Best CEO zkumparan

Dothy, Budayakan Sikap Optimistis dan Inovatif

Dothy, Budayakan Sikap Optimistis dan Inovatif
Dothy , CEO PT Terminal Teluk Lampung

Dothy adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang punya keahlian dan kemampuan mumpuni untuk mempimpin perusahaan. Sejak 6 Juli 2017, ia menjabat sebagai CEO PT Terminal Teluk Lampung, anak perusahaan PT Pelindo III (Persero).

Dothy menjalankan tugas sebagai pembuat kebijakan perusahaan, pengambil keputusan strategis, dan koordinator direksi; mempraktikkan prinsip Good Corporate Governance (GCG); serta melakukan manajemen risiko dan pengendalian internal di perusahaan. Meski tugas dan tanggung jawab yang diembannya cukup berat, semua itu harus dilakoninya. “Tugas saya memang berat, tapi kalau dijalankan dengan sepenuh hati dan profesional, akan terasa ringan,” ungkap wanita kelahiran Surabaya, 22 Oktober 1971 ini.

Terminal Teluk Lamongan (TTL) yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, dibangun oleh Pelindo III pada 2010 dan beroperasi sejak 2015. Bisnis utama perusahaan ini adalah sebagai operator terminal, yang fokus pada pelayanan bongkar–muat peti kemas dan bongkar curah kering, baik domestik maupun internasional. Sejak awal, TTL dirancang sebagai pelabuhan internasional yang menjadi pintu arus masuk dan keluar barang di Jawa Timur dan kawasan Indonesia bagian timur, didukung dengan semiotomatisasi dan praktik ramah lingkungan yang pertama di Indonesia.

Semiotomatis terlihat pada proses bongkar–muat barang yang dilakukan dari ruang kendali, yang dipantau petugas operator, sehingga proses di terminal menjadi lebih efisien, safety, realtime, serta mampu meningkatkankan kinerja dan produktivitas lantaran terjadi pengurangan dwelling time dalam bongkar–muat. Juga ramah lingkungan, karena seluruh kegiatan pelayanan di terminal seperti kendaraan truk dan crane digerakkan dengan menggunakan energi listrik dan gas yang ramah lingkungan.

Menurut Dothy, revolusi industri 4.0 tidak bisa dipisahkan dari penerapan teknologi, baik teknologi yang bersifat mekanis, seperti peralatan produksi, maupun teknologi yang berkaitan dengan jaringan internet dan sistem teknologi informasi (TI). “Ini yang diterapkan di Terminal Teluk Lamongan untuk menjawab kebutuhan arus perputaran barang yang semakin cepat,” katanya.

Dukungan teknologi untuk operasional perusahaan diimbangi dengan kualitas SDM yang melek teknologi. Maka, kebijakan pertama yang diambil Dothy adalah merekrut pegawai dari generasi milenial yang melek teknologi. Porsi karyawan muda ini mencapai 90 persen dari jumlah total pegawainya. “Mereka memiliki ide-ide dan inovasi baru yang sangat dibutuhkan perusahaan untuk menghadapi era disruptif saat ini. Mereka juga relatif mudah diajak berkolaborasi dalam tim. Kemampuan ini menjadi modal perusahaan untuk maju dan berkembang,” kata Dothy.

Kendati demikian, pegawai milenial memiliki kekurangan yang menjadi tantangan perusahaan, seperti tingkat loyalitas kepada perusahaan terbilang rendah karena sifat mereka yang cenderung mudah bosan ketika kondisi lingkungannya stagnan. Di samping itu, pegawai milenial rentan memicu konflik dalam perusahaan dengan generasi yang lebih tua lantaran karakternya yang selalu menuntut inovasi serta akibat adanya kesenjangan antargenerasi yang menimbulkan perbedaan karakter dan kompetensi. “Saya rasa, perusahaan yang memiliki pegawai milenial dan generasi lebih tua berpeluang terjadi konflik. Makanya, dituntut leadership yang mampu menjembatani gap tersebut agar perusahaan tetap dalam kondisi kondusif,” ia menjelaskan.

Strategi yang ditempuh untuk mengatasi kesenjangan antargenerasi tersebut adalah dengan mewadahi hobi dan kesenangan seluruh pegawai untuk meningtakan tingkat keterikatan (engagement) pegawai milenial itu. Hal ini dielaborasi perusahaan dengan menyediakan fasilitas entertainment, misalnya game dan olahraga on desk, serta kegiatan indoor ataupun outdoor, seperti diving, bowling, bersepeda, bola basket, dan golf.

Selanjutnya, Dothy menginisiasi partisipasi aktif pegawai milenial dalam proses pengambilan keputusan perusahaan lantaran karakter pegawai milenial selalu ingin didengar gagasannya. Ia menegaskan, gaya kepemimpinan kolaboratif sangat penting dipraktikkan untuk melahirkan ide segar dan inovatif dari pegawai milenial serta membudidayakan sikap optimistis. Disadari atau tidak, manajemen perusahaan terkadang masih menerapkan pola lama yang mengganggap pegawai sebagai sebuah mesin yang bekerja sesuai sistem.

Pemahaman ini mesti dibuang jauh-jauh, diganti dengan paradigma baru bahwa perusahaan harus bisa menjadi organisme yang hidup, yang mampu beradaptasi terhadap perubahan. “Kemampuan beradaptasi ini diwujudkan dalam bentuk penerapan birokrasi yang lebih simpel di dalam perusahaan, penciptaan ide-ide baru sebagai bentuk respons terhadap perubahan bisnis, agar keberlangsungan perusahaan dapat dijamin di masa mendatang,” kata wanita penyandang gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung tahun 1994 ini.

Menciptakan suasana baru menjadi strategi Dothy untuk menyegarkan pegawai. Caranya, para pegawai disuguhi hal-hal baru. Pada acara rapat, misalnya, ia kerapkali mengajak pertemuan di taman atau rumah makan. Bahkan, pada saat inspeksi bersama, ia melakukannya dengan cara penyisiran lewat laut. “Hal-hal beda seperti ini, dan tidak biasa, kami harapkan bisa membuat nuansa yang berbeda bagi pegawai sehingga memunculkan ide dan kreasi pegawai untuk perusahaan ke depan,” katanya.

Pola leadership kebersamaan dan kebersahajaan yang ia kembangkan dan ia terapkan dalam perusahaan ternyata memberikan hasil positif. Kinerja bisnis perusahaan yang mengalami pertumbuhan (growth) ialah produksi peti kemas, yang tumbuh 102 persen, dari 243.245 unit di tahun 2016 menjadi 493.071 unit di tahun 2017.

Pada periode yang sama, curah kering tumbuh 9,97 persen dari 1.101.416 ton menjadi 1.211.239 ton di tahun 2017. Tahun 2018, produksi peti kemas tumbuh 29,3 persen dan pertumbuhan signifikan dialami curah kering yang meningkat pesat 108,3 persen. “Ini merupakan kinerja teman-teman semua di TTL yang telah bekerja keras, berinovasi, dan kreatif dalam memberikan pelayanan prima kepada stakeholder terkait. Kuncinya adalah kerja keras, fokus, kemudian tulus dalam menjalankannya, maka Insya Allah pertumbuhan bisnis akan tembus,” kata Dothy yang hobi traveling dan membaca buku ini, tandas.

Mantan Asisten Manajer Senior Pengembangan Usaha Pelindo III ini mengantarkan TTL menorehkan berbagai prestasi sepanjang tahun 2018. Antara lain, OCI (Outstanding Corporate Innovator) Award yang diselenggarakan oleh PPM School of Management dan majalah SWA, Pelayanan Publik (kategori Prima Utama) dari Kementerian Perhubungan, Perusahaan Pengelola Lingkungan Hidup dari Gubernur Jawa Timur, Anugerah Manajemen Indonesia dari PPM School of Management & majalah SWA kategori “Change Readiness Company, serta Pengusaha Tempat Timbunan Lini 1 Terbaik dari Kantor Bea Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak, Surabaya.

Nisrina Salma & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved