Management

Penumpang Melonjak, Armada Kereta Api Ditambah

Oleh Admin
Penumpang Melonjak, Armada Kereta Api Ditambah

Seiring dengan diperbaikinya pelayanan dan infrastruktur kereta api, khususnya KRL Commuter Line yang melintasi kawasan Jabodetabek, jumlah penumpang pun melonjak. Melihat hal itu, pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) bergegas menambah jumlah kereta demi kenyamanan para pengguna.

“Target kami nggak sampai 600 ribu orang penumpang per hari di tahun ini. Tapi Juli kemarin, dengan e-ticketing dan tarif progresif itu kenaikan hampir 30 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Biasanya pertambahan 5-10 persen, paling poll 15 tiap persen, (itu) tiap tahun. Ini langsung 30 persen. (Kalau ditanya) sesak? Ya, sesak,” papar Makmur Syaheran, Direktur Komersial PT Jakarta Commuter Jabodetabek, di sela-sela acara penandatanganan kerja sama antara KAI dengan CIMB Niaga mengenai fasilitas pembayaran tiket melalui e-commerce payment dan merchant, di Jakarta, Senin (28/10/2013).

cimb niaga kai

Mengapa terjadi penambahan jumlah penumpang KA yang signifikan? Dia menjelaskan, seiring dengan adanya perbaikan di bagian tiket, kondisi di stasiun lebih tertib. Jumlah penumpang nakal yang tidak membeli tiket bisa ditekan. Termasuk juga ada penambahan penumpang baru karena diberlakukannya tarif progresif. Maksudnya, jarak dekat tarifnya lebih murah, dan sebaliknya untuk jarak jauh. Tarif kereta tidak dipukul rata untuk semua tujuan.

“Justru target tahun depan, kami harapkan bisa sampai 700 ribu penumpang per hari,” ia menyebutkan.

Sebagai bentuk antisipasi terhadap jumlah penumpang KA yang diprediksi akan terus tumbuh, pihak KAI melakukan pembelian kereta. “Sebanyak 180 kereta sudah kami pesan. Dan akhir bulan ini datang 30 kereta dari Jepang. Kebetulan yang menang (tender) Jepang,” terangnya terkait pengiriman awal kereta, di mana kereta-kereta tersebut akan digunakan di wilayah Jabodetabek.

Sisanya, yaitu sebanyak 150 kereta, akan datang setiap bulan sampai Januari 2014. “(Setelah datang) sertifikasi dulu sekitar satu bulan. Jadi, awal Desember bisa kami jalankan untuk menambah kapasitas yang tersedia. Sekarang ini (tersedia) hampir 600 kereta.”

Dia menyebutkan, biaya satu kereta termasuk pengiriman, asuransi, hingga pencucian, sekitar Rp 1 miliar. Dana untuk membeli 180 kereta itu dari pihak perbankan, yakni BRI dan BNI. “Jadi, kami ini untuk menghidupi perseroan sudah ditopang dua tahun ini dengan utang.”

“Tahun depan saya mau beli 160 kereta (lagi),” sambung Makmur. Spesifikasi kereta yang dibutuhkan, kata dia, akan diajukan dulu ke pihak kementerian terkait. Baru setelah itu akan dilakukan tender secara internasional.

Demi bisa melayani jumlah penumpang yang ditargetkan bisa mencapai 1,2 juta orang per hari pada tahun 2019, ia pun menuturkan, “Kalau di hitungan RJP (Rencana Jangka Panjang), kereta harus nambah paling tidak 150 unit per tahun.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved