Business Champions

Flip: Melesat, Memikat Talent Milenial

Flip: Melesat, Memikat Talent Milenial
Rendhy Ardya Pradhita, Head of People Flip.

Di antara barisan perusahaan pemenang ajang HR Excellence 2022, boleh jadi hanya Flip yang tergolong perusahaan rintisan (startup) yang berhasil bertengger di sana. Didirikan oleh tiga sekawan alumni Ilmu Komputer, Universitas Indonesia, angkatan 2011, yakni Rafi Putra Arriyan (Co-Founder dan Chief Executive Officer), Luqman (Co-Founder dan Chief Technology Officer), serta Ginanjar Ibnu Solikhin (Co-Founder), performa perusahaan ini dinilai istimewa, terutama dalam pengembangan SDM.

Flip adalah startup layanan finansial yang bergerak di jasa transfer dari orang ke orang. Layanan ini memungkinkan banyak orang melakukan transfer antarbank tanpa harus membayar biaya administrasi. Sesuai dengan misi para pendirinya, Flip menjadi salah satu cara untuk memberikan manfaat ke banyak orang dengan memberikan layanan finansial yang lebih fair.

Walaupun berdiri sejak 2015, sesungguhnya baru dua tahun terakhir Flip melesat dibandingkan startup sejenis lainnya, terutama dalam peningkatan jumlah karyawan. Sebagai ilustrasi, di tahun 2019 Flip hanya memiliki 21 karyawan, dan setahun kemudian (Maret 2020) meningkat menjadi 62 karyawan, lalu Maret 2021 menjadi 144 karyawan, dan di tahun 2022 ini telah meningkat menjadi 401 karyawan. Artinya, dalam tiga tahun terakhir telah terjadi peningkatan eksponensial jumlah karyawan.

Yang menarik lagi, 80% karyawan masih berusia di bawah 30 tahun. Dan karena Flip menggunakan sistem kerja work from anywhere (WFA), karyawannya ada di mana-mana. Kantor Flip di Depok, tapi karyawannya ada di seluruh Indonesia, bahkan ada yang di Singapura, India, Prancis, dan Jepang.

Menurut Rendhy Ardya Pradhita, Head of People Flip, menghadapi organisasi semacam Flip jelas banyak sekali tantangannya. Secara bisnis, Flip dalam fase tumbuh sehingga organisasinya pun sedang tumbuh. Apalagi, saat ini diisi dengan orang-orang yang relatif masih muda sehingga pengalaman tumbuh pun perlu ditingkatkan. Selain itu, karena sedang tumbuh, pihaknya pun merekrut banyak talenta baru.

Namun, yang jadi masalah, karena dinamika SDM yang luar biasa, banyak juga talenta Flip yang diambil perusahaan lain. “Untuk itu, kami perlu attract & retain talents agar talent tidak mudah terpikat dengan perusahaan lain,” ungkap Rendhy.

Tantangan lainnya, kesiapan membangun infrastruktur. Ketika organisasi semakin besar, proses, sistem, dan prosedur juga harus disiapkan.

Untuk itu, terkait strategi Employer Branding & Talent Acquisition, Flip sudah menggunakan formulanya sejak hiring pertama. Pada saat hiring, mereka diharapkan memiliki core values, yaitu famous, communication plan.

Pihaknya menegaskan, Flip menawarkan tempat kerja yang fair, untuk setiap orang yang mendambakan berkarier dengan orang-orang yang berbakat secara remote. Untuk itu, perusahaan mengutamakam Famous, kesempatan belajar, dan bisa kerja di mana pun dan kapan pun. Aktivitas yang dilakukan antara lain mengaktifkan Instagram lifeatflip_id, LinkedIn Flip, serta hiring campaigns dan webinar series, Flip Level Up.

Cara hiring memakai beragam kanal yang bertujuan mendapatkan kandidat sebanyak-banyaknya. Caranya, mulai dari lewat carrier page, referensi program, hingga kemitraan dengan headhunter & talent hub. Selain itu, juga dengan business process outsourcing dan manpower outsourcing (BPO & MPO). Ada pula employment of record (EoR), khususnya buat yang di luar negeri.

Secara proses, Flip membuat hiring playbook & communication guidelines. Kemudian, di tahap offering, perusahaan mencoba mengutak-atik reward yang ada. Sehingga, banyak komponen reward yang diberikan kepada karyawan, bukan hanya gaji.

Mengenai strategi Reward Management & Talent Retention, Rendhy mengatakan, prinsip dasar benefit yang pertama adalah fairness. Dalam praktiknya, ketika memberikan benefit ke karyawan, yang diperhitungkan tiga hal: monetary & facility, experience, dan personal development. Tujuannya, supaya karyawan bisa tumbuh dan mendukung bisnis perusahaan.

Contoh monetary & facility, melakukan regular job grading dan competitive salary evaluation, asuransi, dan cuti melahirkan 4,5 bulan (suami lima hari). “Karena WFA, kami menyubsidi untuk membeli tempat kerja seperti meja, kursi, dan modem; working offline subsidi seperti di kafe; serta personal development budget untuk dipakai training, webinar,” kata Rendhy. “Bahkan, untuk yang beragama Islam dan menjalankan puasa sunah Senin-Kamis dan puasa Daud, bisa di-reimbursement buka puasanya,” lanjutnya.

Secara keseluruhan, transformasi Flip memang cukup menyeluruh. Jika dibandingkan antara saat ini dan tahun lalu, perusahaan ini sudah banyak berubah.

Pertama, dari sisi employer branding, awalnya tidak ada branding dan sekarang sudah banyak yang dilakukan. Salah satunya dengan create employee value proposition dan partnership with external parties.

Kedua, dari sisi proses. Awalnya, untuk hiring tersentralisasi di C-level, tetapi sekarang beberapa level leader punya wewenang dengan cara meng-share playbook yang sudah dibuat, kemudian disebarkan cara penawaran kandidat seperti apa, termasuk cara mempertimbangkan untuk memberikan salary.

Format kerja yang berubah-ubah ⸺dari awalnya work from home (WFH), kemudian diputuskan untuk WFA, dan WFH opsional⸺ juga diinformasikan. Sejauh ini, proses, prosedur, dan benefit sudah mulai dirapikan dengan membuat employee handbook.

Kemudian, di performance management, awalnya tersentralisasi di C-level, untuk bonus sekarang juga sudah dibuat berjenjang. Dijelaskan Randhy, strategi transformasi tidak hanya datang dari perusahaan ataupun manajemen & Human Resources (HR), tapi sering berdasarkan umpan balik karyawan.

“Flip melakukan quarterly employee nett promotore score, pulse survey/thematic survey, one on one with employee, ask me anything session, #askpeople slack channel, dan selain itu ada flip team voice box,” kata Rendhy.

Setelah menjalankan program itu, Randhy memastikan telah terjadi perbaikan secara signifikan. Sebagai gambaran, NPS score di tahun 2021 sebesar 38 dan meningkat menjadi 43 di tahun 2022.

Di kuartal I/2022, dibandingkan sepanjang 2021, dari sisi kandidat talent, sudah 122% lebih banyak; follower Instagram meningkat secara organik 185%; dan offer acceptance rate 11%. Turnover karyawan pun kini sangat kecil, tidak sampai tiga orang per bulan.

Walaupun terdapat sejumlah peningkatan, Randhy memastikan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama performance management system. Flip yang pada akhir 2021 memperoleh pendanaan Seri B senilai US$ 48 juta yang dipimpin oleh Sequoia Capital India, Insight Partners, dan Insignia Ventures Partners, masih akan terus mempercepat ekspansi bisnis dan memperkuat operasionalnya di Indonesia.

Khusus terkait penanganan human resources, Flip ingin menggunakan tools otomatis. Lalu, ESOP Design for Flip Team.

Sebagai kelanjutan employee handbook, Flip juga sudah meluncurkan HR Portal dan Ticketing. Semua kebijakan bisa dibaca di sana, termasuk jika ada permintaan karyawan untuk penggantian laptop, juga bisa melalui portal tersebut. “Saat ini perusahaan juga sedang mengembangkan Flip Leadership Development Program serta Flip Level Up & External Collaboration, untuk peningkatan performa karyawan dan juga perusahaan,” kata Rendhy.

Dyah Hasto Palupi/Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved