CSR Corner

Grup Triputra, Lakukan Total Action untuk Tangani Pandemi

Donasi gerakan Insan Triputra Pedul dari Grup Triputra.
Donasi gerakan Insan Triputra Pedul dari Grup Triputra.

Grup Triputra, kelompok usaha yang didirikan Theodore Permadi (T.P.) Rachmat, bergerak cepat untuk terlibat dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19. Tak hanya memberikan bantuan alat pelindung diri yang dibutuhkan tenaga kesehatan ataupun masyarakat serta peralatan kesehatan untuk pasien Covid-19, tetapi juga sembako untuk kalangan yang hidupnya kekurangan.

“Yang paling kami ingat adalah pesan Pak Teddy (panggilan akrab T.P. Rachmat), ‘Jangan sampai ada orang yang nggak bisa makan’,” kata Hadi Kasim, CEO Grup Triputra.

Hadi mengungkapkan, donasi kelompok perusahaan ini mencapai kurang-lebih Rp 30,4 miliar, gabungan dari 17 anak usaha Triputra. Di samping itu, ada donasi yang merupakan inisiatif karyawan Triputra di masing-masing anak usaha, yang berhasil mengumpulkan dana lebih dari Rp 1,7 miliar. “Salah satu gerakan penggalang dananya adalah Insan Triputra Peduli, yang dimulai sejak akhir Maret 2020,” ujarnya.

Donasi korporasi tersebut telah disalurkan untuk pengadaan fasilitas kesehatan sebesar Rp 2,2 miliar, produksi 20 ribu unit hazmat senilai total Rp 3 miliar, produksi 77 ribu masker medis reuseable senilai total Rp 385 juta, dan sebanyak Rp 8 miliar donasi disalurkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi.

Donasi dari gerakan Insan Triputra Peduli, menurut Hadi, sampai 31 Januari 2021, telah disalurkan ke 250 fasilitas kesehatan di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, NTB & NTT, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Maluku. Bentuk bantuannya berupa 45 ribu masker, 41.800 sarung tangan medis, 116 liter hand sanitizer, 1.300 face shield, dan 300 haircap.

Kemudian, donasi yang terkumpul melalui gerakan Insan Triputra Peduli juga disalurkan ke 58 panti asuhan. Bantuan berupa 36 ton beras, 3.300 liter minyak goreng, dan 2 ton gula pasir.

Bantuan lainnya disalurkan ke RS St. Carolus Jakarta dan Keuskupan Agung Jakarta berupa 1.000 hazmat, 3.000 masker medis, 8.000 sarung tangan medis, 500 face shield, dan satu unit ventilator. Juga, menyalurkan 939 paket sembako untuk petani jagung, buruh harian, sales promotion girl, office boy, petugas cleaning service, teknisi, driver ojek, dan sopir bajaj; menyalurkan 10 ribu masker kain untuk petani jagung dan panti asuhan; membangun 50 unit wastafel di lima pondok pesantren; membangun 10 unit toilet portabel di RS Indrapura, Surabaya; serta menyalurkan 752 pakaian layak pakai ke 58 panti asuhan.

“Insan Triputra Peduli menyalurkan bantuan dari April 2020 hingga saat ini sekitar Rp 1,36 miliar dalam berbagai bentuk,” Hadi menegaskan.

Jumlah donasi tersebut, menurutnya, hanya yang dikumpulkan ke induk. Subholding dan subcompany mereka juga ada yang mengumpulkan bantuan dan menyalurkannya sendiri. Misalnya, Anter Aja (perusahaan kurir), serta Kedai Sayur (platform e-commerce khusus sayur dan makanan segar), yang membuat paket sembako senilai Rp 100 ribu yang bisa dibeli untuk didonasikan.

Immanuel Adi P., Chief of Corporate Human Capital Management & Planning Strategy Management Grup Triputra, menambahkan, pada Mei 2020 Triputra menggelar virtual event yang disiarkan melalui kanal YouTube untuk menggaungkan Insan Triputra Peduli. Ini semacam konser musik yang pengisi acaranya adalah karyawan Triputra sendiri, bahkan jajaran manajemen puncak juga ikut. “Dari acara ini terkumpul dana sekitar Rp 600 juta,” ujar Immanuel.

Ventilator yang didonasikan memang diproduksi sendiri oleh salah satu anak usaha Triputra di bidang manufaktur yang teknologi dasarnya ventilator. “Kami produksi ventilator untuk didonasikan sebanyak 200 unit. Dan, itu sudah tersertifikasi oleh Kementerian Kesehatan juga. Begitu juga dengan masker, diproduksi anak usaha Triputra yang bergerak di bisnis garmen,” Immanuel mengungkapkan.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19, Hadi menjelaskan, di level holding (Grup Triputra) dibentuk Komite Covid-19, yang bertugas melakukan pencegahan dan penanganan, gerakan kepedulian, serta pemberdayaan karyawan agar tetap produktif. Komite ini dipimpin langsung oleh Hadi, dengan anggota tim terdiri dari Immanuel, Bambang Sulistyanto (Chief of Corporate Operation Development Triputra) dan Indra Noor (Manajer Safety, Health, and Environmental/SHE-Corporate Operation Development Triputra), ditambah delapan orang lainnya.

Di bawah Komite Covid-19 holding adalah para CEO/BOD (Board of Director)subholding yang akan mengoordinasikan para Ketua Komite Covid-19 di masing-masing subholding. Dan, setiap Ketua Komite subholding membawahkan tim human capital, tim SHE, pimpinan operasional, tim ahli teknologi informasi, engineering, dan narasumber, seperti dokter dan paramedis, untuk sosialisasi dan edukasi mengenai Covid-19.

Menurut Hadi, Triputra dikelola bukan seperti negara kesatuan, tetapi mirip Uni Eropa dalam mengelola negara-negara di bawahnya. “Jadi, hanya policy-nya yang datang dari holding company, tapi prioritas kegiatan sehari-hari itu diberikan kebebasan kepada masing-masing perusahaan,” katanya.

Dan dengan cara itu, ia menambahkan, sebenarnya tidak mudah untuk menginstruksikan suatu hal baru dalam kaitannya dengan Covid-19. “Pada saat induk perusahaan harus maju, kami maju. Namun, ketika semua sudah berjalan dengan lancar, kami mundur. Kami biarkan tim di masing-masing anak perusahaan untuk menjalankan tanggung jawab masing-masing,” tutur Hadi.

“Jadi, tim yang sama di pencegahan dan penanganan Covid-19 itu juga yang sekaligus in charge di gerakan kepedulian ini. Selain itu, di setiap anak usaha mereka juga punya komite Covid-19 yang mereka jalankan sendiri. Kami pun ada grup WhatsApp sebagai media komunikasi dan koordinasi kami,” Hadi menjelaskan. (*)

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved