Management Trends

Urgensinya Menyiapkan SDM Berkualitas di Era Bonus Demografi

Urgensinya Menyiapkan SDM Berkualitas di Era Bonus Demografi

Bermula dari concern akan masalah bonus demografi yang perlu diantisipasi dan punya dampak besar pada pembangunan ekonomi sosial, PPM Manajemen berinisiatif untuk mengangkat kembali persoalan bonus demografi menjadi masalah yang perlu dipikirkan mengingat tahun 2030-2040, kita masuk dalam periode bonus demografi, jadi waktunya semakin mendekat.

Seperti yang kita ketahui, sejak tahun 2017, bonus demografi sebenarnya sudah menjadi salah satu fokus dari upaya perencanaan pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun dari kacamata PPM Manajemen, hal itu seakan terlupakan akibat dari masalah-masalah lain yang menerpa bangsa kita. Padahal, kita ketahui bersama ibarat pedang bermata dua, bonus demografi punya dampak positif jika ditangani dengan baik atau negatif jika tidak tertangani dengan baik.

Hal ini menjadi tambah penting mengingat di tahun 2045 Indonesia akan berusia 100 tahun, dan diharapkan generasi saat itu, yang disebut sebagai generasi emas, akan menjadi penyokong ekonomi Indonesia.

“Melanjutkan kajian-kajian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh beberapa penelitian, Center for Innovation and Collaboration PPM Manajemen dan Center for Human Capital Development PPM melakukan kajian kualitatif terkait masalah bonus demografi ini dan profil generasi Z yang akan menjadi bagian dari generasi emas Indonesia sebagai langkah awal dalam menjawab concen tersebut,” jelas Ketua Umum Pengurus Yayasan PPM Manajemen Tjahjono Soerjodibroto dalam sambutan Forum Urun Rembuk PPM Manajemen yang dilakukan secara virtual (6/7/2022). Dia berharap, forum ini akan menjadi langkah awal yang signifikan dalam membangun generasi emas Indonesia.

Indonesia memasuki periode bonus demografi yang dapat mengantarkan negara ini mencapai visinya menjadi ‘Negara Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur’ di ulang tahun ke-100 (Visi Indonesia Emas 2045). PPM Manajmen melihat pentingya peran generasi muda dalam mencapai hal ini dan berinisiatif untuk membangkitkan semangat gotong royong seluruh pihak dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Mentalitas yang unggul ini harus terus kita bangun karena tantangan bangsa ke depan akan sangat lebih bervariasi dan kompleks dan bonus demografi ini menjadi momentum peluang untuk peningkatan kemajuan bangsa.

Center for Innovation and Collaboration (CIC) PPM Manajemen telah melakukan penelitian secara kualitatif dan ditemukan bahwa terdapat empat perhatian utama terkait dengan generasi Bonus Demografi, yaitu peningkatan kualitas SDM dengan program pendidikan yang relevan dengan kondisi dan kebutuhan industri ke depannya, peningkatan model mental (mindset) dari generasi produktif bonus demografi serta pemberdayaan SDM di pedesaan yang masuk ke bonus demografi dan memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Dalam penelitian yang sama, CIC PPM Manajemen juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam memanfaatkan bonus demografi. Tantangan yang dihadapi lebih banyak terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Teridentifikasi isu utama yang muncul terkait dengan kualitas SDM adalah masalah pola pikir dan perilaku dari generasi-genarasi yang masuk dalam kelompok bonus demografi.

Beberapa yang terpotret antara lain, budaya instan, empati rendah, konsumtif, flexing, individualis, berorientasi pada produk atau budaya luar negeri, tidak tangguh sehingga lebih cepat menyerah atau stress, melakukan pekerjaan karena terpaksa bukan karena mengejar potensi diri dan mengikuti tren tanpa tahu risiko (fear of missing out).

Dalam forum urun rembuk ini yang dihadiri dengan lintas sektor (pemerintah, akademis, dunia usaha, masyarakat dan media) merupakan sebuah upaya gotong royong (kolaborasi) dalam rangka menyiapkan dan mengoptimalkan Generasi Emas Indonesia sebagai wujud pemanfaatan bonus demografi.

Ada 6 topik yang dibahas bersama yaitu: penguatan nilai-nilai spiritualitas (1), yang penguatan keluarga dan pemberdayaan perempuan(2), pendidikan formal dan non formal yang inklusif (3), pengembangan industri pariwisata dan kreatif melalui inovasi berkelanjutan (4), pengembangan industri padat karya khususnya terkait dengan circular economy & clean energy (5), dan penguatan ekonomi desa melalui digitalisasi dan gerakan eco-green (6).

Dalam forum ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang bertindak sebagai keynote speaker menyampaikan pihaknya optimistis bangsa Indonesia bisa mencapai visi Indonesia Emas 2045. “Caranya, semaksimal mungkin memanfaatkan bonus demografi melalui pembangunan sumber daya manusia , infrastruktur, industri manufaktur, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan sektor lainnya,” kata Menteri Sandiaga.

“Yang terpenting adalah sumber daya manusia sebagai aset paling vital,” tegas Menparekraf. Sandiaga juga menggelorakan semboyan 3G yakni gercep (gerak cepat), geber (gerak bersama), dan gaspol (garap semua potensi untuk menciptakan lapangan kerja). Pihaknya terus memberi pelatihan manajemen keuangan dan meningkatkan kompetensi UMKM dalam branding, komunikasi, teknik negosiasi, serta strategi harga untuk meningkatkan daya saing destinasi pariwisata.

Dari sisi pembangunan SDM di lingkungan Kemanparekraf, pemerintah berkolaborasi membangun politeknik pariwisata di 6 daerah yakni Medan, Palembang, Bandung, Bali, Lombok, dan Makassar. “Nantinya, kami berharap bisa bekerja sama dengan PPM Manajemen untuk menjadi pelopor pendidikan manajemen khususnya bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang mampu memberikan ide-ide segar dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkelanjutan,” ungkap Sandiaga.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved