Youngster Inc. StartUp zkumparan

Empat Sekawan Garap Perawatan Pria

Andika Ramadhan Febriansah-Akbar Alatas-Ahmad Priatna-Raja Prima Ganda CEO Clorismen.

Akhir 2016, empat sekawan Andika Ramadhan Febriansah-Akbar Alatas-Ahmad Priatna-Raja Prima Ganda akhirnya mewujudkan ide yang telah disepakati. Mengibarkan PT Haraka Multi Faedah, mereka merilis Clorismen, produk perawatan kulit bagi pria.

Ini adalah buah dari keberanian serta pengamatan mereka atas fenomena yang ada. Mereka melihat produk perawatan kulit bagi kaum pria terbilang masih sangat minim. Maklum, masih ada stigma bahwa produk perawatan kulit hanya untuk kaum hawa. Pria yang menggunakan produk perawatan semacam ini dianggap tidak macho. Padahal, kebutuhan ini bersifat universal. Seperti sembako. “Dari situ kami melihat ada potensi pasar di kosmetik pria yang belum banyak dimainkan pelaku usaha,” ungkap Andika.

Clorismen pun lahir. Produksi dilakukan di Cileungsi. Yang menarik, di tahap awal ini Andika dkk. tidak menjualnya dengan memanfaatkan sembarang kanal. “Di tahap awal, kami memilih jaringan distribusi lewat internet karena tahu bahwa pria cenderung malu kalau membeli produk perawatan di toko ritel. Kami termasuk pelopor produk perawatan pria yang eksis di internet karena saat itu belum ada,” Andika menuturkan.

Mengingat jarangnya produk perawatan pria, dalam menjajakan Clorismen, Andika dkk. senantiasa menyelipkan kampanye mengenai pentingnya perawatan kulit bagi pria dan tidak boleh mengabaikannya. “Kami cukup percaya diri mengatakan bahwa kami salah satu brand yang mengampanyekan kepada pria betapa pentingnya peduli soal perawatan,” katanya.

Cara ini berhasil. Perlahan-lahan pasar menyerap. Saat ini Clorismen terdiri dari 11 item, mulai dari sabun muka bentuk batang dan foam, hand body lotion, serum penghilang bekas jerawat, hand gel, sampai produk yang diminum, yaitu kopi yang mengandung kolagen dari protein sapi untuk menjaga kesehatan dari dalam tubuh. Banderol harganya terentang dari Rp 30 ribu sampai Rp 77 ribu. Andika mengatakan, produk best seller adalah Clorismen sabun batang. Per bulan mereka bisa menjual 70 ribu sabun (ukuran 80 gr Rp 55 ribu, ukuran 40 gr Rp 35 ribu).

Saat memulai bisnis ini, Andika berusia 22 tahun, sementara founder yang lain lebih senior dan sudah berpengalaman merintis bisnis. Didampingi para senior membuat Andika percaya diri dan gigih menggarap peluang. Kegigihan ini tampaknya tak terlepas dari pengalamannya yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah Master (Masjid Terminal) di Depok sambil berjualan plastik di pasar.

Sebelum menjabat sebagai CEO Clorismen, Andika menangani seputar pengemasan produk dan dukungan terhadap penjualan, serta membuat acara, bekerjasama dengan sekolah atau kampus untuk memperkenalkan produk dan memperkuat jaringan. “Sebab, kami ingin produk Clorismen tidak hanya eksis di internet, tetapi juga di offline,” ungkapnya.

Posisi sekarang tidaklah diraih dengan mudah. Setahun berjalan, Clorismen mulai menghadapi tantangan, terutama terkait jaringan distribusi. Jaringan masih terpusat sehingga sulit menjangkau permintaan di Aceh, Kalimantan, dan Papua.

Untuk mengatasinya, pada tahun 2018 mereka membuka sistem kemitraan. Clorismen berkomitmen tidak berjualan langsung ke end user, melainkan ke mitra (seller) mereka. Andika memanfaatkan jejaringnya yang luas untuk diajak menjadi mitra. Hasilnya, Clorismen sampai saat ini sudah mempunyai 1.400 seller aktif di seluruh Indonesia.

“Kalau dengan yang tidak aktif, bisa sampai 2.000 seller. Kami membuat sistem kemitraan ini agar konsumen bisa memesan produk lebih cepat. Konsumen bisa memesan produk ke seller terdekat dengan tempat tinggalnya, tidak harus ke kantor pusat,” Andika menjelaskan.

Karena fokus pada penjualan melalui seller, Clorismen tidak lagi memilih pemasaran konvensional, seperti ke Giant, Hypermart, Alfamart, atau Indomaret. “Bukan berarti produk kami ilegal, kami sudah sertifikasi BPOM. Kami memilih seller karena kami ingin mereka berperan sebagai Alfamart dan Indomaret di lapangan. Bahkan, konsumen bisa bertemu langsung dengan seller-nya, dan bisa menghemat ongkir,” ucapnya.

Untuk menjaga keharmonisan dan kualitas penjualan para seller, pihaknya memberikan pelatihan dan pendampingan. Khususnya, terkait mindset berjualan. Seller diberi edukasi cara mengelola modal untuk diputar kembali. Bila benar-benar menjalankan edukasi, kata Andika, mereka akan sukses, bahkan bisa mengantongi Rp 20 juta-50 juta.

Adapun untuk menjaga kestabilan harga, diterapkan sistem reward & punishment. Seller yang berkinerja bagus akan diberi reward dalam bentuk barang, seperti motor, atau traveling. Sementara yang bermasalah diberi punishment yang tegas, misalnya tidak boleh menjual lagi.

Karena sangat bergantung pada seller, Clorismen terus membuka kesempatan bagi yang berminat, khususnya di daerah. Syaratnya: membeli paket dan wajib stok minimal 10 pcs. di awal bergabung.

Daerah memang menjadi fokus Andika dkk. Alih-alih masuk ke ritel, mereka fokus mendorong semua seller agar masuk ke desa-desa, seperti membangun kerjasama dengan komunitas dan Karang Taruna.

Andika mengatakan, sejauh ini upaya tersebut cukup efektif. Omzet Clorismen mencapai Rp 1,5 miliar-2 miliar setiap bulan. Bahkan, di situasi pandemi ini keuangan mereka cukup stabil berkat gaya pemasaran melalui seller dan online marketplace. Pihaknya tidak memberhentikan satu pun karyawannya yang berjumlah 70 orang.

“Di awal 2021 ini, sudah mulai terlihat ada pertumbuhan kembali dari segi omzet sampai penambahan seller di daerah. Kami menargetkan 10 ribu seller di akhir 2021,” kata Andika penuh optimisme.(*)

Yosa Maulana & Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved