Business Research

Pasar Kimia Indonesia Belum Jenuh

Oleh Admin
Pasar Kimia Indonesia Belum Jenuh

Frost & Sullivan memprediksi pasar kimia global akan tumbuh 4,6 persen CAGR sepanjang tahun 2012-2015. Dan kawasan Asia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan paling pesat dengan penjualan bahan-bahan kimia ditaksir bisa tumbuh hingga 7 persen CAGR pada periode yang sama.

“Ketika pasar global mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2012, pasar kimia Asia justru meningkat sebesar 52 persen dari 32,8 persen pada tahun 2001,” ungkap Amit Bajpayee, Consulting Director, Chemicals, Materials & Food, Asia Pacific, Frost & Sullivan, di Jakarta, Kamis (20/6/2013).

Krithika Tyagarajan, Senior Director, Chemicals, Materials and Food Practice, Asia Pacific, Frost & Sullivan, lantas menyebutkan, pertumbuhan pasar kimia global akan digerakkan oleh suatu kekuatan transformatif unik yang disebut Mega Trends. Beberapa faktor Mega Trends utama yang akan membentuk industri kimia secara global, antara lain urbanisasi, globalisasi, tren sosial, tren sektor energi, e-mobility, kesehatan, serta sustainabilitas.

Urbanisasi dan konektivitas akan menggerakkan roda pertumbuhan kota-kota besar di Asia. Pertumbuhan ini mendorong adanya kebutuhan akan solusi bahan kimia yang mencakup dua prinsip energi, yakni konservasi dan kecukupan energi. Permintaan terhadap solusi infrastruktur yang cerdas dan ramah lingkungan juga akan meningkatkan penggunaan bahan kimia yang memiliki sisi fungsionalitas maupun efisiensi energi.

Di sisi lain, kebutuhan terhadap makanan dan bahan-bahan bergizi untuk memenuhi kebutuhan tren kesehatan juga membawa kabar menggembirakan bagi perkembangan industri kimia. Tingginya biaya kesehatan dan terbatasnya akses untuk mendapatkan kualitas layanan kesehatan di pasar berkembang membuka peluang bagi industri kimia untuk menawarkan solusi guna mengatasi obesitas dan penyakit kardiovaskular serta manajemen berat badan.

“Bahan pangan fungsional termasuk Omega 3 dan bahan-bahan yang diperlukan untuk manajemen berat badan diprediksi akan mencapai pertumbuhan yang tinggi. Namun demikian, bukti ilmiah adalah kunci untuk pertumbuhan ini,” papar Tyagarajan.

Kondisi pasar kimia Indonesia

Pertumbuhan pasar kimia di Asia yang menggiurkan membuka kesempatan bagi para pemain industri kimia global, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki eksistensi di Asia. Salah satu negara yang menarik bagi perusahaan-perusahaan itu adalah Indonesia. Negara ini disebut pasar besar yang menunggu untuk digali.

Mengapa demikian? “Konsumsi kimia per kapita di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar-pasar maju mengindikasikan besarnya potensi yang belum tergali,” tutur Bajpayee.

Tyagarajan pun mengatakan, “Pada tahun 2020, hampir setengah dari populasi daerah perkotaan dunia akan berasal dari Asia dan pertambahan penduduk tertinggi akan terjadi di Cina, India, dan Indonesia hingga tahun 2030.”

Ia lalu menjelaskan bahwa di tahun 2015, lebih dari 175 Juta orang Indonesia akan hidup di kawasan perkotaan dan proyek mega city Jakarta diprediksi akan menyumbang US$ 700 miliar kepada PDB Indonesia di tahun yang sama. Seiring dengan semakin pentingnya posisi ASEAN di era globalisasi, Indonesia dengan potensi yang dimilikinya, diproyeksi akan mampu meraih pangsa pasar kimia global.

Industri konstruksi di Indonesia merupakan salah satu contoh sektor yang perlu diperhatikan seiring dengan terbuka lebarnya kesempatan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek perumahan dan infrastruktur. “Bahan-bahan kimia untuk keperluan konstruksi, seperti campuran beton, cat dan pelapis, serta lapisan pelindung diproyeksikan tumbuh,” papar Bajpayee. Sektor lain yang menjanjikan adalah agrokimia, bahan-bahan kimia yang digunakan di lapangan migas (oilfield chemicals), oleokimia berbasis minyak sawit, serta bahan-bahan makanan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved