Strategy

Strategi Mind ID Wujudkan Target Laba Bersih Rp30 Triliun pada 2023

Kawasan produksi INALUM. (dok INALUM)

BUMN Holding Industri Pertambangan Mind.ID berhasil mencapai laba bersih Rp22,5 triliun pada 2022. Selain laba bersih, pencapaian keuangan pada 2022 juga meliputi total aset, pendapatan, dan EBITDA. Adapun total aset pada 2022 mencapai Rp229,3 triliun, pendapatan mencapai Rp126,9 triliun, dan EBITDA mencapai Rp36,7 triliun.

Pada 2020 tercatat Mind ID mampu meraih pendapatan hingga Rp66,56 triliun. Pendapatan tersebut meningkat hingga Rp93,75 triliun pada 2021, dan Rp126,9 triliun pada 2022. Peningkatan juga terjadi di aspek laba kotor, yakni pada 2020 Mind ID mampu mencapai hingga Rp11,59 triliun, sementara pada 2021 laba kotor mencapai Rp26,41 triliun. Adapun pada 2022, laba kotor mencapai Rp32,43 triliun.

Selain itu, laba tahun berjalan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana pada 2020 mencapai Rp1,82 triliun dan meningkat menjadi Rp14,32 triliun pada 2021. Sementara itu pada 2022, laba tahun berjalan mencapai Rp22,49 triliun.

Terkait laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk, pada 2020 mencapai Rp698,17 miliar. Sementara pada 2021 meningkat hingga Rp10,39 triliun, dan semakin meningkat pada 2022 di angka Rp16,29 triliun.

Adapun untuk laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada kepentingan non pengendali juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi berurutan, yakni Rp1,12 triliun pada 2020, Rp3,93 triliun pada 2021, dan Rp6,19 triliun pada 2022.

Untuk laba bersih per lembar saham dasar dan dilusian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk (nilai penuh), Mind ID juga berhasil meningkatkan pencapaiannya. Pada 2020 Mind ID mampu mencatat Rp5,34 miliar, pada 2021 meningkat hingga Rp79,62 miliar, dan pada 2022 meningkat lagi hingga Rp124,85 miliar.

Terkait EBITDA, Mind ID juga mencatatkan peningkatan yang positif. Dari yang sebelumnya Rp11,26 triliun pada 2020, mampu meningkat hingga Rp28,05 triliun pada 2021. Kemudian pada 2022, EBITDA kembali meningkat hingga Rp36,7 triliun.

Selain dari segi keuangan, Mind ID juga membuktikan pencapaiannya dalam environmental, social, and governance (ESG). Pada 2022, Mind ID mampu mereduksi emisi GRK hingga 240.000+ ton CO2eq, reklamasi >6.300 Ha, penanaman pohon >6 juta pohon, investasi sosial Rp589 miliar, UMK Binaan Naik Kelas Tahun 2022 sebanyak 301 UMK Binaan, dan skor GCG mencapai 95,79.

Untuk mencapai itu semua, Mind ID memiliki strategi khusus. Sekretaris Perusahaan Mind ID Heri Yusuf mengatakan, Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir telah menugaskan perseroan untuk membuat roadmap hilirisasi termasuk roadmap electric vehicle (EV) industri. Menurut Heri, Mind ID harus bersiap menjalankan program transisi energi yang sudah diwanti-wanti Presiden Jokowi.

Hal itu karena perusahaan anggota holding dapat menguasai pangsa pasar transisi energi. Selain itu, kinerja mereka juga sudah on the track. Oleh karena itu, Mind ID melakukan refocusing capex untuk diarahkan ke sektor tersebut. Mind ID memiliki bottom line pencapaian Rp22 triliun tahun kemarin.

“Mind ID sendiri telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri. Peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) telah dimulai pada 2022-2023,” tuturnya.

Pada periode tersebut, perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan. Pada tahap selanjutnya, pada periode 2023-2024, pihaknya melalui Indonesia Battery Corporation (IBC) bakal memulai produksi baterai pertamanya untuk kendaraan roda dua.

Oleh sebab itu, IBC melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Gesits. Hal ini merupakan upaya menguasai manufakturnya karena pasar Gesits mempunyai value added atau nilai tambah dibandingkan dengan pabrikan otomotif lainnya.

“Maka 2023 sampai 2024 kita ambil kendaraan roda dua ambil lesson nya makanya kita beli Gesits. Gesits sebagai bagian dari strategi anorganiknya dari IBC untuk akuisisi supaya kita menguasai dulu manufaktur nya,” ucapnya.

Kemudian hingga 2025, pihaknya membuat baterai cell dengan EV infrastruktur sudah settle. Pada tahun tersebut, nikel sudah ada HPAL, sehingga pada 2026 pihaknya akan memiliki model kendaraan yang bisa melakukan penetrasi pasar di dalam negeri maupun ekspor, baik roda dua maupun roda empat. Sementara itu, pada 2023, perusahaan menargetkan laba bersih bisa tembus hingga Rp30 triliun. Target pencapaian lain yakni masuk global funded fortune tiga tahun mendatang.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved