Pemerintahberupaya untuk menurunkan biaya logistik nasional serta mengefisiensikan logistik peti kemas di pelabuhan Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Penataan Ekonomi Logistik Nasional.

Sejalan dengan kebutuhan tersebut, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan platform digital Logee untuk lebih mengefektifkan dan mengefisienkan proses ekspor-impor nasional. Upaya tersebut mengubah proses konvensional menjadi digital, misalnya dengan papperless process sehingga proses yang dijalankan lebih sederhana dan transparan, serta dapat mengurangi cost operational logistics PPJK.

“Saat ini, Logee telah terintegrasi dengan Terminal Peti Kemas NPCT1 (New Priok Container Terminal One), TPK Koja, National Logistic Ecosystem dan yang terbaru yaitu JICT (PT Jakarta International Container Terminal),” ujar Direktur Digital Bisnis Telkom Fajrin Rasyid. Digitalisasi tersebut diharapkan dapat menekan biaya logistik hingga 17% pada tahun 2024 mendatang. Pengoptimalan teknologi juga kini sudah merambah terminal pelabuhan karena sudah menggunakan Terminal Operating System .

Meski begitu, pemesanan truk untuk pengiriman kontainer masih cenderung sulit dan lambat karena pemilik harus menghubungi pemilik truk satu per satu untuk memastikan ketersediaan. Terlebih lagi, ketika kontainer sudah diangkut di dalam truk, pemilik barang tidak dapat memantau lokasi truk secara real time.

Logee melalui inovasinya akan melayani kepengurusan gate pass kontainer ekspor dan impor hingga pencarian armada secara digital. Selain itu, perusahaan melengkapi platform dengan fitur visibility dashboard hingga digital gate pass untuk para driver. “Logistik merupakan sebuah ekosistem yang melibatkan Perusahaan Pelayaran, Bea Cukai, Terminal Peti Kemas hingga Depo. Sehingga kami ingin mengfisiensikan proses ini,” ujar Head of Digital Vertical Ecosystem Logistic Natal Iman Ginting.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id