Management

Bamboe Indonesia, Revitalisasi Mengikuti Kemajuan Zaman

Freya Nirmala Natahamidjaja, Direktur PT Bamboe Indonesia.

PT Bamboe Indonesia adalah perusahaan keluarga yang berdiri sejak 1968. Produsen bumbu masak ini merangkak dari bawah dengan pemasarnya berawal hanya satu orang, yaitu pemiliknya sendiri. Kemudian, seiring dengan berjalannya waktu, menjadi CV Bamboe dan berubah menjadi PT Bamboe Indonesia pada tahun 2000.

Sejalan dengan perkembangan zaman dan pengetahuan dalam bidang manajemen, Bamboe mulai melakukan mass production dengan tidak meninggalkan tradisi lama. Yaitu, mempertahankan rasa yang otentik dan berasal dari bahan alami tanpa tambahan perasa dan pewarna.

Perusahaan ini juga mengadopsi kanal distribusi modern. Di setiap kota yang dirambahnya, Bamboe memiliki stock point untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih dalam dan merata. Dalam konsep pemasaran, Bamboe menggunakan strategi tertua dan paling efektif, yaitu word of mouth, serta berbagai strategi baru yang sesuai dengan zamannya. “Hasil dari strategi baru kami terlihat lima tahun kemudian dan berkembang dengan solid dan steady,” ujar Freya Nirmala Natahamidjaja, Direktur PT Bamboe Indonesia.

Menurut Freya, revitalisasi dilakukan bertahap dan terus-menerus, seiring dengan berjalannya kemajuan zaman. “Produksi yang kami lakukan lebih efisien, high standard of hygiene dari HACCP, ISO 22000, FSSC, dan organic products. Dulu hanya ada 12 macam, sekarang sudah ada 40 lebih macam varian bumbu Bamboe,” katanya. Segmen pasar yang dibidik pun sangat luas, mulai dari pasar low end hingga high end. “Produk kami bisa diterima oleh semua kalangan, dengan the right cost and good consistent quality,” katanya.

Tantangan yang dihadapinya adalah dalam mencari SDM dan teknologi baru. Ini karena minimnya informasi dan kurangnya SDM yang siap pakai. Tantangan lainnya, birokrasi yang kurang cepat tanggap dalam merespons persaingan ketat globalisasi. Hal ini tecermin pada membanjirnya produk impor di pasar. “Tidak bisa disangkal, kedatangan produk impor ini karena adanya perkembangan teknologi yang kami belum punya,” ungkap Freya.

Perusahaan ini pun memiliki quick win dengan mengonsolidasikan manajemen operasional dengan fokus pada “What we do best”, dan telah membuahkan hasil yang baik bagi kinerja Bamboe. Dari sisi pemasaran, pihaknya selalu memastikan ketersediaan produk dan reminding product Bamboe di pasar, serta selalu menjaga konsistensi kualitas yang sudah dilakukan puluhan tahun.

Bamboe juga bekerjasama dengan petani, membina mereka supaya dapat menghasilkan produk yang baik, sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini pun menjadi bagian dari kegiatan CSR perusahaan ini. Selain itu, pihaknya juga mengembangkan jalur suplai dari vendor yang terpercaya dan bekerjasama dengan para distributor dengan win-win solution.

Tidak hanya itu, Bamboe pun telah menerapkan proses produksi yang modern dengan menggunakan mesin yang efisien dan higienis. Dengan berbagai strategi itu, pasar merespons dengan antusias dan mengharapkan produk-produk perusahaan ini ada di semua gerai, baik di toko konvensional mapun online.

Freya yakin, sebagai salah satu leader dalam industri bumbu, pihaknya siap menghadapi era milenial. Ia optimistis, masih banyak orang Indonesia yang ingin masak tanpa ribet di rumah. Selain itu, untuk memenuhi pasar di era gaya hidup sehat ini, Bamboe telah menyediakan produk organik dengan harga yang cukup terjangkau.

“Ke depan, kami akan mengembangkan produk dan mengedukasi masyarakat bahwa menggunakan produk Bamboe adalah cara yang baik dan cost effective untuk hidup sehat,” ungkap Freya. (*)

Dede Suryadi dan Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved