Profile

Antonia Fransiska: Susu Siap Minum Bukan Sekadar Snack

Antonia Fransiska: Susu Siap Minum Bukan Sekadar Snack

Sejak kuliah, Antonia Fransiska memang sudah kelihatan bakatnya sebagai aktivis. Kegiatannya seabrek seperti pernah menjabat sebagai President of Universitas Pelita Harapan Student Senate (2005), Member of 9th ASEAN Food Conference Organizing Committee (2005), Moderator in International Seminars Milk and Milk Product (2005) (hosted by International Federation and FGW Student Forum), dan Member of FGW Student Forum (Association of Students Majoring in Food).

Prestasi lain pehobi kuliner dan scrapbooking ini adalah menjadi First Runner-up National Students Paper Competition on Food Issues 2005 dengan tema “Positioning and Communication in Functional Food Marketing”. Herannya, ia bisa meraih IPK 3,64. Pasca luluspun, Antonia kian mengukir prestasinya di karier. Mulai dari Management Trainee di perusahaan besar sekelas Orang Tua Group,berlanjut ke Product Specialist dan Category Manager di sana.

Tahun 2010, kelahiran 13 Oktober 1983 ini lantas pindah ke Frisian Flag dan diserahi tanggung jawab sebagai Junior Brand Manager hingga Brand Manager FRISO. Bagaimana kiprah dara berparas oriental di salah satu produsen susu besar tersebut. Berikut penuturannya kepada SWA :

Antonia Fransiska, Junior Brand Manager untuk Frisian Flag RTD (Ready to Drink)

Antonia Fransiska, Brand Manager Friso Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia

Sejak kapan bergabung dengan Frisian Flag Indonesia? Sebelumnya pernah bekerja di mana ?

Saya bergabung dengan Frisian Flag Indonesia sejak Maret 2010 sebagai Junior Brand Manager untuk Frisian Flag RTD (Ready to Drink). Sekarang posisi saya adalah Brand Manager FRISO. Sebelumnya sebagai fresh graduate, saya direkrut oleh Orang Tua Group dan menimba pengalaman selama 4 tahun dari Management Trainee, Product Specialist, hingga Modern Trade Category Manager.

Apa alasan yang melatarbelakangi Anda berkarier di bidang tersebut?

Sebenarnya background pendidikan saya sangat technical, karena semasa sekolah saya memang lebih menyukai ilmu exact. Tapi ternyata stress juga pada saat harus terkurung 3 bulan di laboratorium untuk menyelesaikan tugas akhir. Saya memutuskan untuk pindah ke jalur marketing karena Ibu saya. Sebenarnya beliau ingin saya jadi dokter, tapi saya melihat karirnya di dunia sales, marketing dan retail sangat exciting. Apalagi menurut pengalaman saya, marketing bisa dibilang the brain of the company. Orang marketing harus mengerti juga tentang sales, supply chain, finance, bahkan operations dan research.Very challenging and never boring karena peluang untuk belajar tidak pernah habis.

Apa saja tanggung jawab Anda di posisi tersebut? Berapa tim yang Anda bawahi?

Friso adalah brand internasional yang sudah dipercaya di lebih dari 25 negara. Sebagai Brand Manager Friso Indonesia, saya bertanggung jawab untuk memastikan strategi yang diformulasikan oleh regional dalam memperhitungkan insight dari konsumen Indonesia. Hal ini sangat menentukan keberhasilan tugas saya selanjutnya, yaitu memastikan implementasi strategi tersebut di Indonesia dalam mencapai objektif yang diinginkan. Tanpa consumer insight yang relevan, sangat sulit menghasilkan marketing campaign yang impactful.

Secara struktural, saya dibantu oleh satu orang Junior Brand Manager. Tapi secara fungsional, seperti role marketing pada umumnya, saya harus memimpin cross functionalteam dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda dalam suatu project. Jumlah anggota team bisa bervariasi mulai dari 5 – 15 orang atau bahkan lebih tergantung jenis project-nya.

Terobosan-terobosan apa saja yang Anda lakukan selama menjabat di posisi tersebut?

Posisi ini baru dipercayakan pada saya sejak pertengahan tahun ini. Banyak terobosan yang ingin saya wujudkan, tapi belum bisa dipaparkan karena menyangkut strategi perusahaan.

Apa saja tantangan yang Anda hadapi di posisi sekarang?

Adalah tantangan untuk mengedukasi ibu bahwa susu pada dasarnya sudah sangat kaya nutrisi, tinggal bagaimana mengolahnya supaya nutrisi tersebut tetap terjaga kualitasnya dan mudah diserap oleh tubuh. Itu yang Friso tawarkan dengan konsep “grass to glass”nya.

Di samping itu, secara pribadi saya sendiri belum berkeluarga. Cukup menantang untuk berusaha memahami cara berpikir seorang ibu dan menggali consumer insight yang sebenarnya, supaya brand yang saya tangani bisa “berbicara” pada para ibu dengan bahasa dan konteks yang relevan.

Apa saja prestasi-prestasi yang pernah Anda raih baik secara individu maupun tim?

Team : Bisnis Ready to Drink di Frisian Flag berkembang pesat selama 3 tahun terakhir. Perlu kerja keras dan konsistensi untuk mengubah cara pandang dan cara kerja perusahaan yang sudah lebih dari 90 tahun menjadi leader di kategori susu kental manis. Untuk konsumen Indonesia, susu siap minum masih dianggap snack, bukan must-have seperti susu kental manis atau susu bubuk. Dinamika pasar dan tantangannya berbeda, sehingga perlu strategi berbisnis yang berbeda juga.

Individu : direkrut sebagai Academic Potential – talent pool yang dibentuk oleh Royal Frieslandcampina (induk perusahaan Frisian Flag Indonesia di Belanda) untuk mengembangkan karyawan muda berprestasi dari anak perusahaannya di seluruh dunia. Buat saya, ini acknowledgement yang berharga karena perusahaan tidak segan berinvestasi untuk mendevelop karyawannya menjadi seorang pemimpin.

Bagaimana strategi-strateginya sehingga Anda dapat meraih prestasi tersebut?

Orangtua saya menanamkan bahwa anything you want, you can have if you really want it and worked hard for it. Get on your knees and pray like everything depends on God, then get on your feet and work like everything depends on you. Always give your best effort, so when you speak your voice rang with conviction and even when it fails you have no regrets.

Berani untuk speak up and make yourself heard – terutama di Indonesia yang masih kental dengan budaya “sungkan”. You can really stand out if you speak up. You don’t have to know all the answers, but you have to know the right question to ask. Never assume you know everything.

Bagaimana Anda meramu antara softskill dan hardskill selama di lingkungan kerja?

Dengan susah payah.

Honestly, I’m still struggling with it. Hardskill mungkin relatif lebih mudah karena ada struktur dan langkah-langkah yang jelas untuk mempelajarinya, dan ada cara untuk mengukur hasilnya. Tapi softskill tidak demikian, sehingga untuk orang yang task-oriented seperti saya menjadi sering terlupakan, padahal pemikiran/ide cemerlang yang dihasilkan dari hardskill yang baik bisa jadi tidak berguna kalau tidak disampaikan dengan cara yang baik kepada atasan maupun rekan kerja kita. Keseimbangan antara dua hal ini yang masih saya usahakan sampai sekarang.

Apa lagi target yang ingin Anda capai dalam beberapa tahun ke depan, baik target pribadi maupun perusahaan?

Target perusahaan tentunya memantapkan posisi Friso sebagai brand yang terpercaya di hati dan pikiran ibu Indonesia. Untuk target pribadi, saya berniat memenuhi janji saya pada orang tua untuk mendapatkan gelar master dan naik ke jenjang talent pool berikutnya yaitu Future Leaders. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved