Youngster Inc. Entrepreneur

Rollover Reaction, Bisnis Kosmetik Lokal Empat Pemudi

Naya Tinanda Nabila, CEO Rollover Reaction.
Naya Tinanda Nabila, CEO Rollover Reaction.

Awalnya adalah rasa gundah empat perempuan muda. Mereka –Naya Tinanda Nabila, Dinar Amanda, Sarah Novia, dan Novianti Haryanto– risau melihat produk kosmetik yang permintaannya sangat tinggi ternyata didominasi merek-merek asing. “Ketika itu kami melihat ada gap yang begitu besar antara produk lokal dan impor. Bahkan, banyak merek luar yang membuat kemasannya di sini. Juga dari fenomena jastip (jasa titip) yang bisa memakan waktu berbulan-bulan dengan harga mahal,” kata Dinar di Jakarta (26/9/2019).

Selulus kuliah, empat sekawan itu segera mengubah kegundahan ini menjadi bisnis. Setelah melakukan riset pada 2014, akhirnya pada 2016 bermodal Rp 1 miliar, mereka meluncurkan Rollover Reaction yang dideklarasikan sebagai “independent local beauty brand”.

Menargetkan pasar perempuan 18-35 tahun, Rollover Reaction sangat fokus mengoptimalkan platform digital. Namun di tahun keduanya, Rollover juga mendirikan flagship store di Plaza Indonesia sebagai experience center. “Kenapa kami paling aktif (di) website? Karena, dari sana kami mendapatkan data. Data itu paling penting untuk bisnis digital, dan semuanya itu organik, kami yang kontrol. Bisa dijadikan bahan evaluasi untuk ke depannya. Menurutku, itu aset yang paling penting di bisnis kami,” Dinar yang saat itu menjadi Direktur Pemasaran dan Kreatif, menjelaskan.

Produk yang dijual Rollover Reaction terbilang beragam, mulai dari kosmetik dekoratif hingga self-care dengan rentang harga Rp 50.000-200.000 per pcs. Dinar menjelaskan, produk andalan saat ini adalah lip ice cream yang multifungsi, bisa dipakai menjadi blush on dan cushion compact. Saat ini ada 68 SKU, mulai dari produk untuk mata, alis, dan bibir, sampai produk self-care seperti tisu basah untuk remove makeup dan facial mist.

Dinar menegaskan misi Rollover adalah ingin membuat ekosistem yang bukan hanya menyediakan kebutuhan perempuan dan fokus pada produk yang dijual, tetapi juga bagaimana cara menjualnya, sekaligus sistem untuk mengembangkan transaksi dan pemasarannya. Maka, dalam proses produksi, pengembangan, dan pemasaran produk, Rollover Reaction menyesuaikan dengan umpan balik dari konsumen yang didapat dari platform online yang interaksinya berjalan dua arah. “Beberapa produk kami ciptakan (muncul) karena demand dari customer. Apa yang mereka keluhkan dengan kosmetik yang sudah ada di Indonesia, kami buat. Jadi, we are very data-driven,” ungkapnya.

Menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda saat ini, Naya yang menjadi CEO Rollover Reaction menambahkan, bisnisnya sempat turut terdampak ketika awal PSBB karena keterlambatan pengiriman bahan baku, toko offline yang harus tutup, dan konsumen yang lebih memprioritaskan kebutuhan primer. Namun, ia mengungkapkan, sekitar Mei 2020 bisnis berangsur membaik. Ia berpendapat, ketika banyak orang diharuskan di rumah, akhirnya mereka bereksplorasi di toko online. “Nah, untungnya, digital kami sudah sangat kuat sehingga cukup terbantu dengan digital environment saat ini,” ujarnya.

Akibat pandemi ini, Naya mengungkapkan, yang paling terdampak adalah penjualan offline karena mal harus tutup. Ia memproyeksikan akan mengalami penurunan penjualan offline store sampai akhir tahun. Untuk beradaptasi terhadap situasi pandemi ini, mereka mengoptimalkan platform digital, termasuk mengintensifkan kanal di e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee. Perempuan kelahiran 1994 itu memproyeksikan akan ada 3 juta unique visitor sampai akhir tahun, meningkat dibandingkan tahun lalu.

Pada sisi pengembangan produk, Naya dkk. sedang mengeksplorasi dari sisi ketahanannya, menyesuaikan dengan pemakaian sehari-hari di kala pandemi. “Kami coba mengembangkan produk yang easy to use. Karena, sekarang kan semua orang disuruh pakai masker sehingga kami coba kembangkan teknologi, baik itu faceproduct atau yang lain, yang lebih bisa tahan lama dibandingkan produk sebelumnya,” Naya menjelaskan.

Sejauh ini, menurutnya, Rollover Reaction juga sudah melakukan pengiriman ke luar negeri, yaitu Singapura. Ia dan teman-temannya akan terus menggali lebih dalam peluang tersebut karena melihat prospeknya sangat bagus, bahkan tidak ada kendala berarti di tengah pandemi. “Step by step. Kami punya beberapa agenda negara yang dijadikan tujuan pengiriman direct. Tapi secara total kami ingin menjangkau seluruh Asia Tenggara di tahun ini,” ungkapnya dengan penuh semangat. Jika dulu mereka gundah, kini mereka bungah. (*)

Yosa Maulana & Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved