Marketing Technology

Para Pemasar Harus Jeli Melihat Peluang dari Geliat Smartphone

Oleh Admin
Para Pemasar Harus Jeli Melihat Peluang dari Geliat Smartphone

Yahoo berkolaborasi dengan Mindshare dalam melakukan studi yang bertajuk “Getting Mobile Right.” Studi ini berusaha melihat bagaimana perilaku pengguna perangkat pintar mobile di China, India, Hong Kong, dan Indonesia. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, kedua pihak berharap, pemasaran lewat perangkat, seperti ponsel pintar, bisa semakin meningkat.

“Saya pikir organisasi belum memanfaatkan potensi (perangkat) bergerak di Indonesia. Mereka tahu tentang itu tetapi mereka tidak tahu cara melakukan. Mereka belum sepenuhnya menggunakan (perangkat) bergerak sebagai platform,” sebut Deepika Nikhilender, Leader Business Planing, Mindshare Asia Pasific, di Jakarta, Senin (28/10/2013).

yahoo

Disebutkan dia, berdasarkan laporan eMarketer, ditaksir ada sekitar 41 juta pemilik ponsel pintar dan 6 juta orang yang mempunyai tablet di Indonesia pada tahun ini. Jumlah itu diperkirakan bakal melesat menjadi 103,7 juta pengguna ponsel pintar dan 16,2 juta pemilik tablet di tahun 2017. “Itu adalah angka yang teramat besar,” ujarnya.

Belum lagi ada perangkat baru, yakni campuran ponsel dengan tablet, yang disebut dengan phablet. Ia pun menuturkan, “Banyak orang yang semakin menggunakan phablet.”

Dengan segala fasilitas dan aplikasinya yang kian canggih, wajar bila penggunaan ponsel pintar maupun tablet tak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. “Perangkat bergerak adalah sebuah bagian yang sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat,” Deepika menyebutkan.

Lantas apa saja sih yang dilakukan orang dengan perangkatnya? David Jeffs, Head of Insights for Yahoo Southeast Asia&India, mengatakan, sebuah ponsel pintar banyak digunakan untuk berkomunikasi, hiburan, dan informasi untuk berkumpul. Sedangkan, terkait tablet, ia berujar, “Penggunaan tablet kuat di dua hal ini (komunikasi dan hiburan).”

Ia pun berujar bahwa ponsel pintar lebih banyak digunakan ketimbang tablet. Kalau ponsel pintar terlihat konsisten digunakan sepanjang hari, maka tablet justru banyak digunakan di malam hari. “Penggunaan tablet cenderung rendah pada waktu kerja,” kata David.

Deepika menambahkan, para pemilik perangkat biasanya menggunakan perangkatnya untuk mencari informasi terkait produk, perbandingan harga, hingga membaca ulasan. Hal ini dilakukan sebelum membeli produk (pre-purchase). Jenis produk yang banyak dicari tahu adalah pakaian dan sepatu, termasuk juga produk elektronik.

Selanjutnya, Yahoo dan Mindshare pun berpandangan, temuan-temuan ini penting untuk dilihat oleh para pemasar. Deepika pun memperlihatkan bagaimana belanja iklan secara mobile di Indonesia masih rendah, yakni hanya 6 persen (US$ 9 juta) dari belanja iklan digital (US$ 138 juta). Seiring dengan semakin derasnya kepemilikan perangkat pintar, angka pengeluaran sebesar US$ 9 juta itu pun ditaksir bisa mencapai US$ 97 juta pada tahun 2017.

Dia berujar, sebenarnya para pemasar sudah mengetahui bagaimana perkembangan perangkat pintar. Hanya saja, mereka belum bisa memanfaatkannya secara maksimal demi mengembangkan sebuah merek. “Perangkat pintar telah merubah perilaku konsumen dan bagaimana mereka berinteraksi dengan merek-merek. Indonesia siap untuk meningkatkan penetrasi perangkat pintarnya dalam sebuah laju yang dramatis. Artinya, para pemasar harus mempersiapkan mereknya dalam menangkap peluang ini,” tandas Deepika. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved