CSR Corner

Komitmen Telkom Memberikan Pendidikan Terbaik

Komitmen Telkom Memberikan Pendidikan Terbaik

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sebagai BUMN besar dituntut memberi peran besar dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Berperan serta dalam memberikan pendidikan dengan kualitas terbaik adalah salah satu yang dilakukan BUMN telko ini. Ini dibuktikan dengan diraihnya akreditasi A untuk Telkom University atau TelU pada akhir tahun lalu, tepatnya pada 30 Desember 2016. Predikat sangat baik dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memberikan akreditasi A kepada TelU melalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) dalam keputusan No. 3125/SK/BAN-PT/Akred/PT/XII/2016.

Menurut Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), Dwi Sasongko Purnomo, akreditasi A yang diraih TelU tersebut adalah pencapaian yang luar biasa karena baru 48 dari total 4.445 perguruan tinggi di Indonesia yang meraihnya. Apalagi di hari yang sama, Kemristekdikti juga mengangkat salah satu dosen Teknik Informatika, Adiwijaya, sebagai Guru Besar.

“Telkom hadir untuk negeri melalui YPT, sedari awal sangat konsen melalui dunia pendidikan. Kita selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam memberikan pendidikan yang bertujuan untuk mengangkat harkat martabat nusa dan bangsa ini,” katanya di Bandung kemarin.

TelU yang dibentuk per 31 Agustus 2013 itu merupakan gabungan beberapa institusi pendidikan di bawah naungan YPT yakni Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) Telkom, serta Politeknik Telkom. Pada level cakupan Jawa Barat, baru 8 perguruan tinggi terakreditasi A oleh BAN PT yakni UI, ITB, IPB Gunadarma, Unpad, Polban, UPI, dan TelU.

Dwi melanjutkan, dengan mendapatkannya akreditasi tersebut, pihaknya bertekad TelU ke depannya mampu lebih bersaing lagi, baik itu di tingkat nasional maupun Internasional. “Kami juga sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada Kemristekdikti dan BAN PT yang telah melakukan proses akreditasi dari awal hingga selesai. Tidak mudah mendapatkannya, karena performa TelU dipantau selama 3 tahun,” sambungnya.

Adapun yang dipantau antara lain kualitas pendidikan, fasilitas, keuangan, mahasiswa, kualitas lulusan, komepetensi, sumber daya manusia, dan seterusnya. Secara keseluruhan, dipantau fundamen pendidikan tinggi yakni sarana-prasarana, mahasiswa, dan dosen. Dwi menambahkan, dengan tercapainya predikat A tersebut, pihak yayasan akan terus mengembangkan dunia pendidikan diseluruh Indonesia. Sebab, selain TelU, pihaknya memiliki 54 sekolah sekolah yang berada dalam naungan yayasan tersebut dan ditargetkan terus meningkat dari sisi kualitas pendidikannya.

Bukan hanya itu, komitmen Telkom pada peningkatan kualitas manusia Indonesia juga diberikan dengan berbagai dukungan gerakan pendidikan. Hal ini sesuai dengan mandatori pemerintah yang tertuang pada Peraturan Menteri Negara BUMN No 05/MBU/2007 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan, Program Bina Lingkungan adalah program memberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

Hal ini juga sejalan pasal 74 UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

Menurut Dwi, pihaknya melaksanakan dua kewajiban tersebut melalui YPT jauh sebelum konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) populer belakangan ini. Sebab, elemen Telkom sudah mendirikan taman kanak-kanak di Kota dan Kabupaten Bandung sejak tahun 1977 lalu dan disempurnakan kehadiran YPT per 23 Mei 1990 lalu atau sejak 26 tahun silam.

Terutama di sektor pendidikan dan derivatifnya, telah lahir aneka bentuk jawab sosial perusahaan. Bukan sekadar dilaksanakan, namun dikerjakan sepenuh hati agar hasilnya memang terbaik. Hingga tahun lalu, sedikitnya ada 12.000 siswa pada 32 TK dan playgroup, 3 SD, 3 SMP, 2 SMK pariwisata, 9 SMK Telkom, dan 1 SMA di bawah YPT. Di TelU sendiri, ada sekitar 25.000 mahasiswa eksisting dengan 30.000 alumni.

Angka sebesar ini didapatkan dengan sebaran tak kalah hebat. Sebab, ada 36 kota di Indonesia yang terbentang dari terbarat (Pematang Siantar, Sumut) hingga paling timur (Jayapura, Papua) yang menjadi lokasi sekolah dasar hingga atas tersebut. Jadi, total ada 49 sekolah dan 3 perguruan tinggi pada 36 kota tersebut. Selain itu, ada pula Telkom Profesional Certificate Center (TPCC). Sejak Januari 2008, Telkom PDC didirikan dengan izin penyelenggaraan pendidikan non formalnya dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional serta Departemen Tenaga Kerja.

Belum lagi Telkom membangun Bandung Techno Park (BTP), pusat inkubasi usaha berbasis teknologi informasi komunikasi yang berdiri sejak 2008 lalu. Institusi ini dikunjungi Presiden Jokowi pada 12 Januari 2014 lalu. Secara khusus, sang presiden ke-7 ini menuliskan kesan dan pesan setelah berkeliling BTP yakni berupa tulisan, “Bandung Park terus berinovasi untuk rakyat dan bangsa”.

Editor: Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved