Fokus pada Efisiensi dan Kolaborasi, Nusantara Infrastructure Catat Lonjakan Laba 240%

Fokus pada Efisiensi dan Kolaborasi, Nusantara Infrastructure Catat Lonjakan Laba 240%
PT Nusantara Infrastructure Tbk terus membangun untuk pertumbuhan ekonomi (Foto: NI)

Di tengah tren perlambatan ekonomi global dan tekanan operasional di berbagai sektor, PT Nusantara Infrastructure Tbk (NI) justru mencatatkan lonjakan laba bersih hingga 240,8% pada tahun buku 2024.

Capaian ini menjadi bukti bahwa strategi diversifikasi dan efisiensi yang dijalankan perusahaan mulai menunjukkan hasil konkret, bahkan ketika kontribusi pendapatan dari sektor jalan tol tidak lagi terkonsolidasi dalam laporan keuangan.

Meski sektor jalan tol, yang sebelumnya menjadi tulang punggung utama pendapatan, tidak lagi dimasukkan dalam struktur pendapatan konsolidasi perusahaan, NI mampu membukukan laba bersih Rp331 miliar, yang sebagian besar berasal dari kontribusi entitas asosiasi. PT Margautama Nusantara (MUN), entitas pengelola jalan tol dalam grup, tetap menjadi pendorong utama dengan menyumbang laba sebesar Rp352 miliar.

"Tantangan global adalah kenyataan yang tak bisa dihindari, namun kami percaya pada kemampuan organisasi kami untuk terus bertumbuh dengan pendekatan kolaboratif, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan sinergi antar unit usaha dan semangat untuk terus berkontribusi bagi negeri, kami optimistis terhadap prospek jangka panjang Perusahaan," ujar Ramdani Basri, Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk, Jumat (18/4/2025).

Pertumbuhan laba ini menjadi sorotan terutama ketika dibandingkan dengan kondisi pendapatan konsolidasi yang turun 68% YoY menjadi Rp293 miliar, dan EBITDA perusahaan yang mengalami penurunan tajam hingga 89% menjadi Rp49 miliar.

Penurunan ini terjadi akibat dekonsolidasi MUN, namun justru menjadi titik balik bagi NI untuk menegaskan arah strategis baru, yakni fokus pada penguatan lini non-tol yang kini mulai menunjukkan tren pertumbuhan positif sebesar 3% YoY.

Sektor energi terbarukan dan air bersih juga memberikan kontribusi yang menjanjikan. PT Energi Infranusantara menyumbang laba sebesar Rp15 miliar, sedangkan PT Potum Mundi Infranusantara memberikan kontribusi Rp8 miliar. Capaian ini menjadi indikasi bahwa penguatan portofolio non-tol mulai menemukan momentumnya.

Meskipun tak lagi masuk dalam pendapatan konsolidasi, kinerja MUN tetap kuat secara fundamental. Perusahaan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp728 miliar, tumbuh 13% dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan volume lalu lintas dan penyesuaian tarif tol di sejumlah ruas strategis seperti Tol Pondok Aren–Serpong (BSD) dan Tol Makassar. Laba usaha MUN tercatat Rp364 miliar, naik 9,3% dari tahun lalu, sementara laba tahun berjalan melonjak drastis 244% menjadi Rp377 miliar.

Lebih lanjut, aksi korporasi seperti akuisisi 35% saham di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) menambah amunisi pertumbuhan portofolio jalan tol NI. Tak hanya fokus pada ekspansi fisik, MUN juga menggulirkan pendekatan berbasis loyalitas dan pengalaman pengguna, seperti melalui kampanye #TolnyaMakassar.

Menghadapi tahun 2025, strategi NI difokuskan pada konsolidasi bisnis jalan tol yang lebih terintegrasi, mencakup pengelolaan aset langsung, pengembangan rest area, serta perluasan jasa penunjang seperti konstruksi dan layanan digital. Di sisi lain, sektor air bersih dan energi terbarukan akan terus didorong sebagai pilar pertumbuhan jangka panjang.

Transformasi NI ini mencerminkan arah baru korporasi infrastruktur yang tidak lagi bergantung pada satu sektor dominan, tetapi membangun ketahanan lewat portofolio yang lebih beragam, tangguh, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

Dengan semangat kolaborasi lintas unit dan komitmen pada inovasi, PT Nusantara Infrastructure Tbk tampaknya tak hanya menavigasi turbulensi industri, tetapi juga menyiapkan pijakan kuat untuk menjadi pemain infrastruktur yang tak lagi sekadar mengejar pertumbuhan, melainkan menciptakan dampak jangka panjang untuk negeri. (*)