Listed Articles

Laba Bersih Setelah Pajak Danamon Meningkat 11%.

Laba Bersih Setelah Pajak Danamon Meningkat 11%.

Bank Danamon menyatakan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi yang diraihnya mencapai Rp 2,449 triliun ntuk sembilan bulan pertama tahun 2011, atau meningkat 11% dibanding periode serupa tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,203 triliun. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan kredit khususnya di segmen mikro, usaha kecil menengah (UKM) dan komersial.

Di samping itu, Danamon juga mencatat pertumbuhan sebesar 19% dalam pendapatan provisi dan komisi, yang dicapai melalui pertumbuhan pendapatan provisi terkait kredit, produk-produk bancassurance dan asuransi umum. Dana pihak ketiga juga tumbuh 21% secara setahunan.

Dalam rangka memperkuat permodalan serta meningkatkan kapasitas pertumbuhan di semua lini bisnisnya, Danamon berhasil menghimpun permodalan tambahan sekitar Rp 5 triliun melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“Penawaran Umum Terbatas”) V atau Rights Issue di bulan September 2011. Respon positif dari pasar dicerminkan oleh tingkat kelebihan pemesanan yang mencapai 113%, memposisikan Danamon di antara bank-bank dengan permodalan tertinggi di Indonesia.

Sementara itu, rasio Kecukupan Modal (CAR) Danamon dan stand alone CAR-nya meningkat menjadi 17,8% dan 16,3% pada akhir September 2011 dari 14% dan 12,2% di kuartal sebelumnya. “Terlepas dari potensi efek ekonomi global yang kurang menguntungkan, kinerja ekonomi Indonesia terbukti cukup baik sehingga kami dapat menjaga momentum pertumbuhan kredit, didukung oleh kondisi usaha yang stabil,” ujar Henry Ho, Direktur Utama Danamon.

Perekonomian Indonesia terus menunjukkan tren positif dengan prediksi pertumbuhan GDP sebesar 6,5% untuk tahun 2011, dimana permintaan domestik berperan sebagai faktor pendorong utama. Sektor lainnya, termasuk industri manufaktur juga telah berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. “Permodalan Danamon yang kini lebih kuat akan memungkinkan kami untuk menjaga pertumbuhan kredit di seluruh lini bisnis dalam kurun waktu tiga tahun ke depan,” tambah Henry.

Per September 2011, total kredit Danamon mencapai Rp 97.434 miliar, tumbuh 26% dibandingkan Rp 77.374 miliar pada periode yang sama tahun lalu, dimana kredit segmen mass-market yang disalurkan melalui Danamon Simpan Pinjam, Adira Finance, Adira Kredit serta segmen usaha kecil menengah (UKM) dan komersial tetap merupakan kontributor utama pertumbuhan. Dalam kurun waktu setahun terakhir, segmen mass-market, UKM dan komersial telah tumbuh masing-masing 30% dan 29%.

Kredit mass-market Danamon, yang sebagian besar terdiri dari pembiayaan mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan pembiayaan kendaraan bermotor melalui anak perusahaan Adira Finance (Adira), mencakup 58% dari total portofolio kreditnya. Pembiayaan Adira mencapai Rp39.023 miliar pada akhir September 2011 dari Rp27.835 miliar di periode yang sama tahun lalu. “Kredit mikro, UKM dan komersial secara keseluruhan mencapai Rp29.764 miliar, atau 31% dari total kredit kami,” jelas Vera Eve Lim, Chief Financial Officer dan Direktur Danamon. Sementara itu, kredit wholesale dan ritel masing masing mencapai Rp 12.044 miliar dan Rp 4.773 miliar, mencakup 12% dan 5% dari portofolio kredit pada akhir September 2011 Dengan mayoritas kredit yang berdenominasi Rupiah, eksposur kredit bermata uang asing berada pada tingkat minimal, yaitu 8% dari total aset.

Menjaga kualitas aset sejalan dengan pertumbuhan kreditnya, rasio biaya kredit (cost of credit ratio) Danamon terhadap jumlah rata-rata aset produktifnya berada pada tingkat 3.0%, lebih baik dibandingkan 3.5% setahun yang lalu. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL gross) Danamon berada pada tingkat 2.9%, turun dari 3.1% di semester pertama tahun 2010.

Per akhir September 2011, dana pihak ketiga Danamon mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan naik 21%, mencapai Rp86.990 miliar. “ Posisi tabungan dan giro (CASA) Danamon tumbuh 18% mencapai Rp32.874 miliar atau 38% dari total dana pihak ketiga. Giro tumbuh 32%, mencapai Rp11.454 miliar sementara tabungan naik 12% secara setahunan, masing-masing mencapai Rp21.420 miliar. Di samping itu, deposito berjangka Danamon tumbuh 23% mencapai Rp54.116 miliar, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat,” ungkap Vera.

Vera menjelaskan pembiayaan akan tetap menjadi salah satu prioritas utama Danamon. Untuk memperkuat kemampuan pendanaannya (funding franchise), Danamon terus memperluas jaringan layanannya termasuk menambah sekitar 300 ATM, membuka 165 cabang Adira Finance, 73 outlet Adira Kredit dan 16 cabang Adira Insurance dalam kurun waktu dua belas bulan terakhir. “Kami akan terus mengembangkan jaringan pelayanan kami untuk lini-lini usaha utama kami,” ungkap Vera.

Per 30 September 2011, rasio kredit terhadap total pendanaan (Loan to Funding Ratio) mencapai 88.9%, mencerminkan neraca yang likuid, sementara rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) ada pada tingkat 99,5 %.

Kinerja keuangan Danamon untuk sembilan bulan pertama 2011 dikontribusikan oleh pertumbuhan 8% dalam pendapatan bunga bersih (net interest income) dan pertumbuhan 19% dalam pendapatan imbal jasa, masing-masing mencapai Rp7.972 miliar dan Rp3.006 miliar. “Hal ini tercapai melalui upaya Danamon yang terus menawarkan produk inovatif serta meningkatkan pendapatan cross-selling,” jelas Vera.

Pertumbuhan pendapatan imbal jasa didukung oleh bisnis bancassurance dan asuransi umum, masing-masing meningkat 148% ke Rp194 miliar dan 29% ke Rp368 miliar secara setahunan. “Kami akan terus melakukan peningkatan kualitas atas penawaran produk consumer banking termasuk asuransi dan wealth management kepada basis nasabah kami di seluruh Indonesia. Perihal revenue, pendapatan feebased merupakan potensi yang kuat bagi Danamon di beberapa kuartal yang akan datang”, tambah Vera.

Pada sembilan bulan pertama tahun 2011, Danamon mencatat Return on Average Asset (ROAA) sebesar 2,6% serta Return on Average Equity (ROAE) sebesar 18.3%.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved