Women Business Leaders

Devi Pradnya Paramita, Menjaga Operasional Seluruh Anggota Grup

Devi Pradnya Paramita, Menjaga Operasional Seluruh Anggota Grup
Devi Pradnya Paramita, CFO MIND ID.
Devi Pradnya Paramita, CFO MIND ID.

Pandemi Covid-19 ikut memukul sektor pertambangan dunia. Salah satunya terlihat dari harga komoditas yang turun signifikan disebabkan melemahnya aktivitas manufaktur dan konstruksi di seluruh dunia akibat penerapan lockdown sepanjang paruh pertama 2020. Secara umum, koreksi harga dan permintaan dialami hampir semua komoditas energi pada 2020.

Harga nikel menyentuh level terendah US$ 10.080/ton (turun 22% YoY) di bulan Maret 2020, diikuti tembaga di US$ 4.618/ton (merosot 29% YoY), timah di US$ 13.400/ton (anjlok 38% YoY), dan aluminium di US$ 1.442/ton (terjun 25% YoY). Harga emas tertekan hingga menyentuh US$ 1.471/toz, dan permintaan listrik dari sektor industri yang menurun drastis juga telah menyebabkan permintaan batu bara merosot, sehingga harga batu bara anjlok ke rata-rata US$ 60/ton sepanjang tahun 2020.

MIND ID sebagai induk perusahaan BUMN pertambangan juga turut merasakan dampak ini terutama di masa awal pandemi tahun 2020. Dari sisi kinerja bisnis, pada semester I/2020, beberapa perusahaan anggota MIND ID mencatat perolehan laba yang lebih rendah daripada periode yang sama tahun 2019.

Devi Pradnya Paramita, CFO MIND ID, mengatakan, holding perusahaan pertambangan ini berupaya keras memastikan operasional penambangan dan pengolahan mineral yang dilakukan anggota grup berjalan baik untuk menjaga tingkat produksi serta penjualan di tengah ketidakpastian global dan nasional tersebut. Selain menjaga operasional dan produksi, pihaknya juga mesti melakukan pengelolaan biaya yang efisien untuk mempertahankan daya saing usaha sekaligus menjaga tingkat likuiditas.

Ketika pandemi Covid-19 muncul, seluruh direksi melakukan pemetaan, mitigasi risiko, dan simulasi potensi dampak yang muncul. “Anggota MIND ID melakukan adaptasi, yakni efisiensi di semua lini bisnis, melihat peluang pasar baru, menyesuaikan target produksi dan penjualan, serta menaruh perhatian pada volatilias harga komoditas yang diakibatkan oleh sentimen ketidakpastian global,” kata Devi.

Dia melanjutkan, di tengah situasi pandemi itu, segenap direksi mengimplementasikan rangkaian strategi untuk menjaga kinerja perusahaan. Mereka dapat menyelesaikan beberapa transaksi penting, seperti akuisisi PT Vale Indonesia Tbk. yang merupakan kelanjutan perjanjian pendahuluan dari tahun sebelumnya, serta menyelesaikan pembentukan anak perusahaan yang baru, yakni MIND ID Trading.

“Seperti yang telah disebutkan, pada tahun 2020 perusahaan fokus pada sejumlah pembenahan secara internal, yang pertama, dalam bentuk efisiensi biaya, tujuannya untuk mengoptimalkan kegiatan operasi,” dia menjelaskan.

Direksi, kata Devi, juga rutin mengadakan one-on-one meeting setiap bulan dengan setiap anggota MIND ID membahas hal yang bersifat khusus. Di antaranya, safety record, kinerja keuangan, operasi, eksplorasi, pencapaian KPI, serta isu-isu strategis lainnya.

Untuk meningkatkan kinerja usaha grup, dibentuk Komite Implementasi Inisiatif Strategis MIND ID. Komite ini bertugas menyusun, membantu implementasi, serta mengevaluasi rencana strategis dan melaksanakan inisiatif strategis lain yang ditugaskan holding. Terdapat sembilan komite yang dibentuk sesuai dengan bidang masing-masing yang kegiatannya dikoordinasikan oleh Tim Kerja Integrated Management Office.

Seluruh upaya perusahaan ini terus berlanjut dikawal Devi ketika dirinya menjabat CFO pada Oktober 2021. Untuk tahun 2021, dia bersama jajarannya tetap menempatkan perhatian utama pada aspek operasional anggota MIND ID. Antara lain, pada digitalisasi proses kerja.

Di masa pandemi, transformasi digital yang sudah dilakukan antara lain pembuatan data analytics (MIND Control Tower), yakni sebuah manajemen dashboard yang digunakan oleh BOD untuk mengetahui status keuangan, sales dan produksi, risk management, serta strategic initiative di MIND ID dan anggota holding.

Kemudian, konsolidasi keuangan dengan anggota holding menggunakan SAP terbaru, yakni SAP Group Reporting dan Central Finance. Ada juga konsolidasi data produksi per hari, resource dan reserve dari masing-masing anggota, konsolidasi sistem internal audit, serta pengembangan sistem untuk tanda tangan digital yang tersertifikasi.

Dalam penanganan Covid-19 untuk melindungi kesehatan pegawai, MIND ID membentuk Tim Tanggap Covid-19 dan menyusun kebijakan 18 protokol kesehatan, juga menyediakan fasilitas karantina dan isolasi bagi karyawan di sektor operasional. Devi menyampaikan, lebih dari 4 ribu tes swab PCR dan 44 ribu rapid test antibodi dan antigen telah dilakukan. “Kasus Covid-19 dilaporkan setiap hari, dan untuk tindak lanjutnya dilaporkan setiap minggu oleh direktur terkait,” ungkapnya.

“Inovasi operasional terus dilakukan untuk menghasilkan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.”

Devi Pradnya Paramita, CFO MIND ID

Selain itu, flexible working arrangement juga menjadi hal yang tidak terhindarkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, kata Devi, manajemen secara konsisten menerapkan daily check-in guna memastikan akuntabilitas pekerjaan.

Berbagai upaya tersebut membuahkan hasil positif. Seiring perbaikan kinerja pasar komoditas, kinerja MIND ID pun meningkat signifikan selama 2021. Secara konsolidatif, pendapatan perusahaan selama 2021 naik sekitar 40% dari pendapatan tahun 2020.

Penjualan komoditas batu bara yang dikelola PT Bukit Asam Tbk. naik sekitar 20%, yaitu sebesar 28 juta ton, dengan rasio penjualan domestik di atas 50%. Untuk komoditas aluminium, PT Inalum (Persero) mencatat kinerja produksi aluminium di atas 240 ribu ton. Kemudian, ANTAM juga mencatatkan penjualan logam mulia tertinggi di pasar domestik sepanjang sejarah perusahaan, sebesar 28 ton, naik 44%.

PT Timah Tbk. mencatatkan produksi bijih timah di atas 24.500 ton Sn, sedangkan produksi logam timah melebihi 26.000 Mton. Lalu, komoditas tembaga yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia, tingkat produksinya tercatat sebesar 1,33 miliar pounds dengan tingkat penjualan sebesar 1,31 miliar pounds.

Apabila dibandingkan tahun 2020, Devi mengungkapkan, pada 2021 perusahaan mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 40% serta peningkatan laba lebih dari 600%. Di sisi lain, secara operasional, memang beberapa proyek mengalami penundaan, yang utamanya diakibatkan pembatasan mobilitas, baik equipment maupun tenaga ahli internasional. Namun, kata dia, grup MIND ID dapat bersinergi penuh dengan satgas penanggulangan Covid-19, khususnya di wilayah operasional, sehingga selama pandemi ini tidak terdapat penutupan operasi yang berarti.

Sebagai Direktur Keuangan, Devi menyatakan optimistis likuiditas saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pendanaan MIND ID, baik dari sisi pemenuhan kewajiban keuangan maupun kebutuhan pendanaan proyek. “Di samping posisi kas, kami juga menjaga akses terhadap likuiditas melalui fasilitas perbankan domestik maupun internasional, dan menjaga akses ke pasar obligasi global, jika dibutuhkan,” katanya.

Belajar dari kejadian pandemi, kata Devi, MIND ID ke depannya akan berusaha terus menerapkan perilaku agile, going extramiles, dan accountable dalam semua aspek, mulai dari SDM, operasional, hingga transformasi digital.

Selain itu, upaya-upaya transformasi digital yang disebut di atas juga menjadi salah satu tema strategis MIND ID menuju smart mining. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan daya saing biaya. Perusahaan berupaya mengaplikasikan teknologi mutakhir dan menerapkan digitalisasi pada seluruh lini rantai nilai untuk dapat menciptakan penghematan biaya dan keberlangsungan usaha, dan pada gilirannya tercipta aset hilirisasi berskala global (build world-scale downstream assets).

“Sistem dan aplikasi digital yang dikembangkan salah satunya bertujuan untuk peningkatan efektivitas proses bisnis, juga yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap efisiensi sehingga dapat mempertahankan daya saing usaha,” Devi menjelaskan. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved