Youngster Inc. Siapa Dia

Felicia Putri Tjiasaka, Targetkan 100 Ribu Subscription Pertahun di Ternak Uang

Meskipun saat SMA pernah mengikuti kompetisi pasar modal yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia, Felicia Putri Tjiasaka tidak menyangka perjalanan kariernya berkutat di dunia yang sama. “Setelah lulus SMA, saya melanjutkan kuliah di President University, Cikarang, Jawa Barat, Jurusan Banking and Finance. Tahun ketiga kuliah, saya bekerja part time di Sucorinvest Central Gani. Itu pengalaman pertama saya masuk ke dunia pasar modal secara formal,” kata wanita kelahiran Pontianak, 25 Oktober 1995, ini.

Di Sucorinvest, Felicia bekerja selama dua tahun. Lalu, dia pindah ke perusahaan sekuritas lain, yakni CLSA, bertahan sekitar tiga tahun. Di kedua perusahaan itu, dia berperan sebagai analis saham di divisi riset. Ketika pandemi atau tepatnya Agustus 2020, dia resign dan full time menjadi content creator tentang seluk-beluk investasi dan pasar modal di YouTube dan media sosial lain.

Passion-nya di bidang pasar modal dibuktikannya dengan meraih runner-up dan mendapat kesempatan monitoring dari chief economist di Singapura dalam ajang DBS Asian Conference-Young Economist Stand-up 2015. Dia juga lulus ujian lisensi di pasar modal bersama 5% peserta ujian, yang datang dari seluruh Indonesia.

Setelah cukup lama bekerja sendiri sebagai kreator konten, Felicia memutuskan bergabung dengan startup Ternak Uang pada Desember 2020. Tugas dan tanggung jawabnya ialah membuat produk-produk yang menarik bagi investor, antara lain reksa dana.

Ternak Uang yang dikembangkan oleh PT Ternak Uang Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pendidikan dengan menyediakan aplikasi digital dan memungkinkan masyarakat Indonesia belajar investasi secara online. Perusahaan ini dibangun dan dikembangkan di Tanah Air dengan didukung oleh tenaga kreatif dan pengembang asli Indonesia.

Target Ternak Uang yaitu mencetak 10 juta investor baru. Tujuan akhirnya, membantu masyarakat Indonesia mengatasi financial insecurity. Dan kini, aplikasi Ternak Uang telah diunduh sekitar 60 ribu pengguna. Jumlah subscription per April 2021 tercatat 5.000 dan targetnya dalam setahun bisa mencapai 100 ribu subscription. “Keberhasilan yang kami capai adalah hasil kerja tim,” Felicia menegaskan.

Untuk lima tahun ke depan, dia berharap Ternak Uang menjadi unicorn, sehingga membantu Indonesia menjadi negara investor. Menurutnya, pada dasarnya semua orang harus jadi investor. “Investor itu bukan pekerjaan utama, tapi role atau pekerjaan kedua yang semua orang harus punya. Jadi, investor itu wajib, tapi tidak harus ke saham, sesuaikan dengan profil risiko dan tujuan masing-masing orang,” dia menyarankan.

Berinvestasi saham pertama kali dilakukan Felicia saat umur 17 tahun. Saham pertama yang dia beli: saham Astra International, karena waktu itu saham Astra sering dibahas ketika lomba pasar modal. Waktu membeli saham Astra di tahun 2013, harganya Rp 7 ribuan per saham. Di 2019, sebelum pandemi Covid-19, harga saham Astra masih Rp 7 ribuan. “Dari situ saya belajar bahwa tidak semua saham bisa kita beli dan ditinggal tidur, meski blue chips sekalipun. Apalagi, saham-saham di sektor critical seperti otomotif ditambah sekarang kena Covid-19, harganya turun Rp 5 ribuan,” dia menjelaskan.

Dari pelajaran itu, Felicia mengingatkan bahwa tidak semua saham blue chips itu worth untuk dijadikan investasi jangka panjang, sehingga ada hal yang perlu dipelajari. “Jangan sampai kita lengah menghabiskan waktu, terus nantinya malah nyalahin sahamnya. Padahal, kitanya sendiri sebagai investor yang harus belajar lebih baik,” katanya. (*)

Eva M.Rahayu/Vina Anggita

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved