Technology Trends zkumparan

Sampoerna Retail Community, Wadah Pemberdayaan Ritel Tradisional Indonesia

Sampoerna Retail Community, Wadah Pemberdayaan Ritel Tradisional Indonesia
Henny Susanto, Kepala Urusan Komersial dan Pengembangan Bisnis PT HM Sampoerna Tbk.
Henny Susanto, Kepala Urusan Komersial dan Pengembangan Bisnis PT HM Sampoerna Tbk.

Di tengah persaingan dunia ritel di Indonesia yang semakin ketat, serta makin banyaknya warung sederhana dan toko ritel tradisional yang menghilang, PT HM Sampoerna Tbk. memprakarsai lahirnya Sampoerna Retail Community (SRC). Program pemberdayaan usaha kecil-menengah (UKM) sektor ritel di bawah payung tanggung jawab sosial perusahaan “Sampoerna untuk Indonesia” bekerjasama dengan Yayasan Inotek ini bertujuan membina UKM di bidang ritel yang memiliki potensi pengembangan dalam aspek bisnis agar berkualitas dan mandiri.

SRC sesungguhnya sudah lama dirintis. Diungkapkan Henny Susanto, Kepala Urusan Komersial dan Pengembangan Bisnis PT HM Sampoerna Tbk., sejak 2008 pihaknya telah menghimpun jaringan SRC dengan lebih dari 105.000 toko kelontong yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia, termasuk kota dan kabupaten. Menurut Henny, dengan membentuk jaringan SRC, toko kelontong dapat belajar mengembangkan usaha mereka melalui manajemen tata usaha yang lebih baik dalam bentuk edukasi pengelolaan toko ataupun pendampingan berkelanjutan, serta diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan di sekitarnya melalui aktivitas sosial, penciptaan lapangan kerja, perluasan peluang usaha, dan kegiatan positif lainnya.

Toko-toko ritel tradisional binaan SRC mendapatkan bimbingan manajemen pengelolaan toko, mulai dari edukasi penataan toko, strategi pemasaran, pengembangan SDM, manajemen keuangan, hingga pelayanan pelanggan. Dengan bergabung dalam jaringan SRC, toko kelontong dapat belajar mengembangkan usaha mereka melalui manajemen tata usaha yang lebih baik dalam bentuk edukasi pengelolaan toko dan pendampingan berkelanjutan yang pada akhirnya akan meningkatkan omset bisnis. Pemilik bisnis juga menerima masukan dari sejumlah praktisi bidang ritel dan pemasaran Tanah Air, sehingga diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi sekitarnya.

Manfaat bergabung dengan SRC telah dinikmati Ketut Suarjana, pemilik toko Jevamart, Buleleng, Bali. Menurutnya, setelah bergabung dengan SRC dan mendapatkan pendampingan berkelanjutan selama lebih dari delapan tahun, tokonya berkembang pesat. Dari omset cuma ratusan ribu rupiah per hari, kini sudah berlipat ganda. Layanan yang diberikan pun semakin beragam. Tak hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari, Jevamart juga menjual aneka penganan dan minuman hasil produksi para tetangga sekitar toko. Bahkan, kini Jevamart telah menjadi pemasok bagi toko-toko lain di sekitar Buleleng.

Hal yang sama juga dirasakan Viyanti “Mami”, pemilik Kantin Amik di Medan, Sumatera Utara. Ketika Kantin Amik dibuka pertama kali di Medan tahun 2001, warungnya masih sangat sederhana. Namun setelah pada 2008 bergabung dengan SRC, perlahan-lahan Mami diajari tentang manajemen toko. “Sekarang banyak konsumen langsung datang, ramai toko ini jadinya,” kata Mami senang. Menurutnya, bergabung dalam komunitas SRC tidak melulu untuk urusan bisnis karena SRC sangat membantu dalam mendekatkan pedagang dengan pedagang lain sehingga kini dia memiliki banyak saudara dari Sabang sampai Merauke.

Kesertaan dalam SRC juga menjadi tonggak penting bagi H. Azwari “Jojo” Siregar yang membuka toko di kawasan Medan Johor. Mantan dosen yang lulusan sebuah universitas di Mesir ini mengaku, setelah bergabung dengan SRC tahun 2008, fisik toko miliknya menjadi tertata rapi sehingga konsumen yang berbelanja merasa nyaman. Akibatnya, omset pun naik tajam. Sebelumnya, omsetnya mencapai Rp 2 juta-3 juta sehari. Dengan berbagai perubahan yang dilakukan, toko SRC Fatih milik Jojo kini beromset hingga belasan juta per hari. “Dari toko saya yang biasa-biasa saja, saya belajar bahwa dengan perubahan yang drastis dari tampilan toko, akan berpengaruh ke banyak hal. Kunjungan konsumen sampai omset,” kata Jojo.

Dikatakan Henny, para anggota SRC yang telah sukses ini berinisiatif membuat Paguyuban SRC yang merupakan wadah komunikasi dan saling berbagi. Berbagai kegiatan rutin dilakukan: bazar sembako, peluncuran produk lokal, pelatihan bisnis, dll. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk penggerakan ekonomi, tidak hanya SRC tetapi juga wilayah di mana mereka berusaha.

“Kami berharap semangat mereka dan sinergi SRC ini dapat ditularkan lebih luas kepada para pelaku UKM di seluruh Indonesia,” ujar Henny. Lewat slogan “Dekat, Hemat, Bersahabat’, dia juga berharap agar masyarakat berbelanja di toko kelontong terdekat sebagai salah satu upaya mendorong ekonomi kerakyatan di sekelilingnya.

Komitmen Sampoerna, ditegaskan Henny, selain melaksanakan program SRC secara terintegrasi guna membuka peluang kerjasama dan akses pasar tanpa batas bagi pelaku UKM lokal dan pelaku ritel tradisional, juga mendorong inovasi dan pengembangan usaha jangka panjang bagi anggotanya.

Untuk itu, pada 9 Mei 2019, telah diluncurkan aplikasi Ayo SRC. Sebuah terobosan inovatif untuk memberikan kemudahan bagi para anggota SRC dalam mengelola rantai pasok toko, berhubungan dengan pelanggan, serta mendapatkan informasi dan tip bisnis yang relevan. Melalui aplikasi ini, Sampoerna ingin seluruh anggota SRC dapat memanfaatkan teknologi digital untuk lebih mengembangkan usahanya dan meningkatkan pelayanan bagi pelanggan dan Pojok Lokal, usaha mendorong ekonomi masyarakat dengan memberikan tempat promosi bagi produk UKM lokal di daerah setempat. (*)

Dyah Hasto Palupi/Nisrina Salma

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved