Trends

Turun Drastis, Pendapatan KAI dari Penumpang Diprediksi Cuma 34 Persen di Akhir Tahun

Turun Drastis, Pendapatan KAI dari Penumpang Diprediksi Cuma 34 Persen di Akhir Tahun
Penumpang bersiap menaiki kereta api (Foto: MNC Media)

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk atau KAI masih menghadapi kondisi yang berat pada 2021. Dari sisi pendapatan penumpang, capaian perseroan menurun drastis ketimbang posisi normal 2019.

Direktur Operasi KAI Heru Kuswanto memperkirakan sampai akhir tahun nanti, pendapatan dari sisi perusahaan hanya mencapai 34 persen dari angka normal. Kondisi ini lebih buruk ketimbang capaian pendapatan penumpang pada 2020.

“Pada 2020, kami drop tapi hitungannya masih punya tiga bulan aman, yaitu Januari sampai Maret (sebelum virus Corona masuk). Di akhir tahun pendapatan penumpang tinggal 43 persen. Namun 2021 lebih berat,” ujar Heru dalam diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) secara daring, Kamis, 23 Desember 2021.

Heru menyatakan sepanjang 2021, pendapatan penumpang melorot sejak Januari sampai Desember lantaran pengetatan pergerakan masyarakat. Kebijakan pemerintah menarik rem darurat melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mendorong minat pelanggan KAI untuk bepergian turun.

Meski demikian, pendapatan perusahaan masih ditopang oleh capaian dari angkutan barang. Berkebalikan dengan pendapatan penumpang, KAI mencatat sepanjang tahun ini, pendapatan dari sisi angkutan barang justru menjadi penolong karena kinerjanya naik drastis.

“Kami tertolong dengan angkutan barang karena 2021, harga batu bara dunia bagus. Pelanggan kami seperti PTBA dan swasta meningkat,” tutur Heru.

Sampai akhir Desember nanti, dia memperkirakan pendapatan angkutan barang bisa menembus 110 persen atau melonjak lebih dari 10 persen ketimbang tahun lalu. Tren angkutan barang masih akan terus berlanjut sampai 2022.

Heru melanjutkan, tahun depan KAI memproyeksikan kinerja angkutan barang bisa digenjot hingga mencapai 143 persen dari basis pendapatan per 2019. Di sisi lain, KAI melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas keuangan.

KAI mengintegrasikan data ticketing di KAI Acces dengan aplikasi PeduliLindungi untuk meningkatkan kepercayaan dan memudahkan masyarakat naik kereta. “Jadi kita boarding, masyarakat tidka perlu repot, tinggal klik barcode, nanti akan muncul data vaksin dan lain-lain,” katanya.

KAI juga menyediakan pos-pos layanan tes Antigen. Tes Antigen menjadi salah satu syarat penumpang yang akan melakukan perjalanan jarak jauh. Hingga Desember, jumlah layanan Antigen sudah mencapai 80 titik.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved