Indonesia Best CFO

Muljono Tjandra, Mengimplementasikan Enam Strategi

Muljono Tjandra, Mengimplementasikan Enam Strategi
Muljono Tjandra, CFO Bank Danamon Tbk.
Muljono Tjandra, CFO Bank Danamon Tbk.

Pulang untuk menghadapi tantangan. Begitulah ilustrasi kehidupan Muljono Tjandra. Setelah meninggalkan Bank Danamon Tbk. di tahun 2012 dengan posisi Kepada Divisi Akuntansi dan Perpajakan, lelaki berkacamata ini kembali ke Danamon pada 2019 sebagai Direktur Keuangan. Namun, tentu saja tantangan yang dihadapinya sebagai CFO tidak semata urusan keuangan. Pasalnya, tahun 2020, pandemi Covid-19 datang.

Secara keseluruhan, dalam menghadapi masa turbulensi, Danamon mengeluarkan enam jurus. Pertama, memperluas inisiatif kolaborasi antara Danamon, Adira Dinamika Multi Finance, dan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dalam hal customer acquisition, product cross selling, dan best practice transfer of knowledge.

Kedua, meningkatkan ekosistem pembiayaan melalui distributor (supplier) financing dan mendukung layanan financial supply chain yang berbasis auto melalui perluasan kemitraan. Ketiga, memonitor biaya dana dan biaya operasional selama masa turbulensi secara tepat dan efektif, dengan tetap mengedepankan investasi pada bidang strategis.

Keempat, konsisten mendorong pertumbuhan nasabah melalui kanal digital dengan mendorong pertumbuhan digital banking (D-bank Pro & WhatsApp Business). Kelima, mendorong pertumbuhan kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian serta memonitor dan mengelola restrukturisasi kredit nasabah yang terdampak pandemi Covid-19 agar berjalan sesuai dengan ketentuan regulator.

“Keenam, kami juga terus memonitor kualitas aset (loan at risk) dan memastikan saldo pencadangan yang memadai untuk memberikan perlindungan atas potensi kerugian dari aset bermasalah dan menjaga kepercayaan nasabah,” kata Muljono.

Sejalan dengan hal tersebut, Muljono menandaskan bahwa sebagai CFO, tentu saja konsentrasinya adalah mempertahankan kinerja di sisi keuangan. Di antara hal penting yang dilakukannya adalah pada aspek rasio CASA (Current Account Saving Account). Danamon fokus mendorong pertumbuhan (CASA) yang berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi, melalui pendekatan institusional dan sarana digital.

Kemudian, pada rasio Loan Loss Coverage (LLC) atau rasio cakupan kerugian pinjaman. Mereka meningkatkan cadangan kerugian secara proaktif serta memonitor perbaikan kualitas asset.

“Kami juga terus memonitor kualitas aset (loan at risk) dan memastikan saldo pencadangan yang memadai untuk memberikan perlindungan atas potensi kerugian dari aset bermasalah dan menjaga kepercayaan nasabah.”

Muljono Tjandra, CFO Bank Danamon Tbk.

Selanjutnya, pada manajemen biaya. Di sini, ada dua yang dilakukan. Pertama, mengupayakan dan memonitor penurunan cost of funds sebesar 290 basis point dalam kurun 2,5 tahun. Kedua, menjaga kestabilan rasio biaya terhadap pendapatan operasional dengan tetap mengedepankan investasi pada bidang strategis.

Hasilnya ciamik. “Dari CASA, rasio kami di sekitar 50% (tahun 2019) dan kemudian secara konsisten tumbuh sampai sekarang di 64%-65%. Adapun rasio LLC, sebelumnya kurang begitu strong, angkanya masih di bawah market, sehingga kami naikkan LLC rasio kami menjadi 209%, dan sekarang kami konsisten di level 200% sejak 2019,” dia menjelaskan.

Catatan positif lainnya, pada 2021 Danamon mencetak laba bersih konsolidasi Rp 1,6 triliun. Itu berarti naik 56% dibandingkan tahun sebelumnya (Rp 1,01 triliun).

Yang menarik, sebagai CFO, Muljono juga aktif dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dalam rangka mengatasi pandemi, manajemen Danamon membuat Crisis Command Center Covid-19. Ini merupakan satuan kerja yang dibentuk dalam rangka menanggulangi pandemi. Di sini, kata dia, CFO office berkontribusi melalui monitoring dan pengadaan vaksin, alat-alat kesehatan, fasilitas isolasi mandiri untuk karyawan, serta fasilitas new normal untuk area perkantoran dan cabang. Atas kontribusinya itu, mereka mendapatkan penghargaan MUFG President’s Award 2020.

Ke depan, tantangan yang dihadapi industri keuangan tentu tidak mudah. Apalagi, dunia tengah menghadapi resesi. Muljono mengetahui hal tersebut. Karena itu, dia terus menyiapkan diri agar bisa membawa Danamon menghadapi kondisi yang tak kalah menantang. (*)

Teguh S. Pambudi dan Arie Liliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved