Management Trends zkumparan

Transformasi HR Wajib Dilakukan untuk Bertahan di Segala Kondisi

Ida Zuraida, Head of Human Capital PT Prodia Widyahusada (Foto: Anastasia AS/SWA).

Covid-19 menyebabkan banyak perusahaan dipaksa untuk melakukan transformasi dalam proses bisnisnya. Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan realitas kondisi hari ini. Perusahaan diharuskan untuk menjadi agile, agar bisnis bisa bertahan bahkan tumbuh di situasi abnormal seperti sekarang ini.

“Prodia sendiri sudah melakukan transformasi dan menjadi agile sejak tahun 2010 lalu. Sehingga, pada saat seperti ini kami sudah siap,” kata Ida Zuraida, Head of Human Capital PT Prodia Widyahusada.

Transformasi yang dilakukan oleh Prodia, menurutnya, dimulai dari pembentukan tim inti yang terdiri dari profesional. Tim inti ini menjadi pondasi utama dan difungsikan sebagai jembatan pada bagian yang membutuhkan atau Link HR Inititatives to Organization Needs. Dengan dasar manajemen berbasis bukti dalam memberikan nilai-nilainya atau Evidence Based Management in Delivering HR Values.

Menginjak tahun 2016 hingga tahun 2022, transformasi yang telah dibangun tersebut diharapkan dapat menjadi semakin kuat dengan indikasi transformasi yang mencapai efektivitas transaksi (transaction effectiveness), menjadi pusat keahlian (Centre of Expertise), dan terciptanya peruntukan yang strategis (strategic allignment). Transformasi ini, kata Ida, pada akhirnya akan meninggalkan bentuk proses manual seperti buddy system, diklat, P2K, Kurasi, dan bentuk proses manual lainnya.

Proses transformasi yang dilakukan oleh perseroan pada akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun 2019, Prodia berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,74 triliun atau naik naik dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp1,59 triliun. Sedangkan, untuk laba bersih, perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp210,3 miliar di tahun 2019. Angka tersebut naik jika dibandingkan tahun lalu sebesar Rp175,45 miliar.

Sementara itu, untuk merespon perubahan bisnis di era covid-19, perusahaan menelurkan berbagai kebijakan yakni, pertama memberikan dukungan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan imunitas karyawan melalui pemberian vitamin selama masa pandemic terutama bagi para nakes Prodia dan petugas Lab yang melakukan prosedur tes Lab. Selain itu, perseroan juga menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab karyawan di bidangnya.

Kedua, Prudent Efficiency yang dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan perundangan, khususnya Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUTK), Perjanjian Kerja Bersama (PKB), dan ketentuan perusahaan lainnya.

Ketiga, Seluruh kebijakan HR dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh stakeholder agar memperoleh kejelasan. Sehingga dapat melalui masa krisis ini

Keempat, Efektivitas kerja untuk mendukung ketentuan pemerintah khususnya terkait social & physical distancing atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui pola kerja Work From Home (WFH) yang didukung fasilitas digital online working.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved