MasterControl, Sang Maestro Manajemen Mutu dan Manufacturing

MasterControl, Sang Maestro Manajemen Mutu dan Manufacturing

Perusahaan pengembang software bisnis ini memperoleh pendanaan dari luar setelah berkiprah selama tiga dasawarsa. Apa peran dan keistimewaan perusahaan jagoan di bidang Quality Management System dan Manufacturing Execution System ini?

Kebanyakan perusahaan startup di bidang software mencari pendanaan dari kalangan venture capital di tahap-tahap awal perjalanan bisnis mereka. Namun, MasterControl tidak demikian.

Perusahaan pengembang software Quality Management System (QMS) dan Manufacturing Execution System (MES) ini seakan-akan menunggu hingga 30 tahun untuk menggaet dana dari luar. Selama bertahun-tahun perusahaan yang bermarkas di Salt Lake City, Amerika Serikat, ini beroperasi dengan didanai para penyandang dananya.

MasterControl dikenal sebagai pengembang platform digital yang mendukung perusahaan-perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang yang terkait ilmu hayati (life sciences) seperti farmasi, kesehatan, dan peralatan medis, untuk mengembangkan, memproduksi, dan mengomersialkan produk-produk yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia (life-changing products). Slogan citranya, sebagaimana tertulis pada situs web-nya, adalah “Bringing Life-Changing Producs to More People Sooner”.

MasterControl dikenal memiliki aneka kategori produk terkait dengan manajemen dokumen. Dua produk utamanya adalah peranti lunak QMS terkemuka yang disebut Quality Excellence, serta produk MES andalan yang disebut Manufacturing Excellence.

Baru-baru ini, tepatnya pada pertengahan Desember 2022, MasterControl menerima suntikan dana investasi sebesar US$ 150 juta dari Sixth Street Growth. Dengan pendanaan itu, perusahaan software ini mencatat valuasi senilai US$ 1,3 miliar, alias masuk ke kelompok unicorn.

“Kami selama ini berupaya tumbuh secepat yang kami mampu, berbasis pada cash flow kami, selama 30 tahun terakhir,” ungkap Jonathan Beckstrand, CEO MasterControl. “Menjadi hal yang menarik kami bisa mengungkapkan cerita seperti itu ke para mitra pembiayaan potensial,” katanya lagi dengan nada bangga.

Menurut Nari Ansari, Managing Director Sixth Street Growth, pandemi Covid-19 telah memperjelas masalah yang dihadapi perusahaan di bidang kesehatan dan peralatan medis dengan ketergantungan mereka pada proses berbasis kertas. Menurut Ansari, ada keterbatasan layanan di antara bottleneck rantai pasok dan masalah mutu. Dia bahkan berani memperkirakan potensi pasar untuk produk software seperti MasterControl secara global mencapai US$ 10 miliar.

Jonathan Beckstrand, CEO MasterControl.

MasterControl didirikan pada 1993, bermula sebagai perusahaan penyedia software untuk mengontrol dokumen. Software-nya, yang bernama MasterControl Document, membantu perusahaan pengguna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja Unit Mutu dengan mengotomasi task assignment, pelacakan (tracking), review, dan persetujuan semua proses yang berbasis dokumen. MasterControl Document menjadi aplikasi inti produk Quality Management Suites perusahaan ini.

Dengan software dari MasterControl, proses penyiapan dan kontrol dokumen ditargetkan bisa berjalan lebih mulus. Target utama pelanggan MasterControl memang kalangan perusahaan farmasi dan peralatan medis. Produk software aslinya didesain untuk membantu klien melewati prosedur persetujuan regulatif dari lembaga Food and Drug Administration (FDA) di AS yang memang terkenal ketat.

Tatkala FDA mulai membolehkan perusahaan farmasi dan perusahaan lain yang bergerak di bidang life sciences untuk menggunakan rekaman elektronik (electronic record), MasterControl segera menyesuaikan kapabilitas software-nya.

Jon Beckstrand memaparkan bahwa selama sekitar 30 tahun perusahaannya telah fokus sepenuhnya pada misi untuk menyediakan produk-produk yang berpengaruh besar terhadap kehidupan (life-changing products) untuk lebih banyak orang dengan lebih cepat. Komitmen ini membawa MasterControl menghilangkan inefisiensi dalam proses manajemen mutu dan manufaktur, termasuk siklus riset dan penyediaan produk.

“Kami membantu pelanggan kami menyediakan teknologi terobosan agar mereka dapat menyediakan produk dengan lebih cepat tapi dengan biaya lebih rendah,” kata Beckstrand. Menurutnya, versi software yang lebih baru dari perusahaannya lebih bertujuan untuk mengatasi inefisiensi dalam proses produksi yang bisa menyebabkan adanya masalah mutu produk dan penundaan kehadiran produk di pasar.

Meskipun selama ini MasterControl dianggap beroperasi di bawah radar para investor ternama, perusahaan ini sudah berhasil menggaet lebih dari 1.100 perusahaan (terutama dari kalangan perusahaan farmasi dan peralatan medis) dari seluruh dunia sebagai kliennya. Termasuk sejumlah nama besar, seperti Pfizer dan Thermo Fisher Scientific. Total produk life-changing yang dipengaruhinya mencapai lebih dari 250 ribu item.

Revenue tahunannya pada 2022 diperkirakan US$ 120 juta – 140 juta. Dari angka tersebut, Annual Recurring Revenue (ARR) ―ukuran yang biasa dipakai oleh perusahaan software yang berbasis pola berlangganan― perusahaan ini sudah lebih dari US$ 100 juta.

Pencapaian ARR lebih dari US$ 100 juta pada 2021 itu merepresentasikan pertumbuhan bisnis lebih dari 30% year on year (YoY). Perusahaan ini berhasil melipatduakan revenue-nya dalam tiga tahun terakhir. Hingga akhir 2021 itu pelanggan globalnya juga sudah melebihi 1.000 perusahaan.

“Melampaui ARR US$ 100 juta menandakan adanya permintaan tinggi dari kalangan perusahaan di bidang life sciences terhadap peranti lunak QMS dan MES,” kata Beckstrand. Kebutuhan itu, menurutnya, juga didorong oleh situasi pandemi ketika vaksin dan treatment terhadap pasien Covid-19 dibutuhkan untuk cepat hadir di pasar dengan kualitas yang tinggi.

Seiring dengan sukses keuangannya itu, MasterControl juga berhasil menggaet lebih dari 100 perusahaan pelanggan yang menggunakan produk software Manufacturing Excellence, sebuah solusi untuk rekam produksi nirkertas (paperless production record), yang dapat diintegrasikan dengan sistem enterprise lainnya, seperti sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan CRM (Customer Relationship Management). Dengan proses manufaktur yang betul-betul nirkertas, perusahaan pengguna solusi Manufacturing Excellence berhasil mengurangi kesalahan terkait data (data errors) hingga 90%, mengurangi waktu telaah (review time) batch produk hingga 75%, dan mengurangi penyimpangan (deviations) hingga 25%.

Perusahaan ini juga telah meluncurkan MasterControl Insights pada Oktober 2021. Produk ini didesain untuk membantu perusahaan pelanggan dengan cepat untuk mengevaluasi data, demi pembuatan keputusan bisnis yang lebih baik. Sistem ini khususnya disediakan bagi para profesional di bidang mutu dan proses manufaktur di sektor industri yang ketat aturan (highly regulated).

MasterControl Insights menyediakan kapabilitas bagi pengguna untuk menganalisis, memvisualisasi, dan memanfaatkan data operasional untuk meningkatkan hasil bisnis. Produk ini juga memberikan dasar yang penting bagi analisis data yang lebih canggih ke depan, yang menggunakan teknologi artificial intelligence dan machine learning.

“Kami membantu pelanggan kami menyediakan teknologi terobosan agar mereka dapat menyediakan produk dengan lebih cepat tapi dengan biaya lebih rendah.”

Jonathan Beckstrand, CEO MasterControl

Pada 2021, yang notabene merupakan tahun terpaan masif pandemi Covid-19, MasterControl justru menambah jumlah karyawannya. Termasuk menambah beberapa posisi kepemimpinan kunci untuk menjamin adanya talent yang tepat untuk meneruskan pertumbuhan bisnis. “Cukup banyak inovasi di bidang bisnis berbasis ilmu hayati, dan itu terjadi dengan cepat,” kata Beckstrand.

Perkembangan dan keberhasilan MasterControl tentu tak bisa dilepaskan dari perannya. Ia sudah memimpin perusahaan ini sebagai CEO sekitar dua dasawarsa. Latar belakang profesinya adalah pengacara (lawyer) sekaligus akuntan. Ia bergabung pertama kali dengan perusahaan ini sebagai anggota pimpinan (board member) setelah ayahnya, Richard Beckstrand, seorang entrepreneur dan investor kawakan, berinvestasi pada perusahaan ini tahun 1998 ketika masih berskala bisnis kecil.

Pada 2002, ketika Beckstrand Senior membeli saham dari pemilik-pemilik lain, Jon Beckstrand pun ditunjuk sebagai CEO MasterControl. “Saya tadinya menjadi CEO sampai ditemukan seseorang lain yang pas mendudukinya, hingga ini berlanjut bukan lagi sebagai jabatan temporer,” katanya seraya tersenyum.

Ada satu cerita cukup menarik dari satu kliennya, yakni Fagron. Perusahaan yang bisnisnya menggabungkan farmasi dan pengobatan personal (personalized medication) ini mulai mengimplementasikan software manajemen mutu dari MasterControl pada 2017. Sebelumnya, perusahaan dengan market cap US$ 950 juta ini menggunakan dokumen-dokumen yang “berbasis kertas, lembar kerja spreadsheet, aneka log-book, dan beragam sistem lainnya yang dibuat sendiri.”

Menurut Matthew Seitz-Paquette, Spesialis Quality Control dari Amerika Utara, yang mengamati Fagron, perusahaan ini berhasil menghemat rata-rata 5 menit per tugas (task) dengan mengotomasi proses mutunya, yang menghasilkan penghematan tenaga kerja tahunan senilai US$ 300 ribu.

Perusahaan ini sekarang juga menguji peranti lunak manufacturing dari MasterControl, yang rencananya akan diterapkan di lokasi pertama pada Januari 2023. Harapannya, Fagron bisa memperoleh penghematan biaya hingga senilai US$ 10 juta dalam lima tahun mendatang. Memang, dalam proses terkadang error yang terjadi bisa cukup besar, sehingga harus membuang keseluruhan batch produksi.

Menurut Beckstrand, dengan adanya suntikan dana tunai dari investor, MasterControl berencana membangun software-nya dengan teknologi artificial intelligence dan machine learning, agar bisa memprediksi dan mencegah masalah mutu yang dihadapi kalangan perusahaan.

Dengan potensi resesi, Beckstrand mengakui ada tanda-tanda kehati-hatian kalangan perusahaan dibandingkan sebelumnya. Namun, menurutnya, dengan fokus MasterControl pada sektor kesehatan, ada kemungkinan bisnisnya kurang terpengaruh oleh kondisi naik-turunnya ekonomi. “Bahkan, resesi merupakan waktu yang baik untuk berinvestasi dalam bidang R&D,” katanya. (*)

Joko Sugiarsono

Armiadi Murdiansah (dari berbagai sumber)

www.swa.co.id

Sekilas Profil MasterControl

–Nama perusahaan : MasterControl Solutions Inc.

–Situs web : www.mastercontrol.com

–Tahun berdiri : 1993

–Kantor pusat : Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat

–Bidang bisnis : penyedia layanan platform software untuk manajemen mutu dan manajemen proses manufaktur

–Kategori produk : Quality Solution, Manufacturing Solution, Clinical Solution, Regulatory Solution, Supplier Solution, Development Solution, Postmarket Solution

–Tokoh kunci : Jonathan Beckstrand (Chief Executive Officer), Michelle Tanner (Chief Financial Officer), Dave Edwards (Chief Revenue Officer), Mathew M. Lowe (Chief Strategy Officer), Alex Kaplunov (Chief Technology Officer)

–Jumlah pelanggan : 1.100+ perusahaan di berbagai penjuru dunia

–Revenue : US$ 120 juta – 240 juta (dengan US$ 100 juta di antaranya berupa Annual Recurring Revenue)

–Suntikan pendanaan : US$ 150 juta dari Sixth Street Growth

–Valuasi : US$ 1,3 miliar (Desember 2022)

Dari berbagai sumber

Produk Andalan MasterControl

Sumber: www.mastercontrol.com

# Tag