SINOPSIS JOURNEY TO BECOME STRONG BRAND

Medan pertempuran boleh terus berubah, pendatang baru dan lama boleh hadir silih berganti, tapi tujuh brand ini siap siaga menghadapi berbagai perubahan dan tantangan dengan aksi yang relevan sehingga berhasil bertahan, bahkan menang.

Rejuvinasi, revitalisasi, hingga transformasi dilakukan untuk menghadapi berbagai perubahan di pasar. Namun satu hal yang tidak berubah yang menjadi modal kekuatan merek-merek ini adalah Ide Besar—atau ada juga yang menyebutnya sebagai brand DNA. Makin lama Ide Besar ini menempel pada brand, makin kuat dia menancap di benak khalayak sasaran, dan makin mudah target audiens mengingat dan me-recall brand tersebut, terutama pada saat mereka berada dalam posisi purchase decision making.

Biznet di Tengah Perkembangan Jasa Internet Sebagai Utilities

Perjalanan Mengukuhkan Eksistensi dan Citra Brand PT Link Net Tbk

Konsistensi Branding LSPR Sebagai Kampus Internasional

Merries , Sepuluh Tahun Merawat Kesehatan Bayi Indonesia

Transformasi Pos Indonesia Melalui Pospay

Perjalanan Rumah Zakat

Unibis , dari Medan Merebut Pasar Nasional

Buku ini membedah perjalanan tujuh brand lokal Indonesia dalam menghadapi berbagai perubahan di pasar akibat disrupsi dan tantangan kompetisi yang makin ketat. Bukan hanya brand produk atau jasa, tujuh merek yang dibedah dalam buku ini termasuk brand lembaga nirlaba seperti Rumah Zakat dan institusi pendidikan seperti LSPR Intitute of Communication & Business. Kupasan perjalanan tujuh brand ini disertai dengan penjelasan tonggak-tonggak bersejarah (milestone) yang membawa brand eksis sampai sekarang dan mencapai kinerja yang membanggakan.

peran social enterprise dalam membangun food security secara komprehensif. Tidak hanya mengupas di sisi teoretik – terutama pada aspek model bisnis social enterprise yang berkelanjutan –, namun juga mengetengahkan sejumlah contoh social enterprise di Tanah Air yang telah membangun ketahanan pangan di lingkupnya masing-masing.

# manufaktur tumbuh minus

Sektor Manufaktur Merosot Lagi, Ini Respon Menperin

Nafas Manufaktur Indonesia Terengah-Engah, Ada Apa?

CORE: Share Manufaktur Menurun Jadi Gejala Deindustrialisasi Dini