Marketing Trends

Wafel Ala Hong Kong Besutan Hendy Tanaka

Waffelicious camilan ala Hongkong kini sudah 175 gerai

Masyarakat Indonesia memang suka camilan. Hendy Tanaka memahami ini. Ia pun mengembangkan Waffelicious setahun lalu. Wafel ala Hong Kong ini hadir dengan berbagai varian rasa seperti vanilla, strawberry, mocca, pandan, chocolate, blackforest, dan blueberry.

Saat ini, Waffelicious telah memiliki lebih dari 175 gerai yang dimana area Jabodetabek masih mendominasi. Selain itu, Waffelicious juga ada di Medan, Palangkaraya, Balikpapan, Sorong dan kota-kota besar lainnya. “Saya memgembangkan dengan metode kemitraan,” ujar Hendy, pemilik Waffelicious. Kunci berkembangnya usaha ini dengan cepat menurut Hendy karena Waffelicious sangat fokus menjaga kualitas, baik kepada calon mitra maupun kepada penikmat setia wafelnya.

“Itu sudah menjadi visi misi Waffelicious. Dimana kami memiliki misi untuk terus menjaga kualitas wafel sehingga tetap menjadi brand nomor satu untuk wafel di Indonesia. Target kami jelas, ingin Waffelicious ini ada di setiap kota besar di Indonesia,” ujar Hendy.

Memahami camilan seperti ini lebih banyak disukai Gen Y dan Gen Z, Waffelicious menggunakan digital marketing dalam meningkatkan awareness produknya. “Kami cukup aktif di sosial media, terutama Instagram dan Facebook. Ada kanal digital memiliki kekuatan yang ampuh untuk mempopularitaskan merek wafelnya di sekarang,” terangnya.

Memiliki visi ingin waffel bisa dijumpai di seluruh Indonesia, Hendy terus membuka kemitraan Waffelicious. Nilai investasi yang dibutuhkan untuk membuka satu gerai wafel ala ini sebesar Rp45 juta untuk Pulau Jawa dan Rp50 juta untuk luar Pulau Jawa. “Sejauh ini fokusnya masih di mall-mall. Tapi ada juga yang buka di ruko dengan konsep milenial yang bisa dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda. Dan konsep ruko ini sudah berjalan di daerah Jawa Tengah,” ujarnya.

Hendy memastikan bahwa bisnis yang ditawarkan ke mitranya bukanlah waralaba jadi bisnis wafel ini tidak dikenakan biaya royalti. Hanya saja, para mitra diwajibkan untuk mengambil bahan baku dari pusat. “Studi bisnis kami di setiap gerai yang sudah ada, setiap hari minimal per gerai bisa menjual 82 wafel. Setidaknya dalam 5 bulan mitra sudah bisa balik modal,” klaim Handy.

Editor: Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved