Youngster Inc. Entrepreneur

Edwin Pranata, Sosok di Balik Produk Sehat Realfood

Edwin Pranata, founder & owner Realfood, produsen makanan & minuman sarang burung walet.
Edwin Pranata, founder & owner Realfood, produsen makanan & minuman sarang burung walet.

Sarang burung walet (edible bird’s nest), merupakan sarang yang tercipta dari air liur burung walet yang kemudian menjadi padat. Dan seperti diketahui, sarang burung walet memiliki khasiat yang baik bagi kesehatan.

Adalah Edwin Pranata yang secara serius memperkenalkan khasiat sarang burung walet melalui makanan dan minuman sehat. Diberi nama Realfood, menurut Edwin, produk ini dihasilkan dari proses yang tidak mudah. Setidaknya, untuk menikmati khasiat sarang burung walet, dibutuhkan proses hampir enam jam untuk mengolahnya, mulai dari membersihkan, mencuci, hingga merebusnya. Tak mengherankan, komoditas produk hewani ini dijual seharga US$ 2 ribu-3 ribu per kilogram.

Dikatakan Edwin, Realfood tidak datang tiba-tiba. Mulanya, sebagai atlet tenis saat kecil (umur 6-12 tahun), ia terbiasa hidup sehat. Ia pun terbiasa dengan sarang burung walet karena selalu diberi oleh orang tuanya. “Saya cuma mengonsumsinya, tidak mengerti manfaatnya seperti apa,” ujarnya.

Nah, sampai suatu ketika, tahun 2011, saat kuliah di Seattle, Amerika Serikat, Edwin sering merasakan sakit kepala. Ia pun teringat ibunya yang menyimpan sarang burung walet di kulkas dan menganjurkan Edwin untuk mengonsumsinya supaya sehat.

Masalahnya, bagaimana mengolah makanan berbasis sarang burung walet? Edwin pun merasa kesulitan, walaupun beberapa kali mencoba memasak dan meminumnya. Barulah ketika kembali ke Tanah Air tahun 2012, ia mulai melakukan riset untuk mengetahui lebih dalam mengenai manfaatnya, mengapa sarang burung walet mahal dan dikonsumsi keluarga kerajaan di China sejak ribuan tahun lalu.

“Saya ajak teman melakukan riset untuk menemukan formula yang tepat untuk kebutuhan kesehatan,” kata Edwin. Ia pun kemudian menyadari bahwa selama ini cara pengolahannya kurang tepat sehingga tidak menghasilkan manfaat yang maksimal.

Setelah berjibaku dengan percobaan dan penelitian selama 3,5 tahun, baik di dapur rumah maupun laboratorium, akhirnya pada 2016 lahirlah Realfood. Dalam perkembangannya, ia tidak hanya fokus pada sarang burung wallet, tetapi juga menggunakan bahan-bahan asli dari Indonesia.

Diberi nama Realfoof, Edwin menjelaskan, produknya punya sejumlah visi-misi. Yaitu, Real Life: mencetuskan dan menggerakkan setiap orang untuk menjalankan gaya hidup sehat; Real Smile, menciptakan kebahagiaan bagi semua orang dalam bisnis dari anggota, pemasok, hingga distributor untuk pelanggan; serta Real Change: membuat dampak dan perbedaan dalam kehidupan orang lain melalui komitmennya terhadap tujuan sosial.

Diakui Edwin yang menempuh studi Manajemen Investasi di Universitas Seattle, AS ini, untuk mengenalkan produknya masih susah karena orang belum sadar akan hidup sehat dan belum peduli untuk mengonsumsi produk kesehatan.

“Di awal, kami mendistribusikannya ke modern market di Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Makassar. Saat itu susah sekali edukasinya, tetapi saya yakin dan memiliki prinsip: bilamana orang mau produktif, harus sehat dulu,” ungkapnya. Terbukti, sejak 2019, tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat sehingga banyak orang yang mulai mencoba program sehat. “Produk kami merupakan suplemen atau herbal,” ujarnya.

Untuk strategi pemasarannya, Edwin menggunakan media sosial. Banyak orang yang sudah merasakan manfaatnya sehingga terciptalah promosi word of mouth. “Sejak awal kami fokus pada produk. Menurut saya, strategi sebagus apa pun, jika produknya tidak bagus, orang hanya akan coba kemudian tidak melakukan repeat order,” ia menjelaskan. Selain itu, Realfood juga menggunakan duta merek pasangan artis Chelsea Oliva-Glenn Alinskie serta Citra Kirana-Rezky Aditya.

Bagi Edwin, Realfood yang diproduksi di pabrik di Bojonegoro, Jawa Timur, bukan produk yang asal jadi dan asal laku di pasar. Dengan total karyawan sekitar 300 orang, termasuk yang berkantor di Jakarta dan Surabaya, ia telah lama merencanakan produk ini, bahkan ribuan kali melakukan trial dan error. Sehingga, ia pun tidak terpancing dengan persaingan di pasar atau memainkan harga.

“Justru yang membedakan, kami memiliki sebuah formula dan program yang tidak dimiliki oleh brand lain. Saat ini juga banyak yang meniru, mulai dari warna hingga packaging-nya. Untuk itu, kami selalu mengedukasi di media sosial,” katanya percaya diri.

Mengingat banyak produk yang memberikan value kesehatan, dan persaingan sudah sangat ketat, Edwin berharap, Realfood dapat tetap eksis dan survive sehingga menonjol dari yang lain. Ia percaya, dengan menggunakan online reseller –saat ini pihaknya fokus ke online sehingga tidak bisa ditemukan di toko-toko lagi– serta bekerjasama dengan marketplace dan online distributor, hal itu akan meminimalkan produk tiruan/sejenis yang mendompleng popularitas Realfood.

Ke depan, Edwin berencana tidak hanya mengolah makanan dan minuman, tetapi juga akan mengembangkan produk kesehatan lainnya. “Sekarang, sudah terbukti dengan adanya pandemi ini, yang dicari banyak orang adalah kesehatan. Kami fokus untuk mengenalkan gaya hidup sehat kepada milenial karena kami memiliki mindset: jika hidup sehat dimulai saat muda, tidak ada kata-kata penyesalan di masa tua,” katanya. (*)

Dyah Hasto Palupi/Sri Niken Handayani


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved