Business Research

Ekonom UI: LCGC Bukti Inkonsistensi Kebijakan

Ekonom UI: LCGC Bukti Inkonsistensi Kebijakan

Ekonom Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, menegaskan, yang diperlukan Indonesia saat ini adalah konsistensi kebijakan agar investor percaya diri kembali ke Indonesia.

LPS1Regulator dalam hal ini BI dan kementerian harus memiliki tujuan yang sama yakni mengurangi defisit transaksi berjalan. “Misalnya, BI dengan menaikkan suku bunga acuan dan Kementerian Keuangan dapat membuat kebijakan yang searah dengan tujuan BI,” kata Lana.

Menurut Lana yang terjadi saat ini adalah kebijakan kementerian justru tidak sejalan dengan BI. Seperti kebijakan Low Cost Green Car (LCGC). LCGC masih menggunakan komponen impor, ini bertolak belakang dengan usaha BI yang ingin mengurangi impor.

“Kalau hanya membuat impor besar dan di sisi lain BI menahan impor dengan menaikkan BI Rate itu kan tidak konsisten namanya,” tegasnya.

Lana menjelaskan, investor menyadari untuk mengubah defisit neraca berjalan menjadi surplus bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun demikian ketika regulator mengumumkan konsistensinya pada pengurangan defisit, kepercayaan investor akan tumbuh. Sehingga investor dapat memanfaatkan ditundanya tapering The Fed dengan kembali ke Indonesia.

Lana memperkirakan investor asing akan kembali ke Indonesia. Namun masuknya dana asing tersebut tidak akan semasif awal tahun lalu. Seperti diketahui dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia selama lima bulan pertama mencapai US$ 2,6 miliar. Namun isu tapering telah menggerus dana asing ini. Sehingga dana yang keluar bahkan lebih besar dari yang masuk, yaitu mencapai US$ 3,5 miliar dolar AS. (EVA)

Ditundanya penarikan stimulus diharapkan dapat mengembalikan dana asing. Meskipun tidak akan sebesar sebelumnya, Lana memperkirakan dana yang masuk bisa di kisaran US$ 2,3 miliar.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved