Trends

Uni-Charm Indonesia Kenalkan Konsep New Life Style

PT Uni-Charm Indonesia Tbk memperkenalkan konsep new life style yaitu “Ethical Living for SDGs” yang tidak hanya memberikan kenyamanan bagi banyak konsumen, tetapi juga secara konkrit bertujuan untuk mencapai SDGs (Sustainable Development Goals). Ethical Living for SDGs. Tujuannya untuk menjadi perusahaan yang maju dan beretika untuk lingkungan di mana setiap orang dapat hidup dengan nyaman, yang ditargetkan pertama-tama untuk dipenetrasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, untuk mencapai SDGs dengan mengusulkan Ethical Living for SDGs.

Yuji Ishii, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, mengumumkan bahwa konsep Ethical Living For SDGs, dengan menangkap isu lingkungan di Indonesia dan minat konsumen terhadap produk ramah lingkungan dan hijau. Tujuannya untuk berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan mengusulkan konsep gaya hidup baru yang menerapkan kebaikan kecil mudah dapat berkontribusi ke dalam kehidupan, dan mengambil langkah baru dari hal kecil dengan memanfaatkan teknologi terkini.

Menurut Yuji, logo dan elemen yang terkandung dalam Ethical Living for SDGs terdiri dari 12 elemen dan mengandung semua pemikiran menuju perwujudan SDGs. Upaya nyata pertama dari Ethical Living for SDGs adalah peluncuran produk Charm and Protect

Pollution Mask dalam edisi terbatas yang menggunakan kemasan dari kertas daur ulang 100% untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni 2021). Pemanfaatan kertas daur ulang 100% adalah upaya pertama yang dilakukan Unicharm Group.

“Selain itu, dalam upaya kedua ini kami jalankan aktivitas untuk menambah opsi dalam memecahkan berbagai masalah. Dalam tumpukan sampah di Indonesia, selain sampah organik, tercampur juga sampah popok sekali pakai, dengan mengacu pada contoh pengolahan sampah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (Maggot), kami telah melakukan verifikasi bahwa sampah popok sekali pakai (pulp) dapat dikurangi, dengan membuat larva tersebut memakan popok sekali pakai (pulp) yang disakarifikasi menggunakan selulase (enzim),” jelasnya.

Maggot BSF ini mempunyai kapasitas penguraian sampah organik sangat tinggi. Artinya, memiliki kemampuan untuk terurai dengan kecepatan tinggi. Juga, larva yang menguraikan sampah organik dengan kecepatan tinggi dan tumbuh menjadi pakan yang baik dengan kandungan protein tinggi, sehingga dapat menjadi solusi yang efisien, murah dan ramah lingkungan dan menganggap ini sesuai untuk proses pengolahan popok sekali pakai (pulp) juga. Bahan untuk popok sekali pakai umumnya terdiri dari pulp seperti kapas, plastik dan polimer.

Profesor Ishibashi dari Universitas Prefektur Kumamoto telah mendukung laporan ini, bahwa Maggot dapat memakan Pulp yang diolah dengan Selulosa, memilah bagian plastik (non woven, polimer dan lainnya), serta kotoran Maggot dan dapat didaur ulang. Eksperimen ini merupakan pertama yang dilakukan oleh perusahaan FMCG Indonesia sebagai langkah nyata kedua dari Ethical Living for SDGs. Ini bertujuan untuk menemukan cara mengurai popok sekali pakai tanpa membuangnya sebagai solusi konkrit masalah sampah, yang efisien, murah, dan ramah lingkungan.

“Untuk mewujudkan daur ulang popok sekali pakai di Indonesia, kami menganggap bahwa tidak hanya pembuktian eksperimen menggunakan Maggot ini saja namun diperlukan juga penetrasi pemisahan sampah yang dihasilkan dari rumah – rumah,. Oleh karena itu kami memulai upaya ini sebagai solusi masalah sampah,” jelasnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved