Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi non-profit yang didirikan oleh Grup GoTo, meluncurkan program Mentor Fellowship sebagai komitmen dalam mengakselerasi kemajuan untuk menyelesaikan permasalahan literasi dan kemampuan digital di Indonesia. Inisiatif ini merupakan satu-satunya ruang bagi profesional teknologi untuk berjejaring (networking), sekaligus saling berbagi (sharing) hingga meningkatkan kapabilitas (leveling up) di Indonesia.

Dalam upaya mendukung agenda pemerintah guna memperkuat ekonomi digital di Indonesia, YABB menjalankan misi untuk memastikan setiap orang Indonesia bisa berpartisipasi di dalam ekonomi digital, serta menjadikan Indonesia sebagai sumber kekuatan talenta digital. Monica Oudang, Chairperson Yayasan Anak Bangsa Bisa menyampaikan, “Untuk mencapai tujuan tersebut, YABB sadar bahwa akselerasi transformasi talenta digital sangat diperlukan.”

Menurut Monica, Indonesia membutuhkan lebih banyak talenta yang mampu, menguasai dan terampil akan kemajuan teknologi yang semakin berkembang pesat. “Melalui kekuatan gotong royong, YABB senantiasa berupaya untuk menghasilkan solusi yang inovatif. Salah satu solusi yang telah YABB laksanakan adalah program Generasi GIGIH yang memberi kesempatan kepada generasi muda dengan beragam latar belakang untuk menjadi talenta muda Indonesia yang siap berkarir di sektor teknologi. Ada banyak ahli yang dibutuhkan seperti information security analyst, web developer dan machine learning engineer,” terang Monica dalam Media Briefing Mentor Fellowship di Jakarta, Jumat (14/04/2023).

Dalam acara peluncuran ini, Monica juga berbagi pengalaman dalam menjalankan program pengembangan talenta digital selama dua tahun terakhir, “Kami mengidentifikasi pelajaran penting bahwa program Generasi GIGIH dan sejenisnya masih harus terus meningkatkan skala dampak yang dihasilkan agar mampu mengentaskan permasalahan kemampuan digital di Indonesia, atau yang biasa kami sebut permasalahan digital stunting. Inilah faktor pendorong kami untuk meluncurkan program Mentor Fellowship.”

Talenta teknologi pada tahun 2023 dan seterusnya masih sangat diperlukan dalam berbagai sektor industri. Kebutuhan ini akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, namun kemajuan ini perlu diimbangi dengan kemampuan manusia dalam beradaptasi hingga mengoperasikan teknologi itu sendiri. Menjawab tantangan tersebut, budaya mentoring dinilai tepat untuk mengisi kesenjangan kemampuan dengan perkembangan teknologi untuk mencetak para talenta teknologi yang bisa mengetahui, mengoperasikan, hingga menciptakan solusi inovatif.

Untuk itu, YABB melahirkan Mentor Fellowship sebagai inisiatif pertama di Indonesia yang melibatkan para profesional di industri teknologi untuk meningkatkan kapabilitas sekaligus berbagi ilmu, melalui peran aktif sebagai mentor guna membentuk lanskap talenta teknologi masa depan yang siap berkarier.

Ada 212 mentor fellows yang siap dan berasal dari berbagai perusahaan di Indonesia, Singapura, dan India telah bergabung ke dalam inisiatif Mentor Fellowship. Para mentor akan dibekali berbagai materi soft skills–facilitating skill dan juga mentoring skill yang disusun oleh pakar di industri, sehingga siap untuk menjalankan transformational mentorship yang dapat memberikan manfaat besar bagi para mentor dan mentees.

Salah satu mentor fellows terpilih, Raditya Gumay yang juga merupakan Senior Principal Engineer Gojek menyampaikan apresiasinya dapat terlibat di inisiatif ini, “Dalam 13 tahun terakhir, saya banyak terlibat dalam mentoring profesional muda dalam bentuk workshop, bootcamp, sharing session, hingga 1 on 1 session. Hal ini saya lakukan karena di awal karir saya sempat mengalami kesulitan dalam mencari panduan dan sumber inspirasi dalam mengembangkan diri saya, tidak hanya dalam hal kompetensi teknologi namun yang lebih penting dalam menghadapi perubahan.”

Menurt Raditya, dia melihat upaya YABB melalui program tersebut bukan hanya memberikan kesempatan mentoring, tetapi juga memberikan pengalaman yang dibutuhkan di masa depan terlebih karena perkembangan teknologi begitu pesat. Dia berharap Mentor Fellowship yang terstruktur ini benar-benar mampu menyiapkan talenta andal yang bisa mengoperasikan bahkan menciptakan teknologi baru itu sendiri.

Seorang perempuan di industri teknologi, Zahrah Ayu, Software Engineer Kargo Tech & mentor fellows juga turut menyampaikan apresiasinya akan inisiatif Mentor Fellowship, “Keikutsertaan saya membuat saya bisa terkoneksi dengan para profesional lain dan mengembangkan keterampilan diri. Tujuan kami selaku mentor fellows di sini sama, yakni berkontribusi untuk menciptakan talenta teknologi masa depan yang siap terjun ke industri. Saya senang bisa mempunyai kesempatan dalam berperan untuk melahirkan dan membantu talenta-talenta perempuan di sektor teknologi yang masih didominasi oleh laki-laki.”

Dengan adanya program tersebut, diharapkan akan muncul wajah-wajah baru di industri teknologi yang mampu bersaing, mengembangkan industri, dan memberikan dampak bagi Indonesia dan Asia. Para mentor juga akan mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan sesama profesional di industri teknologi, membangun koneksi ke talenta baru untuk potensi perekrutan masa depan, dan mendapat peningkatan keterampilan yang imersif.

“YABB percaya bahwa setiap pihak memiliki peranan penting dalam berkolaborasi agar mampu menghasilkan solusi inovatif. Untuk itu, YABB mengajak para profesional di industri teknologi untuk bergerak bersama sebagai mentor demi menyiapkan lebih banyak talenta digital muda di masa yang akan datang,” ujar Monica.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id