Vospay, Hadirkan Opsi Pembiayaan dari Berbagai Perusahaan

Vospay, Hadirkan Opsi Pembiayaan dari Berbagai Perusahaan
Tito Tambayong, CEO PT Vostropay Paramarta Nusantara.
Tito Tambayong, CEO PT Vostropay Paramarta Nusantara.

Vospay di bawah bendera PT Vostropay Paramarta Nusantara adalah fintech kredit atau pay later gateway di Indonesia yang didirikan pada 2019. Vospay merupakan sistem pay later yang memungkinkan pengguna e-commerce atau marketplace memakai layanan financing secara online. Layanan pay later ini bekerjasama dengan lembaga pembiayaan yang tidak hanya didukung oleh satu perusahaan pembiayaan, tetapi multi-perusahaan pembiayaan.

Vospay muncul sebagai opsi pembayaran di e-commerce; biasanya layanan ini berada di rumpun cicilan tanpa kartu kredit. Proses dalam mengaplikasikan Vospay: konsumen-baru bisa memilih perusahaan pembiayaan yang ingin di-apply. Misalnya, Mega Finance.

Setelah memilih lembaga pembiayaan, konsumen bisa memilih rentang waktu cicilan. Misalnya, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, atau 12 bulan. Kemudian, konsumen tinggal melakukan verifikasi dengan menggunakan one-time password (OTP). “Prosesnya sangat simpel. Di dashboard Vospay, konsumen juga bisa melihat limit kredit dan history transaksi mereka,” kata Tito Tambayong, CEO PT Vostropay Paramarta Nusantara.

Keunikan Vospay dibandingkan yang lain, layanan ini tidak hanya menyediakan pay later dari satu pembiayaan. Vospay adalah pay later gateway, sehingga konsumen bisa memilih pay later yang nyaman untuk mereka. Jika sudah menjadi konsumen, ke depan mereka hanya tinggal memasukkan nomor telepon sebagai ID di transaksi berikutnya dan kemudian bisa langsung memilih pembiayaannya (pear to pear/P2P, bank, atau multifinance).

Tidak ada batasan untuk menggunakan berapa lembaga pembiayaan. Karena, semua tergantung pada keputusan lembaga pembiayaan. Namun, setiap lembaga pasti sudah mengetahui jika seseorang telah memiliki kredit di beberapa lembaga. Apalagi jika sudah memiliki history kredit yang kurang bagus, mereka biasanya tidak akan menyetujui pinjaman.

Yang menyeleksi calon pelanggan dan memberikan credit scoring itu masing-masing lembaga pembiayaan. Namun, pihaknya mengombinasikan antara scoring konvensional dan scoring digital.

Dalam membangun ekosistem pay later, pihaknya mencoba membangun win-win solution dengan tiga pihak, dengan value prepotition membantu setiaptiap stakeholder. “Untuk financing institution, kami membantu mereka terhubung dengan digital ecosystem dan menarik konsumen dari digital ecosystem. Mereka tidak perlu membangun teknologi dan network. Kamilah yang akan menyediakannya,” kata Tito.

Untuk marketplace atau e-commerce, pihaknya membantu mereka terkoneksi ke berbagai institusi pembiayaan tanpa perlu menghubungkan satu per satu. Selain itu, Vospay juga membantu menarik user yang memiliki limit kredit. Sehingga, mereka bisa lebih efisien dalam hal bisnis dan teknis. Ketika sudah terkoneksi dengan Vospay, mereka pun sudah terkoneksi dengan institusi pembiayaan.

Untuk user, pihaknya menghadirkan opsi pembiayaan dari berbagai perusahaan. “Itu yang membedakan kami dengan pay later lain. Kalau pay later lain biasanya stand alone. Sementara kami mirip dengan Visa atau Mastercard di dunia offline. Visa dan Mastercard itu pembiayaannya bukan mereka, tetapi institusi keuangan yang tergabung dengan Visa dan Mastercard,” Tito membandingkan. Dengan begitu, user bisa mendapatkan pinjaman yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pinjaman online biasa karena Vospay rangkaian dari satu ekosistem pembiayaan.

Target Vospay adalah konsumen ekosistem digital, yang terdiri dari e-commerce, marketplace, dan online travel agent. Konsumen Vospay lainnya, lembaga pembiayaan.

Vospay sifatnya menghubungkan ekosistem pembiayaan dan ekosistem e-commerce. “Kebanyakan customer acquisition kami dari sana,” ujar Tito. Sampai sekarang sudah ada 13 partner pembiayaan dan paling banyak di multifinance, diikuti P2P. Untuk platform, Vospay telah bekerjasama dengan 30 platform.

Nilai transaksi yang didukung Vospay sampai semester I/2021 sebanyak Rp 200 miliar. Sampai akhir 2021, pihaknya menargetkan angka transaksi Rp 400 miliar sampai 500 miliar. (*)

Anastasia Anggoro S dan Dede Suryadi

www.swa.co.id

# Tag