Management

Bersama Rumah Rachel, Novartis Memasyarakatkan Asuhan Paliatif

Oleh Admin
Bersama Rumah Rachel, Novartis Memasyarakatkan Asuhan Paliatif

Pasien-pasien yang mengalami penyakit yang mengancam jiwa membutuhkan semacam kenyamanan dalam menjalaninya. Rasa kasih sayang terkadang adalah “obat” yang justru mereka butuhkan. Dengan hal itu, mereka bisa lebih tabah dalam menjalani proses pengobatan atau menghadapi rasa nyeri.

dr. Luthfi Mardiansyah, Presiden Direktur PT Novartis Indonesia (paling kiri) dan para pengurus Yayasan Rumah Rachel.

dr. Luthfi Mardiansyah, Presiden Direktur PT Novartis Indonesia (paling kiri) dan para pengurus Yayasan Rumah Rachel.

Itulah garis besar acara diskusi SEHATi Bicara yang diadakan oleh perusahaan farmasi PT Novartis Indonesia. Dalam diskusi kali ini, perusahaan membahas tentang asuhan paliatif. Apa itu? Kalau berdasarkan definisi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asuhan paliatif adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya yang menghadapi masalah terkait penyakit mengancam jiwa melalui pencegahan dan upaya meringankan penderitaan dengan deteksi dini, pengkajian menyeluruh, dan penanganan nyeri serta masalah lain baik fisik, psikososial, dan spiritual.

“Salah satu contoh asuhan paliatif yang diberikan adalah pengendalian rasa nyeri yang diderita pasien dan hal ini dapat diringankan tidak hanya melalui pemberian obat-obatan, namun juga bentuk perhatian yang terkadang diabaikan oleh para kerabat atau keluarga terdekat pasien,” ucap dr. Luthfi Mardiansyah, Presiden Direktur PT Novartis Indonesia, di Jakarta.

Pada diskusi kali ini, perusahaan mengajak Yayasan Rumah Rachel sebagai organisasi nirlaba yang memberikan layanan asuhan paliatif kepada anak-anak, salah satunya, yang menderita kanker stadium akhir. Di dalam diskusi digambarkan bahwa asuhan ini sebenarnya telah dikenal sejak lama. Misalnya, pada zaman peperangan, di mana banyak terdapat korban perang yakni para tentara yang kehilangan anggota tubuhnya. Dalam menjalani pengobatannya, mereka juga diberikan asuhan paliatif yang saat itu banyak dilakukan oleh para biarawan atau biarawati.

Luthfi mengatakan, “Novartis menyadari bahwa saat ini kesadaran masyarakat mengenai asuhan paliatif masih sangat minim, dan hari ini (Selasa), kami mengajak rekan-rekan kami dari Yayasan Rumah Rachel untuk berbagi kepada pemerhati kesehatan mengenai topik yang masih belum banyak didiskusikan ini.”

Demi memasyarakatkan asuhan paliatif ini diperlukan edukasi kepada masyarakat luas. Ini adalah salah satu upaya agar keluarga dan kerabat terdekat pasien, dan masyarakat pada umumnya menyadari bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi beban pasien, baik secara fisik maupun emosional.

“Satu hal yang diperhatikan oleh kami sebagai tim perawat adalah terkadang pasien hanya membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan melalui usapan atau melalui perbincangan mengenai impian mereka, dan hal itu dapat membantu meredakan nyeri yang mereka alami. Hal-hal seperti itu sudah termasuk dalam definisi asuhan paliatif, dan hal tersebut dapat dilakukan oleh siapapun yang mau memahami pentingnya asuhan ini bagi seorang pasien,” ucap Susi Susilawati, anggota Tim Perawat Yayasan Rumah Rachel.

Dan ia pun berujar, kemitraan dengan pihak-pihak terkait, seperti dengan Novartis, merupakan salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai asuhan paliatif. “Lebih dari itu, kemitraan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan juga kuantitas asuhan paliatif di Indonesia.”

Dan sebagai bentuk kepedulian Novartis terhadap pengembangan asuhan paliatif ini, perusahaan pun mendonasikan tiga buah perangkat iPad kepada Yayasan Rumah Rachel. Perangkat tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan operasional yayasan.

“Dengan penyerahan donasi ini, kami harapkan Yayasan Rumah Rachel dapat terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuhan paliatif terhadap kualitas hidup pasien dan tentunya terus memberikan pelayanan asuhan paliatif guna membantu meningkatkan kualitas hidup pasien di Indonesia,” tandas Luthfi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved