Perusahaan managed service provider PT Hipernet Indodata atau Hypernet Technologies menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 40% di tahun ini. Hypernet optimistis target pendapatan tersebut akan tercapai seiring diluncurkannya produk kolaborasi dengan Link Net Enterprise serta pengembangan bisnis security.

CEO Hypernet Technologies Sudianto Oei menyampaikan, pertumbuhan layanan managed service akan terus meningkat terutama jasa pengamanan atau security services. Hal ini didorong oleh banyaknya kasus serangan siber dan pelanggaran keamanan di Tanah Air yang membuat pelaku bisnis semakin sadar akan pentingnya keamanan data.

“Security menjadi salah satu produk unggulan yang akan kami kembangkan ke depan. Namun, security ini agak sedikit niche market karena dibagi menjadi berbagai layer seperti data, network, hingga ke sisi application layer. Hypernet sendiri fokus di network layer atau di bagian infrastruktur, karena security atau hacking itu pasti jalurnya dari infrastruktur baru masuk ke data atau device milik pelanggan,” ujar Sudianto dalam peluncuran Lyft di Jakarta, Rabu (14/06/2023).

Dengan bergabungnya kedua perusahaan menjadi bagian dari XL Axiata Group, Sudianto mengungkapkan bahwa fokus utama adalah melakukan konvergen produk unggulan dari masing-masing perusahaan terutama untuk segmen B2B.

“Value, strength, dan positioning-nya, XL Axiata akan fokus pada digital mobile activity, Link Net ssbagai pemain besar di fix broadband, Hypernet akan fokus pada value added dari kebutuhan end customer. Yang sudah kita mulai duluan antara Hypernet dan Link Net. Berikutnya pasti ada antara Hypernet dengan XL Axiata. Tinggal tunggu tanggal mainnya saja,” kata dia.

Karenanya, bersama dengan PT Link Net Tbk melalui brand Link Net Enterprise, Hypernet menghadirkan produk kolaborasi yaitu LYFT (Link Net Hypernet Future Technologies)- merupakan solusi inovatif untuk mendukung transformasi digital pelanggan korporasi.

Baca juga: Sudianto Oei, Menjadi Besar dengan Terus Belajar

Dengan tagline ‘Faster, Safer, Reliable‘, LYFT menawarkan layanan mulai dari penyediaan perangkat keras (equipment/hardware), konektivitas, deployment, managed service/ maintenance, hingga lisensi. Para pelanggan enterprise akan mampu mengelola jaringan antar cabang secara terpusat dan memonitor semua trafik dengan lebih mudah dan tetap aman.

Tidak hanya itu, solusi ini juga memungkinkan para pelanggan enterprise dapat melakukan pengiriman data dalam jumlah besar secara bersamaan dengan minim gangguan dan tingkat keamanan yang tinggi, membuka peluang bagi perusahaan untuk memperluas area jaringannya, meningkatkan kinerja teknologi cerdas yang digunakan, hingga mampu mendukung efisiensi biaya infrastruktur IT.

“Kami berkomitmen untuk memberikan solusi yang dapat membantu pelanggan dalam mempercepat transformasi digital. Jadi, pelanggan kami bisa berfokus kepada core business-nya untuk mendatangkan revenue yang lebih baik lagi,” tambah Sudianto.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa saat ini LYFT akan difokuskan untuk mendukung digitalisasi bisnis sektor finansial, ritel, manufaktur dan logistik. Namun, tidak menutup kemungkinan pemanfaatannya akan diakselerasi dan diperluas ke sektor industri lainnya. “Karakter pelanggan di sektor tersebut memiliki lebih dari satu lokasi atau bahkan ratusan sehingga menjadi tantangan bagi mereka karena harus multi vendor,” katanya.

Demi mempercepat proses transformasi digital pelanggan, LYFT akan memberikan layanan optimal kepada konsumen seperti monitoring 24 jam dan 7 hari, dashboard yang interaktif untuk kemudahan operasional, keamanan yang tinggi, dan respon yang cepat.

“Dengan adanya LYFT, Hypernet menargetkan ada penambahan 1.000 pelanggan baru dari masing-masing perusahaan. Tapi kita akan evaluasi karena harga yang akan kami tawarkan tetap fleksibel dan diusahakan agar tetap kompetitif,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id