Management Covid 19

Bank Mandiri, Gencarkan Inovasi Layanan Perbankan Digital

Royke Tumilar, Dirut Bank Mandiri
Royke Tumilar, Dirut Bank Mandiri.

Untuk bertahan selama pandemi virus corona (Covid-19), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berupaya menjaga kualitas aset debitur dengan melakukan relaksasi dan restrukturisasi kredit terhadap debitur yang terdampak pandemi Covid-19, kecukupan likuiditas, dan keberlangsungan operasional bank. Bank Mandiri per 7 Mei 2020 telah merestrukturisasi kredit senilai Rp 46 triliun yang terdiri dari 165 ribu nasabah.

Bank Mandiri bersikap konservatif dengan mengimplementasikan strategi front-loading yang fokus menjaga likuiditas bank dibandingkan mengejar keuntungan. Dari sisi biaya, bank ini menghemat biaya operasional dan belanja yang mencakup tiga aspek, yakni skala prioritas untuk inisiatif bisnis yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan volume bisnis, kemudian rasionalisasi untuk mengurangi aktivitas yang kurang memberikan nilai tambah terhadap peningkatan pendapatan, dan negosiasi ulang dengan bundling kontrak untuk mendapatkan harga optimal, serta mengoptimalkan sumber daya guna mendapatkan hasil maksimal.

Dirut Bank Mandiri Royke Tumilar mengatakan, pandemi Covid-19 akan memengaruhi kinerja industri perbankan, di antaranya penurunan pertumbuhan kredit, peningkatan non performing loan (NPL), dan peningkatan kebutuhan likuiditas. Pihaknya telah melakukan simulasi untuk memperkirakan dampak pandemi terhadap kinerja bank, serta menjaga kinerja dan rasio kecukupan modal (CAR/capital adequacy ratio) di atas batas minimal CAR yang ditentukan regulator, sehingga kegiatan operasional dan fungsi perbankan dapat berjalan baik di tengah pandemi corona.

Kinerja Bank Mandiri hingga Februari 2020 masih solid lantaran penyaluran kredit tetap tumbuh 10,7% (year on year) dengan rasio NPL (bank only) masih terjaga di 2,38%. Namun ke depan, perseroan memperkirakan pandemi Covid-19 dan implementasi program relaksasi kredit akan memengaruhi kinerja industri perbankan, termasuk Bank Mandiri. “Tugas kami adalah melakukan mitigasi dan antisipasi agar kinerja kami sesuai dengan rencana,” kata Royke.

Untuk menjaga laju bisnis pascapandemi corona, Bank Mandiri meluncurkan inovasi produk dan layanan, antara lain membuka layanan online, bertajuk Online Onboarding, sebagai upaya perusahaan berekspansi dengan memanfaatkan teknologi digital di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ini. Bank Mandiri mencatat rata-rata lebih dari 1.000 pembukaan rekening per hari melalui layanan online itu. Melalui layanan Online Onboarding, bank ini mendapatkan lebih dari 20 ribu nasabah baru sejak awal kampanye #dirumahaja. Hingga Februari 2020, Bank Mandiri tercatat memiliki lebih dari 26 juta rekening simpanan dengan nominal (bank only) mencapai Rp 797 triliun, naik 8,2% dari periode yang sama tahun lalu.

Royke menyebutkan, pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19 ini diperkirakan mulai akhir Mei ini atau Juni mendatang. Ke depan, pihaknya berupaya menjaga pertumbuhan bisnis dengan melirik sektor-sektor yang prospektif, yakni menyalurkan kredit yang mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent) ke sektor-sektor yang tidak terdampak Covid-19. “Seperti farmasi, telekomunikasi, dan fast moving consumer goods. Selain itu, sebagai upaya mendukung segmen UMKM & ritel, kami tetap menyalurkan kredit (disbursement) secara prudent, khususnya kredit di segmen ritel,” tuturnya.

Bank BUMN ini telah menyiapkan strategi bisnis untuk dijalankan setelah berakhirnya pandemi, yakni menyalurkan kredit, terutama kredit produktif seperti Kredit Modal Kerja dan kredit investasi, ke segmen-segmen yang terdampak Covid-19, terutama UMKM. “Saat ini, Bank Mandiri telah aktif menyalurkan kredit UMKM. Selama Maret 2020, Bank Mandiri masih melakukan penyaluran kredit secara selektif untuk UMKM dan konsumtif sebesar Rp 10,1 triliun,” Royke menerangkan.

Di sisi lain, setelah merebaknya pandemi Covid-19, Bank Mandiri berinovasi dengan memanfaatkan kanal online dalam mengembangkan bisnisnya agar survive di tengah pandemi. Bank ini menyediakan pula fitur bertransaksi secara online dan perbankan digital melalui alat pembayaran e-channel Mandiri Online atau Mandiri Cash Management. Hingga Maret 2020, tercatat 393 juta transaksi finansial melalui e-channel Bank Mandiri, atau tumbuh 13,0%. (*)

Sri Niken Handayani & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved