Salah satu pertimbangannya adalah menakar minat konsumen dalam membeli produk tersebut. Untuk produk kecantikan, The Shonet memastikan sudah mendapatkan izin BPOM sehingga keaslian dan keamanannya pun terjamin.

Pada 18 Agustus lalu, theshonet.com meluncurkan social commerce yang juga sebagai rangkaian perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Acara tersebut didukung oleh beberapa mitra brand yang telah tergabung dalam theshonet.com, seperti Hush Puppies, Noche, Noir Sur Blanc, the Bath Box dan masih banyak lagi.

Saat ini sudah ada lebih dari 3 juta pengguna (per Juli 2020) dengan 500 brand fashion dan beauty yang tergabung dalam ekosistem The Shonet. Beberapa brand besar, baik lokal maupun internasional juga telah bergabung sebagai mitra, di antaranya the Bath Box, Noir Sur Blanc, Casio, Noche, Hush Puppies, Rinda Salmun dan masih banyak lagi.

Elisabeth mengatakan setiap minggunya ada penambahan 30 brand baru, dan akan terus bertambah ke depannya. Dengan audiens pasar yang spesifik dan aktivitas sosial di dalamnya, dia optimis setiap brand yang tergabung di dalamnya tumbuh positif meski di tengah situasi sulit.

“Semakin banyak yang bergabung semakin kami memberdayakan UMKM untuk tumbuh, dan semakin kita bisa membantu pengguna kami memperoleh pendapatan dan kita bisa semakin tumbuh juga,” katanya mengakhiri.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved