Trends Economic Issues

G20 Empower Kedua Dorong Perempuan UKM Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

G20 Empower Kedua Dorong Perempuan UKM Jadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

Perempuan yang menggeluti usaha skala UKM memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara. Di Amerika, perusahaan milik perempuan menyumbang hampir US$3 triliun untuk ekonomi dan membuka 23 juta pekerjaan. Sedangkan, 43% UMKM formal yang dimiliki perempuan di Indonesia, berkontribusi untuk 9.1% total PDB.

Kekuatan UMKM yang dibangun perempuan diungkap dalam konferensi pers Group of Twenty (G20) Empower Plenary Meeting kedua yang berlangsung di Yogyakarta (17/05/2022). Kegiatan yang berlangsung pada 17-19 Mei 2022 ini merupakan bagian dari rangkaian G20 Presidensi Indonesia.

G20 Empower adalah aliansi sektor swasta dan publik di dalam presidensi G20. Aliansi ini bertujuan untuk mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta.Model kemitraannya unik dan satu-satunya entitas G20 yang menyatukan lebih dari 60 pemimpin bisnis (C level) dan perwakilan pemerintah untuk mencapai tujuan bersama, yaitu kesetaraan gender.

Melihat kekuatan UMKM tersebut, maka itu agenda utama pertemuan kedua G20 Empower di Yogyakarta ini adalah membahas urgensi peran perempuan dalam UMKM sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dalam plenary kedua ini G20 Empower akan meramu strategi bagaimana pemerintah dan kalangan usaha swasta bisa mendorong penerapan kebijakan dan praktik lebih jauh sebagai dukungan kepada UMKM milik perempuan agar mampu menghadapi berbagai tantangan. “Fokus pertemuan ini sejalan dengan tema besar G20 Presidensi Indonesia 2022 Recover Together, Recover Stronger dan tema utama kedua G20 Empower 2022 yaitu Mendorong Peran UMKM milik perempuan sebagai penggerak ekonomi,” jelas Chair G20 Empower dan Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata Yessie D. Yosetya.

Dia juga menegaskan bahwa G20 Empower action driven dengan KPI (key performance indicattors) yang terukur, jadi bukan wacana-wacana semata. “G20 Empower Plenary Meeting pertama pada 2021 pun terwujud dalam aksi nyata baik oleh korporasi dan pemerintah, bagaimana mendorong perempuan agar lebih berdaya lagi dengan action oriented,” tutur Yessie

Salah satu aksi nyata yang didorong pada G20 Plenary pertama adalah mendorong peningkatan peran perempuan. Acuannya Brisbane Goal, bahwa harus ada 25% perbaikan peran perempuan dalam berbagai bidang termasuk korporasi. Di Indonesia didorong bahkan sampai 30% prosentase peran perempuan. “Transparansi dan keterbukaan membuat peer presure karena memang tidak ada target keras,” terang Yessie.

Nah, untuk G20 Empower Plenary Meeting kedua ini akuntabilitas implementasi KPI-nya adalah bagaimana pemimpin perempuan makin meningkat kemampuannya. Lalu bagaimana agar para perempuan penggerak ekonomi bisa bersama-sama bangkit lebih kuat (Together recover stronger). Serta membangun ketahanan digital dan kemampuan masa depan perempuan dalam UMKM.

Menurut Rinawati Prihatiningsih, Co-Chairwoman G20 Empower dan COO PT Infinite Berkah Energi serta WKU XII Bidang Penelitian, Pengembangan dan Ketenagakerjaan IWAPI bahwa perempuan dalam UMKM kuat dan tumbuh bersama, namun di saat pandemi banyak yang tumbang, untuk itu dalam pertemuan ini hasilnya akan memberikan rekomendasi untuk membangkitkan mereka lagi.

“Di plenari kedua ini kami ingin mengembalikan produktivitas UMKM perempuan, karena pengaruhnya samgat signifikan bagi PDB negara,” tutur Rina. Upayanya dengan mencari solusi, berbagi solusi dan praktik baik, serta bersama pemerintah bagaimana membantu para perempuan UMKM bangkit kembali dengan berbagai solusi dari diskusi 3 hari ini.

Yessie menekankan bahwa KPI kongkrit di plenari kedua ini ada diskusi bersama dengan negara-negara targetnya, namun semua mempunyai semangat sama bahwa perempuan dalam kebangkitan ekonomi pascapandemi sangat penting. “Akan ada kesepakatan, perempuan memiliki peran multiple tetap bisa berkontribusi pada perekonomiam, melalui UMKM yang mereka bangun namun tidak semua sama peluangnya pada akses finansial.

Tantangan lain kata Yessie, perempjan tidak percaya diri, maka itu keahliannya harus ditingkatkan, melalui pelatihan-pelatihan agar UMKM yang mereka bangun lebih sukses. “Lalu mereka harus ditingkatkan skill digitalnya,” tandasnya. Selain itu kemampuan jejaring juga harus ditingkatkan, misalnya bagaimana mendapat bahan baku dan pemasaran yang lebih baik.

“Kami juga mendorong networking antara publik dan private dan menyelaraskan kebijakan pemerintah dengan para pelaku UMKM perempuan,” imbuh Rina. Bersamaan dengan itu, harus ditingkatkan pentingnya pemahaman bahwa kesamaan peran laki-laki dan perempuan, meningkatkan produktivitas UMKM perempuan tanpa menambah beban domestiknya.

Pada G20 Plenary Meeting kedua ini hadir lebih dari 100 peserta hadir dalam pertemuan ini, antara lain dari Amerika Serikat, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Indonesia, Prancis, Rusia, ditambah Uni Eropa.

Hasil yang diharapkan dari pertemuan di Yogyakarta ini antara lain, pertama rancangan rekomendasi tindakan yang harus diambil oleh sektor swasta untuk mendukung pertumbuhan UMKM Perempuan. Kedua, rancangan dukungan yang diminta dari pemerintah atau pemangku kepentingan lainnya untuk mempercepat pertumbuhan UMKM perempuan. Selain itu, diharapkan dapat memberikan nilai tambah di luar berbagai rekomendasi yang diberikan. Pertama, membuka wawasan berbagai kalangan, terutama pemerintah dan swasta tentang pentingnya peran dan kepemimpin perempuan dalam usaha kecil dan menengah.

Kedua, mengidentifikasi dukungan yang dibutuhkan dari pemerintah untuk merealisasikan komitmen dan rencana aksi dari sektor swasta. Ketiga, perlunya melakukan ideasi dengan Advocate G20 Empower terkait bentuk dan rencana aksi yang dapat dilakukan sektor swasta mengenai penumbuhan UMKM yang dipimpin oleh perempuan.

Dalam G20 Empower Plenary Meeting kedua ini membahas produktivitas kaum perempuan pascapandemi. Pembahasan akan berkisar pada mengapa pemerintah perlu untuk meningkatkan kembali produktivitas perempuan pascapandemi, serta bagaimana sektor swasta dapat mendorong produktivitas perempuan pascapandemi tersebut. Tampil sebagai pembicara antara lain perwakilan dari pemerintah Italia, Korea Selatan, serta Kanada. Selain itu, juga akan tampil membagikan pengalaman adalah W20 Co-Chair Dian Siswarini, serta pembicara dari Singapura dan Argentina.

Pada pertemuan di Yogyakarta ini, Menteri PPPA dijadwalkan akan melangsungkan dialog interaktif dengan para G20 Empower Advocates. Di sini hadir 30 CEO, yang turut mendorong keseteraan gender dan pemberdayaan perempuan di dalam perusahaan hingga lingkungan mereka. Dalam pertemuan ini mereka berkomitmen kepada G20 Empower melalui pelibatan praktik terbaik para pemimpin Perempuan Indonesia di perusahaannya masing-masing.

Kementerian PPPA bersama dengan XL Axiata dan IWAPI menjadi focal point dalam mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha melalui G20 Empower. Melalui aliansi ini Indonesia ingin mempromosikan praktik baik dari perusahaan maupun pemerintah dalam mendorong kepemimpinan perempuan. Indonesia juga telah memiliki advocate dari sektor privat yang terlibat dalam mempromosikan peran kepemimpinan yang berperspektif gender dalam perusahaan.

Beberapa praktik baik yang telah didorong oleh Advocate G20 Empower Indonesia melalui perusahaan yang dijalankannya, diantaranya adalah mengembangkan pelaporan responsive gender dalam perusahaan untuk mengidentifikasikan jumlah keterwakilan perempuan dalam posisi pimpinan, managerial perusahaan hingga proses perekrutan; menciptakan employment assistant program untuk memberikan dukungan psikologis kepada pegawai termasuk yang mengalami kekerasan dan pelecehan; menyediaakan fasilitas memadai bagi perempuan; memberikan program training dan mentoring serta pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan pegawai perempuan; serta Menyusun regulasi dan kebijakan perusahaan terkait lainnya untuk mendorong keterwakilan dan peran perempuan dalam perusahaan.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved