Technology Trends

Teknologi Bantu UMKM dan Startup Berhasil Keluar dari Krisis

Ilustrasi teknologi digital. [Shutterstock]

UMKM dan startup atau usaha rintusan memiliki peran penting dalam mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, hingga secara luas memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, ekonomi global saat ini tengah menghadapi potensi resesi yang dapat menimbulkan tantangan besar bagi bisnis-bisnis tersebut.

Country Head of Xapads Media Edo Fernando menjelaskan, jika penurunan pendapatan dan meningkatnya biaya produksi bisa menjadi beberapa tantangan besar yang harus dihadapi oleh bisnis dalam masa ekonomi yang diprediksi akan suram ini. Dengan begitu, kata dia, bisnis dengan modal yang terbatas bisa menjadi lebih rentan terhadap guncangan ekonomi.

“Dampak lain dari resesi adalah penurunan penjualan. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk salah satunya penurunan daya beli masyarakat. UMKM dan startup bisa mengalami kesulitan untuk menutupi biaya operasional hingga penempatan investasi untuk pertumbuhan masa depan jika terjadi penurunan pendapatan,” ungkapnya.

Jika demikian keadaannya, lanjut Edo, mereka akhirnya harus mengambil tindakan yang berat seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mengurangi biaya operasional. “Sayangnya ini jd siklus baru dalam bisnis, di mana PHK menjadi hal yang biasa dilakukan ketika bisnis tengah berjuang untuk bertahan,” ujarnya.

Bagi Siddhesh Sawant, Regional Vice President Netcore Cloud, ada kekhawatiran bahwa banyak perusahaan lebih memprioritaskan valuasi daripada profitabilitas, yang mengarah pada perencanaan anggaran yang tidak memadai. “Tren ini dapat memperburuk dampak resesi, membuat bisnis lebih rentan. Jadi, sangat penting untuk mengalihkan fokus ke arah membangun bisnis berkelanjutan yang memprioritaskan kesuksesan jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek.”

Untuk itu, diperlukan komitmen terhadap perencanaan keuangan yang mumpuni, investasi dalam teknologi dan alat, serta kesiapan-kesiapan lain sehingga bisnis dapat beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah-ubah. Dengan memprioritaskan bisnis yang punya keberlanjutan dan ketahanan, maka UMKM dan startup bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk menghadapi tantangan ekonomi yang akan muncul dalam jangka panjang nantinya.

Dunia bisnis sekarang ini telah berubah dengan kemunculan teknologi. Banyak cara baru yang muncul sekarang ini untuk menyederhanakan proses operasional dan meningkatkan efisiensi. Salah satu hal yang paling menguntungkan dari pemanfaatan teknologi adalah untuk menghemat waktu. Seperti yang diketahui, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi bisnis UMKM dan startup untuk memaksimalkan sumber daya miliknya. Tapi harus disadari juga jika teknologi dapat melakukan sesuatu yang lebih dari hanya sekadar menghemat waktu.

Co-founder dan COO Xendit Tessa Wijaya mengatakan, UMKM dan startup seringkali menjadikan peningkatan penjualan sebagai prioritas utama. Padahal, meningkatkan basis pelanggan yang bertumbuh bisa menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dan profitabilitas yang lebih besar. “Teknologi kini menyediakan berbagai alat yang bisa membantu bisnis untuk saling terhubung dengan pelanggan baru sehingga dapat meningkatkan penjualan,” kata Tessa.

Menurut dia banyak hal yang bisa dimanfaatkan, misalnya iklan digital hingga pemasaran via media sosial, platform penjualan online, hingga e-commerce. Saat ini, makin banyak opsi bagi UMKM dan startup untuk bisa menggapai konsumen yang lebih luas lagi sehingga membuat cara berjualan menjadi lebih inovatif.

Edo menambahkan, dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, UMKM bisa menghasilkan strategi pemasaran yang tepat, meningkatkan produktivitas, dan membangun peluang bisnis yang baru, Selain itu, menurutnya juga teknologi dapat membantu UMKM saling terhubung dengan jaringan global yang memiliki jangkauan kelas dunia. Dengan memanfaatkan teknologi, UMKM bisa meningkatkan kemampuan produksi hingga menciptakan peluang pertumbuhan baru di era digital sekarang ini.

Di lain sisi, Siddhesh mengatakan jika teknologi telah membuat bisnis dapat menyederhanakan proses, mengurangi biaya, dan lebih terhubung dengan banyak pelanggan. Meskipun, penting juga bagi bisnis agar tidak hanya melihat potensi dari kemajuan teknologi saja. Menurutnya, bisnis harus memiliki alat yang tepat untuk membantu mencapai tujuan.

“Hal ini tentang bagaimana menemukan keseimbangan yang tepat antara teknologi dan strategi. Penting untuk memanfaatkan alat yang tepat sehingga bisa mendorong pertumbuhan dan keberhasilan,” ucap dia.

Senada dengan pernyataan itu, Edo juga menyarankan agar UMKM dan startup dapat memahami perubahan kondisi basar. Sekarang ini, kata dia, kebiasaan konsumen bisa sangat terkait dengan dunia digital. “Bisnis perlu untuk menyesuaikan strategi pemasaran mereka sehingga dapat sesuai dengan lanskap digital sekarang ini. Artinya, investasi dalam teknologi dan platform kekinian bisa membantu bisnis untuk mengukur dan menganalisis kinerja kampanye yang dilakukan secara lebih efisien,” tambah Edo.

UMKM dan startup tentu memiliki akses ke beragam solusi teknologi yang bisa membantu operasional berjalan dengan lebih efisien dan efektif. Namun, hal itu terkadang bisa membuat bisnis terjebak dalam anggapan agar hanya mengejar teknologi paling kekinian untuk bisa menjadi unggul dan relevan. Padahal, tidak semua teknologi dapat relevan atau bermanfaat untuk kebutuhan bisnis tertentu.

Siddhesh menyarankan agar bisnis tidak hanya mengadopsi teknologi hanya untuk memanfaatkan teknologi itu sendiri. Seharusnya, bisnis bisa memprioritaskan adopsi teknologi yang terukur untuk mengatasi suatu kebutuhan secara spesifik. Walhasil, upaya tersebut bisa memaksimalkan investasi dan mencapai tujuan bisnis dengan efisien.

Menurutnya, proses identifikasi solusi terhadap suatu tantangan bisnis adalah kunci untuk memastikan perusahaan bisa fokus memaksimalkan nilai investasinya. “Terutama hal ini penting bagi bisnis dengan modal dan sumber daya yang terbatas sehingga kemungkinan akan mengalami kesulitan menghadapi guncangan ekonomi,” cetusnya.

Dengan menghadirkan solusi otomatisasi dalam dunia pemasaran dan melibatkan pelanggan, dia menjelaskan bahwa suatu brand saat ini memerlukan platform tunggal yang bisa melengkapi kebutuhan itu. Dalam hal ini, untuk menghubungkan setiap pengalaman pelanggan hingga bagaimana brand bisa mendapatkan gambaran secara utuh tentang pelanggan mereka.

Melalui hal tersebut, bisnis bisa mengurangi biaya secara signifikan dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pelanggan mereka berdasarkan data demografis pelanggan, transaksi, dan perilaku. Upaya ini bisa memberdayakan bisnis untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan peluang keberhasilan mereka.

Sebagai platform ad-tech, Xapads Media juga bisa memahami kebutuhan UMKM dan menghadirkan solusi sehingga bisnis pada sektor ini bisa memperoleh keberhasilan di pasar digital. Melalui bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), machine learning, big data, dan predictive algorithms, bisnis dapat terbantu untuk mencapai indikator kinerja (Key Performance Indicator/KPI) yang diinginkan. Selain itu, bisnis juga dapat mencapai return on advertising spend (ROAS) terbaik yang dimungkinkan.

Edo menjelaskan, “Dengan berfokus pada masalah spesifik yang penting, UMKM dan startup bisa membuat keputusan berbasis pada informasi teknologi mana yang akan diadopsi dan bagaimana bisnis memanfaatkannya secara optimal untuk pertumbuhan. Baik dengan peningkatan pendapatan, mengurangi biaya, atau menyederhanakan operasional,”

Di lain sisi, menurut Tessa, strategi bisnis dengan memahami situasi, persepsi, hingga harapan pelanggan (customer centric) serta meningkatkan pendapatan menjadi penting untuk kesuksesan bisnis, apapun jenisnya. Hal tersebut, kata dia, penting dalam situasi ekonomi sekarang ini.

“UMKM dan startup harus bijak dalam memilih solusi teknologi mereka. Jangan tergoda dengan produk yang gratis atau alat-alat baru yang mungkin menarik perhatian saat ini. Teknologi yang tepat sebenarnya bisa menjadi sekutu yang kuat dalam mengatasi badai dan mencapai kesuksesan jangka panjang,” jelas Tessa.

Meski tidak ada satupun pihak yang suka menghadapi resesi, tapi penting agar bisnis mengingat masa-masa sulit ini untuk bertumbuh dan mengekspansi bisnisnya. Hal tersebut dimungkinkan jika bisnis bersedia memanfaatkan teknologi digital.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved