Management Strategy

Agung Adiprasetyo: Tulisan Samuel Huntington Bisa Jadi Inspirasi Calon Wakil Rakyat

Oleh Admin
Agung Adiprasetyo: Tulisan Samuel Huntington Bisa Jadi Inspirasi Calon Wakil Rakyat

Tahun depan adalah tahun pemilihan umum, baik untuk wakil rakyat serta presiden dan wakil presiden. Banyak harapan masyarakat termasuk pelaku usaha terhadap mereka. Agung Adiprasetyo, CEO Kompas Gramedia, menuturkan, para wakil rakyat dan pucuk pimpinan negeri ini seharusnya bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. agung kompas “Tahun depan adalah tahun perhelatan politik. Semua perbincangan dan perhatian masyarakat pasti akan tertuju pada bagaimana proses pemilihan wakil rakyat dan kepala negara dijalankan. Yang kemudian menjadi pekerjaan rumah besar bagi calon wakil rakyat itu adalah menunjukkan kepada masyarakat bahwa siapapun yang terpilih untuk masuk Senayan atau Istana Negara, mestinya dia adalah wakil rakyat yang memiliki konsen pada penciptaan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik,” terang Agung, di acara Kompas100 CEO Forum, di Senayan, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Dia mengatakan, salah satu indikator kehidupan yang lebih baik adalah pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Para wakil rakyat atau pejabat negara tentunya diharapkan bisa berkontribusi dalam membuat Indonesia sebagai negara ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030.

Lalu, apa yang seharusnya dilakukan oleh para wakil rakyat maupun presiden dan wakil presiden nantinya? Berikut penuturan Agung terkait hal tersebut.

Untuk merintis ke arah Indonesia yang lebih baik, mungkin apa yang ditulis oleh Samuel Huntington dalam pengantar buku yang berjudul Culture Matters bisa menjadi ilustrasi sekaligus inspirasi bagi calon wakil rakyat tahun 2014.

Samuel tertarik situasi Ghana dan Korea Selatan pada awal tahun 1960-an. Kedua negara itu kurang lebih mempunyai tingkat ekonomi serupa. Tingkat GNP kurang lebih sama, memproduksi barang dan jasa primer yang kurang lebih sama, menikmati ekspor dan melakukan impor barang yang hampir sama juga. Dan juga menerima bantuan asing yang kurang lebih berimbang.

Namun, 30 tahun kemudian perbedaan di kedua negara, bagai bumi dan langit. Mengapa terjadi situasi seperti ini? Mariano Grondona kemudian menjawab pengamatan Samuel dengan beberapa jawaban berikut. Pertama, bangsa yang lebih sukses adalah bangsa yang mempunyai orientasi masa depan yang lebih kuat daripada bangsa yang hanya berorientasi pada hari ini atau kemarin.

Kedua, bangsa yang sukses biasanya bangsa yang bekerja bukan terutama karena beban dalam mencari uang, melainkan karena dia mencintai pekerjaannya dan mendapat kepuasan diri dari apa yang dikerjakannya. Ketiga, bangsa yang survive adalah bangsa yang hemat dan pandai mengatur uang.

Keempat, bangsa yang lebih maju adalah bangsa yang peduli pada pengembangan SDM melalui sistem pendidikan dan inovasi yang baik. Kelima, bangsa yang lebih berhasil adalah bangsa yang menghargai performance atau pencapaian prestasi berdasarkan sistem merit.

Keenam, bangsa yang lebih sukses adalah bangsa yang cara pandangnya pada extended familynya adalah saya, lalu diperluas ke komunitas, dan negara. Bukannya saya lalu keluarga saya dan sanak saudara saya. Ketujuh, bangsa yang lebih berhasil adalah bangsa yang menghargai etika dan hidup dengan tingkat korupsi yang rendah. Kedelapan, bangsa yang lebih sukses adalah bangsa yang menjamin fair play dalam semua aspek kehidupan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved