Management Strategy

Kadin Genjot Hubungan Bisnis Dengan Iran

Oleh Admin
Kadin Genjot Hubungan Bisnis Dengan Iran

Kadin Indonesia menilai kerja sama ekonomi, terutama untuk sektor perdagangan dan investasi, dengan Iran belum maksimal. Melihat hal itu, Kadin pun bergerak cepat dengan mengajak pihak swasta setempat untuk menjalin kerja sama.

“Iran selama ini kurang mendapat perhatian dari kita, juga dunia internasional. Hal ini berkenaan dengan sanksi ekonomi terhadapnya. Meski demikian, berdasarkan kunjungan kami ke sana potensi kerja sama dengan Iran begitu besar. Tentunya, kami akan mengedepankan kepentingan nasional dalam kerja sama itu,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, di sela-sela acara pengukuhan pengurus Kadin Indonesia Komite Iran 2013-2015, di Jakarta.

Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kadin Indonesia

Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kadin Indonesia

Saat ini, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta di Iran, terutama di sektor minyak dan gas, perdagangan dan investasi, perbankan, pariwisata, hingga agribisnis dan makanan. “Kami sudah menghasilkan sekitar 17 nota kesepahaman antara pengusaha nasional dan Iran. Semangat untuk membangun hubungan antara Iran dan Indonesia begitu baik,” ujar dia.

Ketua Kadin Indonesia Komite Iran, Fadel Muhammad, mengatakan bahwa salah satu dari 17 MoU itu yang sudah berjalan. Itu adalah pembangunan proyek power plant. Menurut dia, Iran juga sangat haus berinvestasi di Indonesia terutama dalam membangun refinery (kilang minyak). “Iran bisa mandiri dengan power plant yang dibuat sendiri di dalam negerinya, begitu juga dengan makanan. Indonesia bisa belajar banyak dari Iran,” terangnya.

Sejauh ini, tren perdagangan Indonesia dengan Iran menurun dari US$ 1,8 miliar menjadi US$ 1,4 miliar. Dikatakan Fadel, hal itu merupakan efek dari sanksi ekonomi terhadap Iran. Ia pun menyayangkan selama ini perdagangan dengan Iran harus melalui pihak ketiga. Dia berharap, ke depan, neraca pembayaran bisa jauh meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Padahal sebenarnya tidak ada larangan bagi kita untuk melakukan kerja sama dengan Iran. Kami sudah berkonsultasi dengan kedua pihak kedutaan.”

Selain transfer teknologi baik di sektor migas maupun pertanian, pihaknya mengaku tengah merancang sistem pembayaran perdagangan yang sesuai untuk diterapkan dengan melibatkan Bank Indonesia dan Eximbank.

Menurut Fadel, kebijakan Iran saat ini lebih terfokus dan mengarah pada pro bisnis. Sehingga diharapkan tidak hanya pihak Iran yang berinvestasi di Indonesia, tetapi juga sebaliknya. “Dalam waktu dekat, sekitar awal November atau Desember tahun ini, Presiden Iran dijadwalkan akan melakukan kunjungannya ke Indonesia. Kami akan coba terus jajaki kerja sama dengan pihak Iran dan melihat perkembangan kebijakan-kebijakan ekonomi di antara kedua negara,” pungkas dia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved