Management Trends

Tenun yang Dilirik Christian Dior Ditinjau Menkeu Sri Mulyani

Tenun yang Dilirik Christian Dior Ditinjau Menkeu Sri Mulyani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengamati proses kerajinan tenun di area pameran Presidensi G-20 di JCC, Jakarta. (Foto : LPEI)

Nur Halimah, tak pernah bermimpi akan berada di perhelatan dunia Presidensi G-20. Perempuan sederhana yang lahir dan besar di Desa Wedani Cerme, Gresik, Jawa Timur ini adalah lulusan SMK. Ia mulai menenun sejak lulus sekolah, dan dalam sepekan ini berada di area pameran G-20 di JCC, Jakarta. Ditemani alat tenun bukan mesin yang dibawa langsung dari desanya, dengan bangga ia menunjukkan cara menenun kain dengan corak berwarna di tengah delegasi yang berhenti sejenak memperhatikannya.

Perjuangan Nur bukanlah proses yang instan untuk kemudian mampu secara ahli menenun kain. Bersama para perempuan di desanya, ia bergabung menjadi Anggota Koperasi Wedani Giri. Selang beberapa tahun kemudian ia mampu menghasilkan kain yang dilirik oleh desainer sekelas Christian Dior.

Ia mengungkapkan rasa haru karena dapat berpartisipasi di perhelatan pemimpin ekonomi dunia yang mana Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi, yang digelar setiap 20 tahun sekali, dan pada tahun ini mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger. “Awalnya saya hanya melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak menyangka pada akhirnya kain-kain ini bisa berkualitas ekspor dan dibeli oleh orang-orang luar negeri. Belum lagi kami juga mendapatkan kesempatan pelatihan dalam program Desa Devisa LPEI (Lembaga Pembiaya Ekspor Indonesia) yang meningkatkan kualitas produksi dan akses pasar kami,” ujar Nur dalam keterangannya seperti dikutip SWA Online pada Jumat (18/2/2022).

Sebagai sosok perempuan yang tangguh, Nur juga mengagumi sosok perempuan tangguh lainnya tak terkecuali Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Kekagumannya kepada sosok Menkeu juga dikarenakan contoh perempuan dengan segudang prestasi. Bak mimpi menjadi kenyataan, Nur dipertemukan dengan Menkeu di acara Presidensi G-20. Saat meninjau ke lokasi booth Rumah Joglo, Nur mendapat kesempatan menjelaskan cara kerja alat tenun bukan mesin (ATBM) kepada Sri Mulyani dan memandu untuk mempraktikannya. “Saya bisa bertemu Menteri Keuangan yang selama ini hanya saya lihat di televisi, malah sekarang bisa berada langsung di samping beliau. Kita harus berusaha untuk mewujudkan mimpi,” kata Nur sumringah.

Nur merupakan salah satu dari lebih 2.500 petani dan penenun yang menerima manfaat dari program Desa Devisa LPEI. Program pendampingan yang dilaksanakan secara berkelanjutan kepada pelaku usaha dan pengembangan komoditas unggulan suatu daerah dengan tujuan akhir ekspor. Desa Devisa Tenun Wedani Giri Nata juga ditargetkan mampu melakukan ekspor perdana pada tahun 2022 ini. Ke depan, Program Desa Devisa LPEI ditargetkan dapat direplikasi oleh berbagai wilayah dan komoditas lainnya di Indonesia.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved