Nilai Ekspor Industri Pengolahan Non-Migas RI Capai US$ 156,18 Miliar
Tahun 2022 adalah momentum kebangkitan ekonomi, namun juga merupakan tahun yang penuh tantangan dalam aspek sosial dan ekonomi. Pandemi COVID-19 yang telah melandai, akhir-akhir ini kembali menunjukkan peningkatan, perang Ukraina-Rusia juga menyebabkan peningkatan harga energi serta bahan baku lainnya yang dibutuhkan oleh sektor industri.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan ketidakpastian kondisi dan situasi tersebut tidak mempengaruhi pembangunan sektor industri non-migas di Indonesia. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyampaikan sektor industri pengolahan non-migas masih mampu tumbuh positif. Sinyal positif kinerja sektor industri pengolahan non-migas tersebut terlihat dari indikator makro.
“Sektor industri pengolahan non-migas pada Triwulan III tahun 2022 tumbuh positif sebesar 4,88%. Juga merupakan sumber pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 0,99% dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,72%,” kata Reni Yanita dalam peresmian pabrik PT Mattel Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Reni melanjutkan, kontribusi industri pengolahan non-migas terhadap PDB pada triwulan III tahun 2022 mencapai sebesar 16,10%. Di mana angka ini merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya;
Data Kemenperin, tambah Reni, menyebutkan bahwa nilai ekspor industri pengolahan non-migas sampai dengan bulan September 2022 mencapai US$ 156,18 miliar atau surplus US$ 20,78 milyar. Nilai tersebut memberikan kontribusi sebesar 71,20% terhadap total ekspor nasional yang mencapai angka US$ 219,35 milyar.
“Komoditi ekspor utama yaitu industri makanan dan minuman (US$ 35,99 miliar), industri logam dasar (US$ 32,93 miliar), dan industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (US$ 16,88 miliar),” ujarnya.
Realisasi investasi di sektor industri pengolahan non-migas sampai dengan triwulan III tahun 2022 tercatat sebesar Rp 365,2 triliun atau tumbuh 54% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021. Sementara angka PMI pada bulan November 2022 secara umum berada pada level ekspansif yaitu 50,3.
“Secara bersama-sama kita harus terus menjaga kondisi baik ini dengan mengambil langkah-langkah strategis yang terukur. Sehingga dampak kondisi geopolitik global dan ancaman resesi bisa kita tanggulangi bersama,” jelasnya.
Editor : Eva Martha Rahayu
Swa.co.id