Masalah gigi terkait estetis seperti gigi tidak rata, gingsul atau tonggos merupakan masalah yang terjadi di Indonesia. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang mau lebih memperhatikan ini. Padahal penampilan merupakan hal yang penting di zaman media sosial seperti sekarang. Keengganan menggunakan kawat gigi yang harus memakan waktu lama itulah menjadikan masyarakat malas memperbaiki estetis giginya.

Klar memahami tantangan ini. Untuk itu, dengan dukungan gabungan teknologi software dan aplikasi dengan keahlian kedokteran spesialis gigi, dihadirkan aligner gigi yang nyaman dipakai, serta lebih cepat ketimbang menggunakan kawat gigi.

“Kami hadir di Indonesia sejak September 2020, namun dalam 6 bulan terakhir setelah berdiri, ada 600 orthodontist dan dokter gigi yang terhubung di dalamnya. Melalui teknologi aligner, dari jarak jauh, pasien bisa dipindai bentuk rahang dan giginya lalu diketahui apa saja yang harus diperbaiki. Kemudian, mereka bisa terhubung dengan dokter gigi terdekat dengan posisi pasien. Untuk menghubungkan antara pasien dan dokter gigi, Klar membangun aplikasi khusus yaitu Klar Smile,” jelas Ellen Pranata, CEO dan Co-founder Klar.

Perlu diketahui, Pendiri Klar adalah generasi penerus PT Cobra Dental Indonesia yang merupakan pemain pesar di bidang hospital equipment khusus kedokteran gigi. Selain itu para pendiri lainnya, memiliki latar belakang pengalaman panjang di konsultan manajemen global serta dokter- dokter spesialis gigi. Tidak heran jika kemudian Klar meski baru didirikan sudah mendapat kepercayaan pendanaan dari luar untuk startup ini.

Ellen yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Cobra Dental mengatakan dengan hadirnya solusi Klar diharapkan masyarakat lebih mudah menjadikan senyumannya lebih indah. Menurut Ellen, aligner gigi seperti yang ditawarkan Klar sudah ada di Indonesia, namun kebanyakan merupakan produk impor hanya harganya sangat mahal hingga puluhan juta rupiah.

Aligner gigi merupakan solusi estetis gigi yang harganya memang lebih mahal daripada kawat gigi atau behel karena lebih cepat hasilnya, praktis dan nyaman. Mengantongi izin Kemenkes RI, Klar memproduksi sendiri aligner-nya sehingga kini masyarakat bisa menggunakan aligner gigi ini dengan harga lebih terjangkau di kisaran Rp 9 jutaan.

“Jadi prosesnya, pasien yang ingin merapikan penampilan giginya bisa mengunduh aplikasi Klar Smile, lalu mereka melakukan tes senyum hingga giginya terlihat dari situ kami bisa menganalisa dengan teknologi yang kami miliki langkah ortodontis apa yang bisa dilakukan. Lalu pasien akan diinfo ortodontis terdekat dengan lokasi mereka untuk konsultasi lanjutan,” jelas Ellen yang pernah berkarier di konsultan manajemen McKinsey dan PWC Indonesia ini.

Menariknya melalui aplikasi, pasien tidak akan terlewat waktu konsultasi ulang dan jadwal perawatan giginya. “Kami berharap melalui aplikasi KLAR Smile di masa pandemi ini terutama, akan makin memudahkan pasien terhubung dengan ortodontisnya,” jelasnya.

Ellen tidak menargetkan tinggi orthodontist yang terkoneksi dengan Klar, tapi pihaknya lebih mengutamakan lebih banyak pasien yang terhubung dengan orthodontist melalui Klar. “Kualitas layanan juga lebih utama, Klar Smile bisa dibilang merupakan marketing tools kami agar pasien mudah terhubung dengan orthodontist dan dokter gigi terdekat demikian juga sebaliknya,” jelas Ellen.

Dengan demikian ekosistem perawatan gigi yang terintegrasi tercipta. Hingga akhir tahun ini diharapkan ada 1.000 orthodontist dan dokter gigi yang bisa bergabung dengan Klar. Meskipun saat ini ada sekitar 36 ribu dokter gigi di seluruh Indonesia. Dengan harga yang ditawarkan aligner gigi Klar memang menyasar segmen B ke A.

“Kami berharap kehadiran Klar bisa membuat para dokter gigi dan ortodontis bisa memberikan konsultasi secara online, merancang aligner yang tepat untuk pasien, dan pasien bisa dengan disiplin konsultasi kembali dengan orthodontist-nya,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id