Indonesia Best CFO

Niraj Jain, Membawa Perusahaan Kembali Raih Profit

Niraj Jain, CFO PT Matahari Department Store Tbk.
Niraj Jain, CFO PT Matahari Department Store Tbk.

Setelah melewati masa-masa berat akibat krisis pandemi Covid-19 yang berpengaruh besar terhadap industri ritel, PT Matahari Department Store Tbk.) kini mulai pulih dan mencapai kinerja positif. Hal ini tentu tak lepas dari peran Niraj Jain sebagai chief financial officer perusahaan emiten di bidang ritel ini.

Sepanjang tahun 2021, Matahari mencatatkan penjualan kotor sebesar Rp 10,3 triliun, 20% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Sementara pendapatan bersih mencapai Rp 5,6 triliun, atau tumbuh 15% dibandingkan tahun 2020, dan laba bersih Rp 913 miliar dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 873 miliar pada 2020.

Niraj ditunjuk sebagai CFO pada Maret 2019. Fungsi yang dijalaninya adalah memimpin bagian keuangan, TI, logistik, risk management, audit internal, procurement dan investor relations.

Dalam mengelola urusan finansial perusahaan, dia menavigasi bisnis di masa pandemi yang sulit dengan pendekatan “lindungi dan pivot”, sehingga bisa berkontribusi dalam meraih profit.

Untuk bisa melalui terpaan krisis, Niraj mengambil sejumlah langkah strategis agar bisnis tetap bertahan dan bisa pivoting untuk masa depan. Yang dilakukan antara lain menutup total 24 gerai yang tidak berperforma baik.

“Ini merupakan keputusan yang sulit, tetapi ini memungkinkan kami menekan pengeluaran dan memastikan kami memiliki lean operation,” kata pria berkebangsaan India yang telah menetap selama 10 tahun di Indonesia ini.

Meski demikian, Matahari terus mengembangkan kanal penjualan baru melalui toko online Matahari.com yang diluncurkan pada tahun 2020. Kehadiran saluran pemasaran digital ini menciptakan peluang baru bagi bisnis.

Salah satu keunggulannya adalah memiliki jaringan gerai yang tersebar, yang dapat difungsikan sebagai fasilitas pemesanan online, serta click and collect yang mewakili pola bisnis omnichannel. Berdasarkan kemampuan tersebut, Matahari mengelola rantai pasokan end-to-end, serta memastikan kualitas layanan yang konsisten dan memenuhi kepuasan pelanggan.

Matahari pun terus meningkatkan kapabilitas sourcing; koleksi merchandising yang terkurasi mengarah pada perbaikan berkelanjutan atas merek eksklusif utama Matahari dengan margin yang sehat. Juga merasionalisasi merek dan kategori produk, yang menghasilkan peningkatan penjualan dan produktivitas yang lebih tinggi. Matahari bermitra dengan sekitar 600 pemasok lokal dan internasional, dan lebih dari 90% produk yang dijualnya merupakan produk lokal.

Banyak saham teknologi dan digital terpukul, sementara pemain jangka panjang yang solid seperti Matahari terbukti menjadi safe haven bagi investor dan pemangku kepentingan yang rasional.

Niraj Jain, CFO PT Matahari Department Store Tbk.

Pada 2022, Matahari membuka 10 toko baru, sehingga jumlah gerai yang beroperasi secara nasional akan menjadi 148 gerai pada akhir tahun. Matahari juga tengah mengembangkan rencana perluasan jaringan di tahun 2023, yang direncanakan sebanyak 12-15 gerai.

Guna meningkatkan loyalitas pelanggan, Matahari terus memperbaiki gerai dengan pembaruan tata letak, memperkuat visualisasi barang, dan meningkatkan pengalaman digital. Juga menggunakan material yang lebih ramah lingkungan di setiap gerai baru. Adapun dalam hal optimisasi opex (operational expenditure), perusahaan berinvestasi pada solusi point of sales (POS) terbaru untuk dapat mengakomodasi aktivitas operasional dan supply chain.

Didukung oleh tren penjualan yang terus menguat, Matahari memproyeksikan pada 2022 bisa mencatatkan EBITDA sebesar Rp 2,1 triliun, serta menargetkan pertumbuhan dua digit atas penjualan dan laba bersih untuk tahun 2023. Sejalan dengan itu, perusahaan juga meningkatkan proyeksi dividen setahun penuh menjadi Rp 525 per saham atau lebih dengan pembayaran setiap tahun.

“Semua pencapaian besar di atas benar-benar karena saya memiliki tim yang hebat dengan berkontribusi tanpa pamrih, bekerja sebagai satu unit kohesif dengan nilai-nilai bersama yang kuat,” ungkap Niraj. “Saya merasa mendapat kehormatan untuk membantu mengoordinasikan, mengatur, dan menyatukan,” tambah pria yang mempelajari bahasa Indonesia agar bisa berkomunikasi dengan lebih efektif ini.

Dalam mengimplementasikan strateginya, Niraj bermitra dengan kantor CEO dan melibatkan konsultan terkenal seperti Bain & Co., meningkatkan kolaborasi lintas fungsi, menyiapkan dan menjalankan kantor transformasi, meningkatkan pelaksanaan tata kelola yang baik, dan mendorong inisiatif keberlanjutan.

Pemegang gelar MBA dari Symbiosis Institute of Business Management, India, ini meyakini masih ada peluang pasar yang besar dan terus berkembang untuk Matahari. Alasannya, pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang terus bergeser dari ritel tradisional ke modern.

“Banyak saham teknologi dan digital yang terpukul, sementara pemain jangka panjang yang solid seperti Matahari terbukti menjadi safe haven bagi investor dan pemangku kepentingan yang rasional,” katanya.

Menurutnya, Matahari berada di posisi yang tepat untuk meraih pangsa pasar sebagai “House of Specialist” dengan memanfaatkan portofolio asetnya yang unik. Termasuk posisi pasar yang dominan (2,7 kali dari pesaing terdekat), brand recognition (Net Promoter Score 60%, salah satu yang tertinggi di industri), dan basis pelanggan loyal (22 juta). “Kombinasi dari aset-aset ini tidak mudah ditiru oleh peritel lain, membuat Matahari diposisikan secara unik dan sangat berbeda dari peritel lain pasar,” katanya.

Terlepas dari segala tantangan, Niraj terus mengambil pandangan optimistis yang hati-hati, mengingat beberapa faktor risiko yang berperan, seperti kenaikan inflasi, tarif pajak pertambahan nilai yang lebih tinggi, kenaikan upah, dan gangguan rantai pasokan. “Saya yakin terhadap strategi yang telah ditetapkan, dan saya berharap bisa memainkan peran kunci dalam perjalanan perusahaan ke depan,” katanya. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved