Trends

Transformasi Bisnis Kerek Pertumbuhan Bisnis Digiserve di 2022

PT Digital Aplikasi Solusi (Digiserve by Telkom Indonesia) mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 18,4% dan 28,2% secara tahunan selama 2022 lalu. Sedangkan net income naik 128%. Portofolio Managed Network Services (MNS) menjadi penyumbang Total Contract Value (TVC) terbesar dengan kontribusi revenue 62,16%. Pertumbuhan tersebut juga ditopang oleh produk baru yang diluncurkan yakni Blue Ocean Product Service Management Platform (SMP).

“Pascatransformasi, Digiserve berhasil mengakselerasi pertumbuhan melalui inovasi produk dan layanannya,” kata Ahmad Hartono, Presiden Direktur Digiserve. Dari sisi Customer Satisfaction and Loyalty Survey (CSLS), Digiserve mencatatkan skor 80,8%. Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan perusahaan yakni 58%. Angka ini, kata Ahmad, sekaligus menjadikan Digiserve di atas rata-rata industri, 42%.

Pencapaian yang ditorehkan tak lepas dari dukungan karyawan yang saat ini telah mengantongi 200 sertifikat internasional, serta berhasil mengantongi ISO 20000 untuk manajemen layanan dan ISO 27001 untuk manajamen keamanan informasi. Hartono menambahkan, saat ini Digiserve fokus pada dua portofolio utama yakni Managed Network & Security Services yang terdiri dari Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), Wireless Local Area Network (WLAN), Network Security dan Value Added Services (VAS).

Kedua adalah Managed Digital Productivity yang terdiri dari Integrated Management Platform, Unified Communication & Collaboration, serta Professional Services. Selain mencatatkan pertumbuhan yang gemilang di tahun 2022, Digiserve juga mengangkat Direktur Sales & Operasional baru, Bungaran Adil P. Siagian dan Direktur Keuangan & Manajemen Resiko, Buddy Restiady. Penyegaran manajemen ini diharapkan mendorong pertumbuhan Digiserve lebih cepat.

Bungaran Adil menjelaskan di tahun 2023, segmen enterprise akan makin terbuka dengan kolaborasi dan kemitraan untuk proses transformasi digitalnya. Menurutnya, ini merupakan peluang bagi industri ICT dan IT untuk melakukan penetrasi lewat Layanan Managed Service (MS). Adapun layanan MS yang bakal tumbuh meliputi Professional Service. Layanan ini memiliki Compounded Annual Growth Rate (CAGR) tertinggi sebesar 28,8% diikuti oleh Managed Cloud Service dengan CAGR sebesar 25,8%, kemudian Managed Security Network dengan CAGR sebesar 18,8%.

“Tahun 2023, market managed service diproyeksikan berada pada Rp37,8 triliun dengan aggregat CAGR 18,9% pada tahun 2023,” kata Adil menambahkan. Bisnis MNS diproyeksikan akan menjadi kontributor pendapatan terbesar bagi perusahaan sampai beberapa tahun ke depan. Namun, dia menegaskan, pendapatan dari bisnis lain bisa meningkat seiring dengan pengembangan produk yang diluncurkan seperti Service Management Platform (SMP) yang baru saja diluncurkan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved