Youngster Inc. Professional zkumparan

Tiga Kunci Sukses Andanu Prasetyo Besarkan Kopi Tuku

Tiga Kunci Sukses Andanu Prasetyo Besarkan Kopi Tuku

Siapa yang tak mengenal Kopi Tuku? Belakangan namanya mencuat di kalangan penikmat kopi. Belum lagi, kedai Kopi milik Andanu Prasetyo sempat dikunjungi orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi.

Kopi Tuku berdiri pada tahun 2015 di kawasan Cipete, Jakarta Selatan dan kini sudah memiliki beberapa cabang di Bintaro dan Pasar Santa. Menginjak tahun ketiga, Kopi Tuku berkembang pesat. Hal ini tergambar dari banyaknya cup kopi yang terjual mencapai 1.000 cup/perharinya. Sehingga tak jarang pembeli rela mengantre demi mendapatkan satu gelas kopi susu.

Kesuksesan tersebut tidak didapat dalam waktu sekejap. Tyo mengaku ada perjalanan yang panjang yang harus ditempuh, belum lagi persaingan semakin ketat dengan menjamurnya kedai-kedai kopi yang serupa dengan miliknya. Namun dirinya optimis ke depan pasar kopi masih terus tumbuh.

Sejumlah upaya telah ia lakukan untuk membesarkan bisnis kedai kopinya ini. Pertama ia melakukan riset dan menganalisa mengenai budaya konsumsi kopi masyarakat di Indonesia. Faktanya, ia melihat bahwa konsumsi kopi di masyarakat masih rendah pasalnya kebanyakan dari mereka hanya menikmati kopi instan. Hal ini yang membuat Tyo yakin bahwa bisnis yang dirintis olehnya ini tidak hanya sekedar jualan kopi namun ingin memperkenalkan kekayaan kopi Indonesia.

Kedua, ketika orang berlomba memasarkan produknya melalui media sosial, rupanya hal ini tidak menjadi fokus utamanya. Tyo mengaku, tidak pernah melakukan kegiatan marketing dalam bentuk apapun. Menurutnya jika usahanya ingin dikenal orang hanya butuh dua hal yaitu produk dan konten yang baik.

“Cara memperkenalkan Kopi Tuku, saat kedai dibuka, kalau orang tidak belok berarti ada yang salah sama desainnya dan nama yang tidak meyakinnya sehingga itu harus diperbaiki. Kalau orang sudah datang tetapi tidak balik lagi untuk membeli berarti ada produk yang salah. Sedangkan kalau orang udah masuk tetapi tidak order berarti harganya kemahalan,” jelasnya saat berbincang-bincang dengan SWA Online.

Ketiga customer experience menjadi salah satu kunci suksesnya.”Mulai dari pelanggalan masuk sudah diperdengarkan musik klasik, toples-toples kopi yang berjajar, baunya aroma kopi, sapaan yang ramah dari kami sampai harga yang kami bandrol itu terjangkau, semua aspek aku coba kontrol,” ujarnya.

Dalam menghadapi jatuh bangun dalam bisnis, pria lulusan S1 Bisnis Manajemen Prasetya Mulya ini biasanya sudah mengantisipasi sebelum benar-benar bisnisnya tersebut jatuh atau bangkrut. “Karena saya sudah terjun dibisnis ini maka saya, menikmati semua prosesnya sehingga saat saya jatuh mungkin saya tidak menganggap kalau itu jatuh, kedua sebelum saya jatuh beneran, saya pasti akan memperbaikinya dulu sebelum tambah parah,” jelas Tyo.

Editor : Eva Martha Rahayu

swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved