Usai IPO, Sumber Mineral Global Abadi (SMGA) Alokasikan Rp18,03 Miliar ke Kas Internal

Perusahaan yang bergerak di bidang logam dan mineral, PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) menempatkan sisa dana penawaran umum (IPO) senilai Rp18,03 miliar ke kas perseroan. Sebelumnya, emiten barang baku yang melantai di bursa pada 23 Januari 2024 itu telah mengumpulkan Rp183,75 miliar.
Mulanya, dana hasil penawaran umum yang belum terealisasikan sebesar Rp18,03 miliar itu akan digunakan untuk modal kerja, khususnya pengadaan nikel dan batu bara. Dana tersebut menjadi pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari pemasok SMGA, yaitu PT Iraksel Jaya Perkasa senilai Rp11 miliar dan PT Global Energi Bara Internasional senilai Rp11 miliar.
“Mengingat dana hasil penawaran umum yang belum direalisasikan sebesar Rp18.030.000.000 tidak mencukupi rencana peruntukkan tersebut di atas, maka sisanya akan dipenuhi perseroan dengan menggunakan kas internal perseroan,” bunyi berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Agustus 2024. Dokumen tersebut tampil dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Jumat (14/2/2025).
Adanya perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum itu disebabkan tertundanya kewajiban SGMA untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, akibat tidak ada pengiriman batu bara dari PT Arta Usaha Bahagia. Sehingga, SGMA harus mencari sumber lain untuk memenuhi selisih pengiriman dengan harga yang lebih tinggi.
Sebelumnya, SGMA dan PT Arta Usaha Bahagia bersepakat untuk melakukan amandemen terhadap ketentuan harga batu bara, kuantitas batu bara, dan jadwal pengiriman batu bara. Namun, PT Arta Usaha Bahagia tidak mengonfirmasi jadwal pengiriman sesuai perjanjian. Seharusnya, perusahaan tersebut mengirimkan dua tongkang batu bara pada Juni 2024.
SGMA telah melakukan survei tinjau atas izin usaha pertambangan (IUP) perusahaan tersebut. Hasilnya, transaksi dan kemitraan antara SGMA dengan PT Arta Usaha Bahagia tidak dilanjutkan, mengingat risiko operasional yang akan timbul, baik dari sisi pemenuhan target produksi atau kualitas produk yang diperjanjikan.
Adapun dana sisa IPO itu ditempatkan pada kas internal perseroan dengan jangka waktu penyimpanan hingga kuartal kedua tahun ini, dengan tingkat bunga 6,5%.
Sejauh ini, realisasi dana IPO SGMA ditujukan untuk pembelian komoditas dari sejumlah perusahaan. Rinciannya yaitu, pembelian komoditas dari PT Nikel Sukses Delapan Delapan sebesar Rp91 miliar, PT Batuah Energi Prima sebesar Rp55 miliar, PT Iraksel Jaya Perkasa sebesar Rp9,01 miliar, PT Global Energi Bara Internasional Rp9,01 miliar, dan PT Aneka Mineral Makmur Abadi senilai Rp18,05 miliar.
Sementara itu, pembelian komoditas dari PT Arta Usaha Bahagia tidak dilanjutkan. Sehingga, total realisasi penggunaan dana IPO SGMA sebesar Rp186,05 miliar.
SGMA merupakan perusahaan yang berfokus dalam perdagangan bijih nikel dan batu bara. Perusahaan yang masuk dalam papan pengembangan ini kini dikendalikan oleh PT Sumber Global.
Menurut laporan bulanan registrasi pemegang efek yang berakhir pada 31 Januari 2025, PT Sumber Global memiliki 6,3 miliar lembar saham atau 72%. Selain itu, Vivi Ramalyati Hutama memiliki 700 juta lembar saham atau 8%. Namun, Vivi termasuk bagian afiliasi dari SGMA.(*)