Financial Report

Pendapatan Lini Institutional Banking Naik, Citi Raup Laba Rp 569 Miliar

Public Expose kinerja Citibank Indonesia pada kuartal I 2023. (Ubaidillah/SWA)

Citibank Indonesia (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp 569 miliar pada triwulan pertama 2023, meningkat 52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan bunga bersih di lini bisnis Institutional Banking.

Total aset meningkat 4% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp 101,7 triliun, terutama ditopang dengan kenaikan dana pihak ketiga yang tumbuh 14%. Rasio Kecukupan Likuiditas (LCR) dan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (NSFR) Citi Indonesia tetap kuat di 342% dan 153%, di atas ketentuan minimum.

Citi Indonesia juga memiliki modal yang kuat dengan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 30%. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat turun dari 3% menjadi 2,8% di kuartal pertama 2023. Kami terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang memadai melalui rasio net NPL yang turun dari 0,26% menjadi 0,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan saat ini kondisi perekonomian global masih menantang yang dikarenakan oleh dampak inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga di sejumlah negara. Namun, Indonesia masih tetap tangguh dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang kuat pada tahun 2023.

Meski kondisi perekonomian global masih menantang, tambah Batara, Citi Indonesia terus menunjukkan kinerja keuangan yang kuat pada kuartal pertama tahun ini. Laba bersih meningkat 52% diiringi dengan pertumbuhan aset sebesar 14,4% karena peningkatan momentum bisnis.

“Komitmen kami untuk menjalankan manajemen keuangan yang strategis, efisiensi operasional, dan solusi yang berfokus pada nasabah, telah membantu kami untuk terus memberikan kinerja yang baik. Kami mengambil langkah proaktif untuk mengurangi dampak inflasi pada bisnis kami dan untuk memastikan pertumbuhan dan stabilitas bank kami,” kata Batara dalam paparan publik kinerja Citi Indonesia pada Kuartal I 2023, Senin (105/5/2023).

Pada lini Institutional Clients Group, lanjut Batara, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik. Pada kuartal pertama tahun ini, jumlah kredit Institutional group meningkat 2,5% YoY.

Selama kuartal pertama tahun ini, Citi terlibat dalam beberapa transaksi penting, seperti penerbitan obligasi senilai US$ 300 juta dengan tenor tiga tahun untuk Bank Mandiri. Selain itu, Citi juga ditunjuk sebagai salah satu Koordinator Global untuk penawaran umum perdana (IPO) PT Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel. “Ini menjadi transaksi IPO terbesar di industri logam dan pertambangan di Asia sejak Maret 2011,” ujarnya.

Selain itu, Citi Indonesia juga meluncurkan Program Pembiayaan Distribusi senilai Rp 465 miliar (US$30 juta) dengan PT Syngenta Indonesia. Ini menjadi program Pembiayaan Distribusi pertama Citi di wilayah Asia Tenggara dan mengukuhkan rekam jejak Citi dalam menyediakan solusi keuangan yang inovatif bagi klien.

Global Subsidiaries Group pun terus membukukan pertumbuhan baik sebesar 19% di kuartal pertama tahun 2023 di tengah kondisi pasar yang menantang. Hal ini tercapai melalui beragam inisiatif, termasuk koridor Asia-ke-Asia dari klien Asia kami yang berinvestasi di Indonesia, meningkat 28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, Citi Commercial Bank membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 21% sepanjang kuartal pertama 2023. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari klien klien multinasional dan solusi manajemen kas. Pertumbuhan ini menjadi bukti kerangka bisnis yang kuat yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

“Bisnis Treasury and Trade Solutions kami juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di kuartal pertama tahun ini. Volume pembayaran meningkat 24% untuk mata uang lokal dan asing, dengan total simpanan dana pihak ketiga meningkat 25% dan 15% di current account,” ujarnya.

Meningkatnya jumlah pemasok dan transaksi dari klien besar yang didukung oleh platform digital untuk memudahkan proses transaksi antara pemasok dan pembeli juga mendorong pertumbuhan aset pembiayaan rantai pasok (Supply Chain Financing) sebesar 20% dengan omset tahunan mencapai lebih dari US$1 miliar. Bersamaan dengan itu, penggunaan kartu kredit korporasi Citi juga mengalami pertumbuhan double digit seiring aktivitas masyarakat yang berangsur normal pasca Covid-19.

Citi Indonesia juga melihat pertumbuhan pesat dalam hal penggunaan dan jumlah transaksi di platform perbankan korporat berbasis web, CitiDirect. Hampir seluruh transaksi pengiriman dana (99%) telah dilakukan melalui platform elektronik sehingga jumlah transaksi yang mencakup pemindahan dana di dalam dan luar negeri terus meningkat.

Untuk lini bisnis Retail Banking, Citi Indonesia juga berhasil mempertahankan pertumbuhan transaksi perbankan digital. Transaksi digital untuk produk investasi tumbuh 3% pada kuartal pertama 2023. Di periode yang sama, penggunaan digital untuk produk pinjaman meningkat 2% dengan pertumbuhan penjualan mencapai 8%. Hal ini menjadikan kanal digital sebagai salah satu penunjang pertumbuhan bisnis, dan menguatkan misi kami untuk meningkatkan inklusi digital.

Citibank juga menjadi salah satu mitra distribusi SR018 yang diluncurkan pemerintah Indonesia pada bulan Maret 2023 dengan total penjualan lebih dari Rp200 miliar. Dalam lini bisnis Kartu Kredit dan Pinjaman, Citi Indonesia telah mencapai pemulihan penjualan kartu kredit ke tingkat pra pandemi.

“Interaksi digital terus menjadi fokus utama kami sejak pembaruan Citi Mobile di tahun 2020. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pengguna aktif bulanan yang terus meningkat hingga 3 kali lipat di kuartal pertama 2023,” ucap Batara.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved